SEMEN BEKU
LEARNING OBJECTIVE
1.
PROSES PEMBUATAN SEMEN BEKU
2.
KANDUNGAN KOMPOSISI SEMEN
Proses Pembuatan Semen Beku
Preservasi Semen pada Domba
Penampungan Semen
Penampungan semen dilakukan dengan
vagina buatan yang terdiri atas tabung karet yang berlubang pentil, karet inner
liner, karet pengikat, corong karet, dan tabung penampung berskala. Air panas
(40-52oC) dimasukkan ke dalam vagina buatan melalui lubang pentil hingga
mencapai setengah bagian, kemudian lubang pentil ditutup dan dipompa.
Kekenyalan vagina buatan diukur dengan jari jika dirasakan cukup, karet bagian
luar vagina buatan diberi vaselin hingga 1/3 bagian panjangnya. Domba betina
pemancing (teaser) dimasukkan ke dalam service create, selanjutnya domba
pejantan dibiarkan mendekati domba betina pemancing beberapa kali untuk
meningkatkan libido dan setelah domba pejantan menaiki pemancing, bagian
preputium dipegang, ujung penis diarahkan ke lubang vagina buatan dengan posisi
miring. Semen yang tertampung segera dievaluasi secara makroskopis dan
mikroskopis.
Pengenceran Semen
Setelah diketahui jumlah volume
pengencer sampelsemen dibagi dua bagian, satu bagian diencerkan dengan
Sitrat-kuning telur dan satu bagian lagi diencerkan Tris-kuning telur melalui
metode pengenceran satu tahap (one step method). Pengenceran dengan
metode satu tahap, dilakukan dengan cara memasukkan pengencer melalui dinding
gelas erlenmeyer yang berisi semen secara perlahan hingga seluruh pengencer
tercampur homogen. Pencampuran antara semen segar dan pengencer dilakukan pada
suhu kamar atau menggunakanwater bath bersuhu 30oC.
Ekuilibrasi
Proses ekuilibrasi dilakukan setelah
sampel semen dicampur dengan masing-masing bahan pengencer pada gelas
erlenmeyer yang telah diberi label SKT (sitratkuning telur) dan TKT
(tris-kuning telur), berlangsung selama 2 jam di dalam lemari pendingin (refrigerator)
bersuhu 5oC. Selama proses ekuilibrasi berlangsung, sampel semen pada setiap
perlakuan pengencer sitrat dan tris-kuning telur dilakukan penambahan gliserol
sebanyak 7% dari total volume pengencer secara perlahan-lahan melalui dinding
gelas Erlenmeyer (proses gliserolisasi) sampai seluruhnya tercampur merata.
Pengisian straw (packing)
Pengisian straw dilakukan dengan
menggunakan filler (mikropipet) yang dihubungkan dengan slang plastik pada alat
penghisap. Bagian ujung ministraw yang terbuka ditutup dengan cryoseal atau
alat sealer. Ministraw dibedakan dalam tiga warna yaitu biru untuk tingkat
perlakuan laju penurunan suhu 7oC/menit; kuning untuk tingkat perlakuan laju
penurunan suhu 13oC/menit, dan merah untuk tingkat perlakuan laju penurunan
suhu 20oC/menit. Sedangkan untuk membedakan jenis pengencer straw ditandai
kertas label SKT dan TKT, setiap perlakuan diulang 4 kali.
Pembekuan Semen
Pembekuan semen dilakukan secara manual
menggunakan kotak styrofoam, yang dibagi menjadi tiga ruang pembekuan yang
sama. Di dalam setiap ruang pembekuan terdapat wadah aluminium penampung N2
cair, dan rak tempat straw dengan ketinggian berbeda, berturut-turut 10, 11 dan
12 cm dari permukaan N2 cair. Bagian atas kotak Styrofoam diisolasi dengan kaca
setebal 5 mm, dan pada setiap ruangan diberi lubang untuk memasukkan sensor
thermometer digital saat mengamati suhu pembekuan. Proses pembekuan pada setiap
ruangan, diawali dengan menuangkan N2 cair ke dalam wadah aluminium pada setiap
ruang pembekuan setinggi 5 cm. Selanjutnya straw diletakkan pada rak-rak yang
ada, dengan bagian atas ditutup kaca sebagai isolator. Untuk memperoleh suhu
pembekuan yang berbeda, straw dibekukan hingga –80oC pada tiga tingkat suhu uap
N2 yaitu -95, -105, dan -135oC, yaitu dengan cara mengatur ketinggian rak
tempat straw dari permukaan N2 cair, setinggi 12, 11, dan 10 cm. Straw warna
biru dibekukan pada ketinggian rak 12 cm di atas permukaan N2 cair, selama 2
menit 50 detik, straw kuning pada ketinggian rak 11 cm selama 1 menit 55 detik,
dan straw merah pada ketinggian 10 cm selama 1 menit 45 detik, hingga mencapai
suhu pembekuan –80oC.
Evaluasi Semen Beku
Evaluasi semen beku dilakukan setelah
straw di thawing di dalam minitub bersuhu 39oC selama 2 menit, sampai semen
dalam straw benar-benar mencair, kemudian sampel semen dikeluarkan untuk
dievaluasi secara mikroskopis sesuai dengan peubah yang diamati (Herdiawan.,
2004).
Preservasi Semen pada Anjing
Spermatozoa dapat bertahan hidup pada
ejakulat tanpa pengencer dalam waktu yang singkat sampai maksimal 21 jam.
Apabila semen akan digunakan dalam waktu yang agak lama misalnya dikirim ke
luar kota maka semen perlu diencerkan dan didinginkan.
Pengencer ditambahkan ke semen untuk
mengubah buffer PH; untuk memberikan sumber energi bagi spermatozoa; untuk
mencegah pertumbuhan bakteri; dan untuk mencegah kerusakan spermaozoa selama
pendinginan, pembekuan, thawing. Beberapa pengencer dapat digunakan untuk
pendinginan semen maupun untuk pembekuan semen; dan krioproektan seperti
gliserol diperlukan hanya pada pengencer yang digunakan untuk semen beku.
Penegencer semen anjing secara komersial telah tersedia, tetapi komposisinya
tidak tertulis atau dirahasiakan oleh perusahaan tersebut.
Buffer digunakan untuk menjaga
keseimbangan ion dan PH di dalam larutan pengencer. pH optimal dari pengencer
semen adalah 6,75 sampai 7,5; osmolalitas optimum adalah 300 sampai 325 mOsm.
Penggunaan zwitterionik buffer seperti tris (hydroxymethil) aminomethane
(TRIS), dan potassium buffer, seerti potasium hydroxide, telah dilaporkan pada
pengencer semen anjing. Sodium sitrat mengikat logam berat pada plasma seminal.
Glukosa, dekstrosa, dan laktosa telah
telah dijelaskan sebagai sumber energi pada penegncer semen anjing. Cairan
seminal anjing mempunyai konsentrasi fruktosa yang sangat rendah dibandingkan
cairan seminal pada spesies lain, kemungkinan disebabkan karena anjing jantan
tidak mempunyai vesikula seminalis. Fruktosa dapat digunakan sebagai sumber
energi pada spermatozoa anjing.
Kuning telur dan gliserol adalah
komponen yang paling sering digunakan dalam pengencer semen anjing untuk
melindungi spermatozoa dari cold shock dan kerusakan selama pembekuan dan
thawing. Persentase spermatozoa motil ynag progresif sesudah pembekuan adalah
tertinggi dengan menggunakan pengencer yang mengandung kuning telur 20 % dari
volume, dibandingkan dengan 5 atau 10 %. Gliserol mempunyai berat molekul
rendah sehingga dapat memasuki sel spermatozoa dan mengikat air intraseluler,
menurunkan pemebentukan es intraselluler dan membantu menghilangkan air dari
sel secara perlahan.
Pengawetan semen dengan pendinginan
Persentase sperma motil yang progresif
pada sampel yang diawetkan dengan pendinginan pada 4° sampai 5°C menurun secara
gradual dengan waktu. Penurunan motilitas yang nyata terjadi lebih cepat pada
pengencer yang mengandung 20% kuning telur dari pada pengencer susu skim. Jika
susu skim digunakan harus dipanaskan 92°-95° C selama 10 menit untuk denaturasi
enzim dalam susu. Untuk mengoptimalkan angka kebuntingan, pengawetan semen
anjing dengan pendinginan terbaik digunakan dalam 48 jam setelah koleksi. Semen
anjing biasanya diawetkan pada rata-rata 1 bagian semen ke 2-3 bagian
pengencer.
Tahapan untuk mendinginkan semen :
Pertama kali dilakukan evaluasi dari
kesehatan reproduksi pejantan dengan pemeriksaan fisik lengkap dan evaluasi
semen, termasuk kultur semen dan serologi Brucella canis, dan uji
untuk gangguan genetik yang khusus untuk ras tersebut. Koleksi semen dapat dilakukan
dengan masturbasi pada anjing.
Kemudian pisahkan fraksi kedua (yang
kaya spermatozoa) dengan mengganti tabung selama koleksi. Encerkan fraksi yang
kaya sperma dengan pengencer I (lihat tabel) pada temperaur kamar, pada rasio 1
bagian semen dengan 2 bagian pengencer. Simpan semen yang telah di encerkan di
dalam tabung sentrifus dan utup yang rapat. Masukkan pada kotak styrofoam yang
lebih besar dengan 2 ice pack beku, bungkus dengan koran. Kirin ke
tempat betina yang membutuhkan sesegera mungkin, idealnya dalam waktu 24 jam.
Pengiriman dapat dilakukan dengan
thermos es yang diisi dengan pecahan es. Tabung sentrifus plastik yang telah
diisi semen tersebut ditutup rapat kemudian dilindungi dengan menempatkanya
didalam kantung yang tertutup, seperti kantung plastik dengan tabung yang
berisi semen kemudian ditempatkan dalam thermos diatas pecahan es dan kemudian
ditutup yang rapat. Semen harus dengan hati-hati dihangatkan lagi ke suhu 30-35
° C sebelum digunakan untuk inseminasi.
Pengawetan semen dengan pembekuan
Penggunaan semen beku untuk IB pada
anjing tidak seluas seperti pada sapi atau kuda. Anjing jantan harus mempunyai
kualias semen ynag sangat bagus dan betina yang akan diinseminasi dengan semen
tersebut harus sudah dewasa dan tidak ada gangguan infertilitas atau penyakit
pada saluran reproduksinya.
Semen dapat dibekukan di dalam ampul,
dalam straw atau dalam pelet. Pelet dibuat dengan mendinginkan semen yang
diencerkan dimasukkan kebagian 50-100µl ke dalam solid dry ice, da
kemudian disimpan dalam vial nylon yang berlubang pada nitrogen cair. Straw
polyvinylchloride (PVC) bervolume 0,25 atau 0, 50 ml dapat diisi
dengan semen yang telah diencerkan dan didinginkan, tutup pada ujung akhir dan
tutup pada bagian lain, diuapkan diatas uap nitrogen cair dan kemudian straw
dimasukkan ke dalam nitrogen cair.
Rata-rata pemebekuan semen anjing yang
optimal tergantung pada pengencer dan krioprotektan yang digunakan dan volume
dari sampel. Nilai rata-rata pemebkuan dilaporkan bervariasi dari 1, 89 ˚C ke 5
˚C permenit sampai sampel mencapai - 5˚C, kemudian 10˚C ke 20 ˚C per menit
sampai sampel mencapai - 100˚C, sesudahnya sampel dimasukkan ke dalam nirogen
cair.
Menjelang penyimpanan jangka panjang
semen beku, sempel dari pelet aau straw yang mengandung semen beku yang telah
di masukkan ke nitrogen cair paling tidak 5 menit kemudian harus di thawing dan
dievaluasi untuk mendapatkan kualitas semen posthawing. Motilitas progresif
adalah parameter yang paling sering dinilai untuk evaluasi kualitas spermatozoa
anjing yang dithawing setelah pembekuan. Persentase spermatozoa motil yang
progresif menurun setelah thawing, dengan nilai yang dilaporkan adalah kurang
lebih 50-60%.
Total konsentrasi 100x 106 spermatozoa/
ml digunakan secra rutin untuk pembekuan. Tetapi sewaktu semen dengan kuaitas
yang tinggi separuh dari konnsentrasi tersebut, misalnya 50x106spermatozoa
dapat digunakan. Dosis IB dari 100-150 juta spermatozoa hidup telah dihubungkan
dengan angka konsepsi 75% atau lebih tinggi, tergantung pada kesehatan
reproduksi anjing betina waktu inseminasi , dan penempatan semen dalam saluran
reproduksi betina.
Metode pembekuan semen anjing telah
banyak dilaporkan termasuk teknik menggunakan pengencer dan material. Salah
satunya adalah semen yang sudah diencerkan dimasukkan langsung kedalam nirogen
cair dan teknik menggunakan methanol sebagai media pembekuan.
Tahapan untuk memproduksi semen beku :
Setelah anjing jantan dievaluasi
kesehatan reproduksinya lengkap seperti pada proses untuk pendinginan semen.
Pisahkan fraksi yang kaya spermatozoa dengan mengganti tabung selama koleksi.
Tambahkan pengencer I, pada suhu kamar, pada perbandingan 1:1. Tempatkan pada
suhu refrigerator selama 1 jam. Label 0, 5 ml straw dengan memberikan nomor
identitas, nomor hewan, ras, dan tanggal. Tambahkan 2 bagian pengencer II, pada
suhu refrigerator , pada empet bagian 0,5 ml selama periode 45 menit untuk
konsentrasi final gliserol 4%. Isi straw 0,5 ml, masukkan gelembung udara untuk
mencegah ledakan sumbat selama pembekuan, tutup straw , dan tempatkan di suhu
refrigerator selama paling tidak 1, 5 jam. Isi dasar dari kotak styrofoam
dengan nitrogen cair. Tempatkan straw pada rak 5 cm di atas permukaan nitrogen
cair selama 6 menit, kemudian jatuhkan straw ke dalam nitrogen cair. Sesudah
paling tidak 5 menit, pindahkan ke kontainer dan thawing satu straw (60 detik
pada waterbath 37 oC) untuk menilai kualitas semen post-thawing. Pengiriman
sampel semen dalam kanister yang mengandung nitogen cair atau uap nitrogen cair
dalam dry shipper. Yang terakhir akan bertahan selama 1-3 minggu ; recharge
kanister pada saat kedatangan ditempat tujuan atau timbang setiap hari untuk
mengetahui berkurangnya nitrogen cair dan mungkin hawing satu straw. Informasi
yang harus dikirim dengan semen termasuk petunjuk thawing, jumlah spermatozoa
dalam setiap straw, dan persentase progresif motilitas setelah thawing.
Pengencer untuk pendinginan semen :
komponen diencerkan dalam 1000 ml air
Pengencer 1:14, 5 gr Na sitrate ; 12,5 g dekstrose; 250 ml kuning telur; 1000 U/ml K penicillin; 1000µg/ ml streptomisin.800 gr cream (12 % lemak); 200 gr kuning telur ; 1000 U ml benzyl penicillin, 1 mg/ml dihydrostreptomycin.Pengencer untuk semen beku : komponen diencerkan dalam 1000 ml air
Pengencer 1:14, 5 gr Na sitrate ; 12,5 g dekstrose; 250 ml kuning telur; 1000 U/ml K penicillin; 1000µg/ ml streptomisin.800 gr cream (12 % lemak); 200 gr kuning telur ; 1000 U ml benzyl penicillin, 1 mg/ml dihydrostreptomycin.Pengencer untuk semen beku : komponen diencerkan dalam 1000 ml air
Pengencer II:14, 5 gr Na sitrate ; 12,5 gr dekstrose; 250 ml kuning telur;
1000 U/ml K penicillin; 1000µg/ ml streptomisin; 80 ml gliserol 29 gr TRIS;
13,2 gr sodium sitrate; 12,5 gr fruktosa; 200 ml kuning telur; 80 ml gliserol
Thawing
Thawing
Straw di thawing dalam
water bath (thermos) pada 70˚C selama 8 detik. Sesudah thawing, straw
harus dipegang secara vertikal, ujung filter dibawah dan penutup (segel ) di
atas, kemudian diketok dengan jari agar gelembung udara ditengah straw
berpindah keatas. Straw dipotong pada segelnya dan satu tetes semen ditempatkan
pada mikroskop slide pada temperatur 37 ˚C dan periksa dengan mikroskop untuk
mengetahui kualitas sesudah thawing. Sering spermatozoa perlu beberapa waktu
untuk mulai bergerak sesudah thawing, tetapi 2 menit pada plat penghangat sudah
cukup untuk mengembalikan motilitasnya.
Pengenceran semen terdiri dari buffer, lemak, nutrisi, antibiotic dan gliserol:
·
Buffer berguna mengontrol pH (yang berupa buffer ialah sodium sitrat,
kuning telur, dll)
·
Lemak : melindungi membran sitoplasma dari suhu (susu skim dan kuning
telur)
·
Nutrisi : mempertahankan metabolisme sel spermatozoa (glukosa dan fruktosa)
·
Antibiotic : menekan pertumbuhan bakteri (penisilin dan gentamisin sulfat)
·
Gliserol : melindungi spermatozoa ari efek merusak dari proses pendinginan
·
Sitrat : memperbaiki daya hidup spermatozoa, sebagai pengganti penyanggah
fosfat dalam pengenceran kuning telur yang berguna untk preservasi daya hidup
dan fertilitas spermatozoa (Anonim., 2008).
Kandungan Komposisi Semen
Komposisi semen murni :
·
Fructosa : berguna bagi spermatozoa sebagai sumber energi dalam bergerak.
·
Asam nitrat : menggumpalkan semen setelah ejakulasi
·
Spermin : memberikan bau khas pada sperma.
·
Seminim : merombak lisis sehingga semen mengencer
·
Prostaglandin : untuk melancarkan pengangkutan spermatozoa dalam saluran
kelamin jantan dan betina
·
Elektrolit terutama Na, K, Zn, Mg untuk memelihara ph plasma seman
·
Enzim pembuahan, inhibitor, hormon dan asam amino serta protein (Anonim.,
2008).
Analisis sperma :
·
Bau saat normalnya khas, tajam dan tidak berbau
·
Warna normal yakni seperti lem, kanji atau putih kelabu
·
Volume ; semen pada sapi dan domba mempunyai volume rendah tetapi
konsistensinya tinggi, sedangkan semen kuda dan babi merupakan cairan yang
lebih voluminous tetapi dengan konsentrasi sperma rendah.
·
Koagulasi ; semen normal setelah ejakualsi segera menggumpal. Bila langsung
encer ketika ditambpung berarti ada gangguan pada vesikula seminalis
·
Viskositas ; kekentalan semen diperiksa dengan alat yang disebut
viscometer. Secara sederhana dapat dilakukan dengan jalan mencelupkan batang
kaca ke objek yang sudah ditetei semen, diangkat pelan diukur tinggi benang
yang terjadi antra batang kaca dan objek sampai batas putus, dan normalnya 3 –
5 cm.
·
PH ; semen diteteskan dengan batang kaca pada kertas PH berukuran warna
petunjuk, dan setiap spesies warna tersebut berbeda – beda.
·
Motilitas ; Jumlah yang bergerak maju ialah jumlah spermatozoa semua
dikurangi jumlah mati. Dianggap normal jiak motil laju > 40 %. Menurut Rehan
et al. yang normal % motilnya ialah 63 ± 16 SD dengan range 10 – 95, namun
penelitian melaporkan spermatozoa yang tidak bergerak belum tentu mati, mungkin
ada sesuatu zat cytotoxin atau antibody yang membuat nya tidak bergerak.
·
§ Morfologi ; Semen diwarnai dengan giemsa untuk melihat morfologinya,
faktor yang membuat abnormal : penyakit alergi, terlalu sering ejakulasi,
gangguan pada epididimis, stress dan gangguan hormonal dan saraf (Wildan.,
1992).
Pada kancil warna semennya kekuningan,
densitas kental, volume 30µl, konsentrasi 102.75±17.8x106 spermatozoa/ml,
motilitas 40±1.1%, abnormalitas 21.03±1.05%, viabilitas 63±9.3%. Seminal plasma
kancil mengandung protein 65 mg/100ml, 10,2-11.5 mg/100ml fruktosa, 22.07-24.5
mg/100ml sorbitol, 35.03-40.12 mg/100mlasam sitrat, 91.1-94.7 mg/ 100ml sodium,
0.1 mg/100ml potasium, 12.8-124.4 mg/100ml kalsium, 0.8-126.6 mg/100ml
magnesium dan 10.17-11.2 mg/100ml khlorida. Pada SDS PAGE ditemukan sebanyak
masing-masing 11 protein pada kisaran 15-218 kDa, dan pada kisaran 38-296 kDa.
Morfologi spermatozoa kancil mirip
dengan spermatozoa ruminasia atau hewan domestik umumnya. Kepala pada
spermatozoa berbentuk pipih dengan ujung membulat berukuran panjang 5.6µm dan
lebar 4.8µm. Panjang keseluruhan spermatozoa (kepala-ekor) pada kancil yaitu
36.52µm. Berdasarkan ukuran, spermatozoa kancil adalah yang terkecil diantara
hewan ruminansia. Akrosom dan membran spermatozoa kancil masing-masing
mengandung senyawa yang berperan pada proses fisiologis spermatozoa, yaitu
senyawa karbohidrat dengan residu gula galaktosa 1-3 dan D-N-Asetilgalaktosamin
dan karbohidrat dengan residu gula D-N-Acetilglukosamin dan sialic acid.
Pada uji daya tahan/daya hidup, pada
spermatozoa dengan medium tris-kuning telur yang disimpan pada 4oC selama 5
hari, motilitas spermatozoa hilang pada hari pertama penyimpanan, sedangkan
viabilitas masih ditemukan sampai dengan hari kelima penyimpanan. Pada
percobaan fertilisasi in vitro antara spermatozoa kancil dengan oosit mencit,
terlihat spermatozoa kancil dapat memasuki oosit (tanpa zona pelusidal) dan
membentuk pronukleus (http://web.ipb.ac.id/).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim., 2008. Reproduksi dan Konservasi Hewan. Bag.Reproduksi dan Kebidanan. FKH.UGM. Yogyakarta.
Herdiawan., 2004. Pengaruh Laju Penurunan Suhu dan Jenis Pengencer Terhadap Kualitas Semen Beku Domba Priangan.
Wildan, Yatim. Reproduksi dan Embriologi.1994. Tarsito. Bandung.
http://web.ipb.ac.id/
SEMEN BEKU
Reviewed by kangmaruf
on
1:06 AM
Rating:
No comments: