1. Sesuai dengan ayat
dalam Al Qur'an Al Karim ;
a. Mereka menanyakan
kepadamu: "Apakah yang dihalalkan bagi mereka?" Katakanlah:
"Dihalalkan bagimu yang baik-baik dan (buruan yang ditangkap) oleh
binatang buas yang telah kamu ajar dengan melatihnya untuk berburu, kamu
mengajarnya menurut apa yang telah diajarkan Allah kepadamu, Maka makanlah
dari apa yang ditangkapnya untukmu, dan sebutlah nama Allah atas binatang
buas itu (waktu melepasnya). Dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya
Allah amat cepat hisab-Nya". (Al Maidah 4)
b. Diharamkan bagimu
(memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas
nama selain Allah, yang tercekik, yang dipukul, yang jatuh, yang ditanduk,
dan yang diterkam binatang buas, kecuali yang sempat kamu menyembelihnya,
dan (diharamkan bagimu) yang disembelih untuk berhala. Dan (diharamkan
juga) mengundi nasib dengan anak panah, (mengundi nasib dengan anak panah
itu) adalah kefasikan. Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa
untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka
dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu
agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai
Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan
tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha
Penyayang. (Qs. Al Maidah 3)
c. Dan tiadalah
binatang-binatang yang ada di bumi dan burung-burung yang terbang dengan
kedua sayapnya, melainkan umat-umat (juga) seperti kamu. Tiadalah Kami
alpakan sesuatupun di dalam Al Kitab, kemudian kepada Tuhanlah mereka
dihimpunkan. ( Qs. Al Anfaal 38 )
2. Sesuai dengan
beberapa Hadits Riwayat Bukhori Muslim ;
a. 682 Diriwayatkan daripada Saidatina Aisyah r.a, isteri
Nabi s.a.w katanya: Aku mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Ada empat
jenis binatang jahat yang boleh dibunuh di tanah halal ataupun di tanah
haram, yaitu burung elang, burung gagak, tikus dan anjing liar.
b. 683 Diriwayatkan daripada Abdullah bin Umar r.a katanya:
Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Tidak berdosa bagi orang yang membunuh
lima jenis binatang walaupun di tanah haram dan mereka pula dalam keadaan
berihram. Binatang - binatang tersebut ialah tikus, kalajengking, burung
gagak, burung elang dan anjing liar.
c. 914 Diriwayatkan daripada Abi Mas'ud al-Ansari r.a
katanya: Sesungguhnya Rasulullah s.a.w melarang (memanfaatkan) hasil
penjualan anjing, hasil pelacuran dan mengupah tukang tilik.
d. 915 Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya:
Sesungguhnya Rasulullah s.a.w memerintahkan supaya membunuh anjing.
e. 916 Diriwayatkan daripada Ibnu Umar r.a katanya:
Rasulullah s.a.w pernah bersabda: Sesiapa yang memelihara anjing selain
dari anjing untuk menjaga ternakan dan anjing untuk berburu, maka setiap
hari pahala amalannya dikurangkan sebanyak dua qirat (kinayah yaitu ibarat
bagi ganjaran pahala yang sangat besar).
f. 917 Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya:
Daripada Rasulullah s.a.w, baginda bersabda: Sesiapa yang memelihara anjing
selain dari untuk berburu atau menjaga ternak dan ladang, maka setiap hari
pahala amalannya akan berkurang sebanyak dua qirat
g. 918 Diriwayatkan daripada Sufian bin Abu Zuhair r.a
katanya: Aku pernah mendengar Rasulullah s.a.w bersabda: Sesiapa yang
memelihara anjing bukan untuk menjaga ladang atau ternak, maka setiap hari
pahala amalannya akan berkurang sebanyak satu qirat.
h. 1135 Diriwayatkan daripada Adiy bin Hatim r.a katanya:
Wahai Rasulullah, aku telah melepaskan anjing-anjing yang sudah terlatih
untuk berburu, anjing-anjing tersebut membawa binatang buruan itu kepadaku.
Aku telah membaca Bismillah (menyebut nama Allah) padanya.
Baginda bersabda: Apabila kamu menyuruh anjingmu yang telah terlatih dan
kamu telah menyebut nama Allah atasnya, maka makanlah binatang
buruan itu. Aku bertanya: Sekalipun anjing-anjing itu telah membunuhnya?
Baginda menjawab: Ya, sekalipun anjing-anjing itu telah membunuhnya jika
tidak ada anjing lain yang turut bersamanya. Aku bertanya lagi kepada
baginda: Bagaimana jika aku memburu binatang dengan menggunakan panah lalu
terkena tidak melalui matanya. Baginda menjawab: Apabila kamu memburu
dengan menggunakan panah lalu terkena melalui matanya, maka makanlah.
Tetapi jika terkena dari bahagian belakangnya (bukan dengan matanya) maka
janganlah kamu makan.
i. 1136 Diriwayatkan daripada Abu Sa'labah al Khusyani r.a
katanya: Aku telah datang menemui Rasulullah s.a.w lalu berkata: Wahai
Rasulullah, kami tinggal di bumi satu kaum dari kalangan Ahli Kitab. Kami
makan dengan menggunakan bekas mereka dan di situ aku berburu. Aku berburu
dengan menggunakan panah, terkadang dengan menggunakan anjingku yang telah
terlatih dan terkadang pula dengan menggunakan anjingku yang tidak
terlatih. Ceritakanlah kepadaku apa yang halal untuk kami dari semua itu.
Baginda bersabda: Apa yang kamu katakan bahwa kamu tinggal di negeri kaum
Ahli Kitab lalu kamu makan dengan menggunakan bekas (wadah) mereka,
sekiranya kamu boleh dapati selain dari bekas (alat makan) mereka,
janganlah kamu makan di dalam bekasnya. Kalau kamu tidak dapati selainnya,
basuhlah dahulu dan makanlah di dalam (alat) bekasnya. Mengenai kamu
berburu di tanah pemburuan, apa yang kamu lontar dengan panah sebutlah nama
Allah kemudian makanlah dan mengenai hasil buruan yang kamu dapatkan dengan
menggunakan anjingmu yang telah terlatih, sebutlah nama Allah kemudian
makanlah. Adapun hasil buruan yang kamu dapatkan dengan menggunakan
anjingmu yang tidak terlatih, jika kamu dapat menyembelihnya, maka
makanlah.
j. 1235 Diriwayatkan daripada Ibnu Abbas r.a katanya: Daripada
Nabi s.a.w baginda bersabda: Malaikat tidak akan masuk ke dalam rumah yang
terdapat anjing atau gambar-gambar.
k. 1316 Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya:
Rasulullah s.a.w bersabda: Ketika seorang lelaki sedang berjalan di jalanan
dan beliau amat kehausan, tiba-tiba beliau terjumpa sebuah telaga. Beliau
segera turun ke dalam telaga tersebut untuk meminum airnya. Kemudian
apabila beliau keluar dari telaga tersebut, beliau melihat seekor anjing
mengeluarkan lidahnya menjilat-jilat debu karena kehausan. Lelaki tersebut
berkata di dalam hatinya: Anjing ini mesti kehausan seperti aku. Oleh itu,
beliau turun semula ke dalam telaga dan memasukkan air ke dalam kasutnya
yang diperbuat dari kulit yaitu khuf dan menggunakan mulutnya untuk
mengigit kasut tersebut supaya dapat membawa naik kasut yang berisikan air
itu untuk diberikan kepada anjing tersebut. Melihat hal itu, Allah
berterima kasih kepadanya, dan mengampuninya. Para Sahabat bertanya: Wahai
Rasulullah! Sesungguhnya perbuatan kita terhadap binatang seperti anjing
tersebut boleh mendapatkan pahala? Rasulullah s.a.w menjawab: Setiap yang
mempunyai roh (bernyawa) ada pahalanya.
l. 1317 Diriwayatkan daripada Abu Hurairah r.a katanya: Nabi
s.a.w bersabda: Sesungguhnya seorang wanita pelacur melihat seekor anjing
sedang mengelilingi sebuah telaga pada hari yang sangat panas. Anjing itu
berusaha menjelirkan lidahnya kerana kehausan. Beliau kemudian menggunakan
kasutnya yang dibuat dari kulit yaitu khuf untuk mengambil air telaga
tersebut sehingga anjing tadi dapat minum. Oleh kerana perbuatannya itu,
dosa wanita tersebut diampunkan.
m. Hadits riwayat Ahmad,
Abu Daud, Nasa’i, Turmudzi dan Ibnu Hibban dalam shahihnya dari Nabi saw.
bahwa beliau bersabda ; “Malaikat Jibril as. mendatangiku dan berkata,
‘Tadi malam saya datang dan tidak ada ada yang menghalangiku masuk kecuali
patung diatas pintu, tirai bergambar di rumah dan anjing’.
Karena itu perintahkanuntuk memotong kepala patung hingga seperti pohon,
memotong tirai itu dan jadikan dua buah bantal untuk diinjak, dan
perintahkan agar anjingnya keluar”.
n. Hadits riwayat
Bukhori bahwa Nabi saw. bersabda : “ Jika anjing menjilat bejana salah
seorang diantara kalian, hendaklah dicuci tujuh kali, satu diantaranya
dengan tanah”.
o. Hadits Riwayat
Bukhori dan Abu Daud, Nabi saw. bersabda “ Kalau sekiranya anjing anjing
itu bukanlah suatu umat diantara umat umat yang lain, tentu sudah
kuperintahkan untuk membunuhnya”.
3. Beberapa kaidah Fiqh sebagaimana
berikut ;
a. Al-ashlu fi al ‘adah
al-af’wu, wa bi’ibarati ukhra ; Al-ashlu fi al-‘uquudi wa al-mu’amalati
ash-shihhatu hatta yaqumu dalilu ‘ala al-buthlani wa at-tahrimi (Al Bayan
Hal. 230) artinya : “ Asal dalam kebiasaan adalah dimaafkan (dibolehkan),
dalam kaidah lain, pada dasarnya dalam setiap ikatan (perjanjian) dan
muamalah adalah sah sehingga ada dalil atas pembatalan dan pengharamannya”.
b. Al-aslu fi al-asyya’i
al-ibahah hatta yaqumu dalilu ‘ala tahrimihi. Artinya Pada dasarnya segala
sesuatu adalah boleh sehingga ada dalil atas pengharamannya.
c. Daf’u al-mafasid
muqaddamun ‘ala al-jalbi al-mashalih. Artinya : “ Menolak segala
(tindakan) kerusakan harus didahulukan daripada (upaya) perbuatan
kemashlahatan “.
4. Pendapat Ahli Fikih
sebagaimana berikut ;
a. Menurut pendapat
madzhab Hanafi, Syafi’i dan Hambali bahwa boleh memelihara anjing yang terlatih
(al kalb al mu’allam) untuk keperluan berburu, memenuhi kebutuhan hidup,
penjaga ladang dan yang sebanding fungsinya. (Kitab al Fiqh al Islamy jilid
4 hal. 392, 447 dan 743 dan jilid 8 hal 45 dan 189)
b. Menurut ulama
muta’akhir Dr. Yusuf Qardhawi dalam bukunya Al Halal wal Haram fi
Islam terbitan Darul Ma’rifah dan terjemahan versi Indonesia ‘Halal
Haram dalam Islam’ terbitan Intermedia, Solo, bulan Oktober 2003
dijelaskan bahwa diantara yang dilarang Nabi saw. adalah memelihara anjing
di rumah tanpa ada suatu alasan untuk keperluan. Larangan ini
tidak lain untuk anjing yang dimiliki (dipelihara) bukan untuk keperluan
atau manfaat tertentu. Sebagian ahli fiqih berpendapat bahwa larangan
memelihara anjing tersebut adalah makruh bukan haram, kecuali pemeliharaan
anjing untuk pemburu, penjaga ternak, kebun dan sejenisnya adalah boleh.
Makruh adalah suatu hal yang dibenci atau larangan Allah SWT. yang tidak
dikenai sangsi haram. Hanya saja orang yang mempermudah dan mengabaikan hal
yang makruh, cenderung terjerumus kedalam hukum haram.
5. Pandangan keilmuan
dan realitas pemeliharaan anjing ;
a. Menurut Dr. Graard
Pentsmar dalam majalah Kosinos Jerman yang dinukil dan diterjemahkan oleh
majalah Nurul Islam edisi II Rabiuts Tsani sebagaimana disadur dalam buku
‘Halal Haram Dalam Islam’ dijelaskan sebagaimana terlampir.
b. Berdasarkan laporan
dari Dinas Peternakan, Perikanan dan
Kelautan Pemerintah Kabupaten Garut bahwa telah
terjadi penggigitan oleh seekor anjing rentan rabies di beberapa wilayah
pedesaan di kecamatan Cisurupan, Bayongbong, Sukaresmi dan kecamatan
lainnya. Bangkai anjing tersebut dikemas sebagai bahan specimen untuk
pemeriksaan laboratorium dan telah dikirim ke Balai Besar Veteriner
Yogyakarta dan diterima oleh BBVET Wates Yogyakarta pada tangal 15 Februari
2005. Perlu juga diketahui bahwa perkembangan populasi anjing di Kabupaten
Garut tahun 2005 mencapai 18.169 ekor yang berpotensi sebagai salah satu
daerah yang memiliki status ‘Daerah Tertular Rabies’ di
propinsi Jawa Barat. Tentu saja, hal ini cukup potensial berdampak negatif
dan membahayakan bagi lingkungan warga masyarakat khususnya di Kabupaten
Garut yang perlu penanganan khusus secara bersama sama.
|
No comments: