Teknik Operasi Abses pada Hewan (Bedah Integumen)

Definisi

Abses adalah suatu pernimbunan nanah, biasanya terjadi akibat suatu infeksi bakteri. Jika bakteri menyusup kedalam jaringan yang sehat, maka akan terjadi infeksi. Sebagian sel akan mati dan hancur, meninggalkan rongga yang berisi jaringan dan sel – sel yang terinfeksi. 

Sel – sel darah putih yang merupakan pertahanan tubuh dalam melawan infeksi, bergerak ke dalam rongga tersebut dan setelah menelan bakteri, sel darah putih akan mati. Sel darah putih yang mati inilah yang membentuk nanah, yang mengisi rongga tersebut.

Akibat penimbunan nanah ini, maka jariing disekitarnya akan terdorong. Pada akhirnya jaringan akan tumbuh disekeliling abses dan menjadi dinding pembatas abses, hal ini merupakan mekanisme tubuh untuk mencegah penyebaran infeksi lebihj lanjut. Jika suatu abses pecah, maka infeksi bisa menyebar di dalam tubuh maupun dipermukaan kulit, tergantung pada lokasi abses.


Etiologi

Penyebab utama terjadinya abses yaitu adanya benda asing yang diikuti bakteri pyogenic. (Stapilococcus Spp, Esceriscia coli, Streptokokkus beta haemoliticus Spp, Pseudomonas, Mycobakteria, Pasteurella multocida, Corino bacteria, Achinomicetes) dan juga bakteri yang bersifat obligat anaerob (Bakteriodes sp, Clostridium, Streptokokkus, fasobakterium).

Infeksi bisa menyebar, baik secara lokal maupun sistemik. Penyebaran infeksi melalui aliran darah bisa menyebabkan sepsis. Maka dari itu penanganan abses perlu sesegera mungkin (cito). Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis.

Suatu infeksi bakteri bisa menyebabkan abses melalui beberapa cara:
  1. Bakteri masuk ke bawah kulit akibat luka yang berasal dari tusukan jarum yang tidak   steril
  2. Bakteri menyebar dari suatu infeksi di bagian tubuh yang lain
  3. Bakteri yang dalam keadaan normal hidup di dalam tubuh manusia dan tidak menimbulkan gangguan, kadang bisa menyebabkan terbentuknya abses.
  4. Peluang terbentuknya suatu abses akan meningkat jika:
  5. Terdapat kotoran atau benda asing di daerah tempat terjadinya infeksi
  6. Daerah yang terinfeksi mendapatkan aliran darah yang kurang
  7. Terdapat gangguan sistem kekebalan.

Abses bisa terbentuk di seluruh bagian tubuh, termasuk paru-paru, mulut, rektum dan otot. Abses sering ditemukan di dalam kulit atau tepat dibawah kulit, terutama jika timbul di wajah.

Teknik Operasi Abses pada Hewan (Bedah Integumen)
Abses pada Kulit


Gejala Klinis

Gejala dari abses tergantung kepada lokasi dan pengaruhnya terhadap fungsi suatu organ atau saraf.  Gejalanya bisa berupa:
  1. Nyeri
  2. Nyeri tekan
  3. Terasa hangat
  4. Pembengkakan
  5. Kemerahan
  6. Demam
Suatu abses yang terbentuk tepat dibawah kulit biasanya tampak sebagai suatu benjolan. Jika abses akan pecah, maka daerah pusat benjolan akan lebih putih karena kulit diatasnya menipis. 

Suatu abses di dalam tubuh, sebelum menimbulkan gejala seringkali terlebih dahulu tumbuh menjadi lebih besar. Abses dalam lebih mungkin menyebarkan infeksi ke seluruh tubuh.   


Jenis – jenis abses

1.  Abses Ginjal

Abses Ginjal yaitu peradangan ginjal akibat infeksi. Ditandai dengan pembentukan sejumlah bercak kecil bernanah atau abses yang lebih besar yang disebabkan oleh infeksi yang menjalar ke jaringan ginjal melalui aliran darah. 

Dalam banyak hal dalam dunia hewan, infeksi terjadi dari penyakit alat tubuh lainnya seperti - Endometritis puerperalis pada anjing betina dan kucing betina; - mammitis, pneumoni dan pharingitis pada kucing; catar bronki bernanah; distemper dan pada anak anjing; bisa juga karena infeksi pada waktu lahir, yang sering terjadi adalah akibat urogenik, dimana infeksi menyebar ke ginjal melalui kandung kencilng, pipa kencing dalam (ureter) dan pada piala ginjal (pyelum).


2.  Abses Perimandibular

Bila abses menyebar sampai di bawah otot-otot pengunyahan, maka akan timbul bengkak-bengkak yang keras, di mana nanah akan sukar menembus otot untuk keluar, sehingga untuk mengeluarkan nanah tersebut harus dibantu dengan operasi pembukaan abses.

3,  Abses Rahang gigi

Radang kronis, yang terbungkus dengan terbentuknya nanah pada ujung akar gigi atau geraham. Menyebar ke bawah selaput tulang (Ing sub-periostal) atau di bawah selaput lendir mulut(sub-muceus Ing. sub-mucosal) atau ke bawah kulit (Ing. sub-cutaneus). 

Nanah bisa keluar dari saluran pada permukaan gusi atau kulit mulut (Ing. Fistel) Perawatannya bisa dilakukan dengan mencabut gigi yang menjadi sumber penyakitnya atau perawatan akar dari gigi tersebut.

4.  Abses Sumsum Rahang

Bila nanah menyebar ke rongga-rongga tulang, maka sumsum tulang akan terkena radang. (Lat osteomyelitis) Bagian-bagian dari tulang tersebut dapat mati dan kontradiksi dengan tubuh.(Ing sequester). Dalam hal ini nanah akan keluar dari beberapa tempat (Ing. multiple fitsel).

5.  Abses Kornea mata

Penyakit pengumpulan nanah di dalam selaput bening mata. Pada hewan, abses kornea bisa terjadi pada anjing. Gigitan, goresan dan tertusuknya benda-benda asing menyebabkan terjadinya infeksi sehingga menimbulkan abses. 

Pada pemeriksaan akan didapati suatu abses berwarna kuning sebesar kepala jagung sampai sebesar butiran bera, Atau bahkan lebih besar lagi. Abses tersebut terletak di dekat pertengahan kornea mata. Umumnya abses kornea ini akibat penyakit distemper pada anjing dan kuncing.

6.  Abses dingin (cold abcess)

Pada abses ini, karena sedikitnya radang, maka abses ini merupakan abses menahun yang terbentuk secara perlahan-lahan. Biasanya terjadi pada penderita tuberkulosis tulang, persendian atau kelenjar limfa akibat perkijuan yang luas.

7.  Abses hati

Abses ini akibat komplikasi disentri amuba (Latin: Entamoeba histolytica), yang sesungguhnya bukan abses, karena rongga ini tidak berisi nanah, melainkan jaringan nekrotik yang disebabkan oleh amuba. 

Jenis abses ini dapat dikenali dengan ditemukannya amuba pada dinding abses dengan pemeriksaan histopatologis dari jaringan.

8.  Abses (Lat. abscessus).

Rongga abnormal yang beradap dibagian tubuh Ketidaknormalan di bagian tubuh, disebabkan karena engumpulan nanah di tempat rongga itu akibat proses randang yang kemudian membentuk nanah. 

Dinding rongga abses biasanya terdiri atas sel yang telah cedera, tetapi masih hidup. Isi abses yang berupa nanah tersebut terdiri atas sel darah putih dan jaringan yang nekrontik dan mencair. Abses biasanya disebabkan oleh kuman patogen misalnya: bisul.

Teknik Operasi Abses pada Hewan (Bedah Integumen)
 Abses pada anal sac
Teknik Operasi Abses pada Hewan (Bedah Integumen)
Abses Pada rahang atas

Diagnosis

Abses di kulit atau dibawah kulit sangat mudah dikenali, sedangkan abses dalam seringkali sulit ditemukan. Pada penderita abses, biasanya pemeriksaan darah menunjukkan peningkatan jumlah sel darah putih.

Untuk menentukan ukuran dan lokasi abses dalam, bisa dilakukan pemeriksaan rontgen, USG, CT scan atau MRI.

Pre-Operasi

Persiapan alat berupa scalpel, spuit untut pembersihan luka, jarum dan benang nonabsorbable serta verband. Persiapan bahan seperti rivanol, iodin atau procain. Serta untuk drainase NaCl Fisiologis Antibiotika tetes seperti penicilin tetes. Serta bahan pasca operasi seperti Antibiotika Amoxicilin, antiradang dan vitamin A

Anestesi yang digunakan ialah anestesi lokal ataupun umum tergantung sulit tidaknya penanganan hewannya serta lokasi dan keparahan dari abses tersebut.

Teknik Operasi

a. Teknik Operasi Abses

Operasi abses dapat dilakukan bila absesnya sudah matang. Cirinya adalah adanya tonjolan pada kulit, berdinding tipis, lunak, elastis, mengkilat, terdapat elevasi kulit, kadang bulu rontok disekitar abses dan proses peradangan sudah berhenti. 

Jika dilakukan operasi pada abses yang telah masak maka penyembuahannya akan lebih cepat. Daerah sekitar abses dicukur, dibersihkan dan didesinfeksi, dialkukan anestesi lokal. Insisi bagian ventral abses, nanah dikeluarkan. 

Dilakukan curetag agar jaringan yang nekrosis dan sebagian jaringan yang sehat terambil agar terjadi luka baru sehingga kesembuhan cepat terjadi. Irigasi dengan rivanol, atau procain diberi antibiotika dan kulit dijahit secara terputus dengan benang nonabsorbable.

Prinsip penanganannya adalah mengeluarkan eksudat, termasuk mengeluarkan benda-benda asing dari rongga abses. Eksudat dikeluarkan dengan jalan dibuat drainage.


Teknik Operasi Abses pada Hewan (Bedah Integumen)
Proses Operasi Penanganan Abses

b. Teknik Operasi Abses Regio Buccalis Kucing

Anamnese dari pemilik didapatkan keterangan bahwa kucing ini telah mengalami abses setahun yang lalu. Abses tidak kunjung sembuh malah semakin lama semakin membesar. 

Kucing ini sulit dihandle sehingga pemilik merasa kesulitan untuk mencoba mengobati sendiri. Tindakan penanganan yang tepat perlu segera dilakukan mengingat abses semakin membesar dan juga terdapat fistula di regio buccalis.

Setelah kucing terbius, bagian buccalis dicukur dan dilakukan pemeriksaan mulai dari regio buccalis hingga ke cavum oris untuk melihat apakah abses disebabkan karena ginggivitis atau hanya luka trauma dari regio buccalis saja. 

Hasil pemeriksaan di cavum oris, terlihat mukosa mengalami peradangan di bagian atas ujung dari dentes molaris. Hal ini menunjukkan bahwa causa dari abses berasal dari alveolitis. 

Alveoltis bisa didahului oleh ginggivitis karena adanya trauma oleh makanan yang keras/tajam seperti tulang atau duri ikan. Tindakan selanjutnya isi abses dibersihkan dengan air, setelah bersih kucing dibawa kemeja operasi. 

Dibuat sayatan di ventral mandibula untuk memudahkan proses drainage. Luka abses dibersihkan dengan NaCl fisiologis hingga cairan benar-benar bening.


Teknik Operasi Abses pada Hewan (Bedah Integumen)
Abses Regio Buccal


Teknik Operasi Abses pada Hewan (Bedah Integumen)
Radang Mukosa Caudo Dentes Molares Dorsalis

Kassa yang telah dibasahi rivanol 0,1% digunakan untuk membersihakan luka bagian dalam. Antibiotik kombinasi penisilin streptomisin diteteskan ke dalam bagian abses untuk membunuh bakteri pyogenes (Staphylococcus spp). 

Bagian dalam abses dimasukkan kassa yang telah dibasahi rivanol 0,1% dan diikatkan pada lubang drainage. Terakhir, regio yang mengalami abses dibalut dengan verband.


Teknik Operasi Abses pada Hewan (Bedah Integumen)
Pemasangan perban

Pasca Operasi

Pengobatan abses juga dapat menggunakan antibiotik. Salah satu contoh antibiotic yang dapat diberikan pada kondisi abses ialah penstrep (Penisilin sreptomisin). 

Penicillin dan streptomisin merupakan agen bakterisida yang berspektrum luas dan efektif membunuh bakteri gram positif. 

Penicillin  memiliki struktur beta laktam yang mampu menghambat sintesis dinding sel bakteri dengan menghambat enzim bakteri yang diperlukan untuk pemecahan sel dan sintesis selular.

Perawatan post operasi dilakukan di rumah pemilik,  diberi amoxicillin selama 7 hari dua kali sehari dosis 20 mg/kg BB. 

Tujuan pemberian antibiotik berspektrum luas adalah untuk mencegah infeksi sekunder akibat dari bakteri-bakteri pyogenes (Staphylococcus spp.; Escherichia coli; b-hemolytic Streptococcus spp.; Pseudomonas; Mycoplasma and Mycoplasma-like organisms (L-forms); Pasteurella multocida; Corynebacterium; Actinomyces spp.; Nocardia). 

Perband\ dibuka sekitar hari keempat bila daerah bekas abses tidak lagi mengeluarkan cairan. Treatment dilanjutkan dengan mengolesi luka dengan peru balsem 10% untuk merangsang proses granulasi.


Referensi :

Hill’s Pet Nutrition. 2011.Anal Sac Abscess. Trademarks owned by Hill’s Pet Nutrition, Inc.

Naeini, AB, Jahromi AR and Mehrshad S. 2010. Bilateral abscesses of the maxillary carnassial teeth in a female Pekinese.  Turk. J. Vet. Anim. Sci. 34(5): 461-464

Sudisma, IGN. 2006. Ilmu Bedah Veteriner Dan Teknik Operasi. Pelawa Sari. Denpasar.
Teknik Operasi Abses pada Hewan (Bedah Integumen) Teknik Operasi Abses pada Hewan (Bedah Integumen) Reviewed by kangmaruf on 6:31 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.