Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)

Banyaknya kasus yang terjadi pada hewan ternak pada daerah lambung dan rumen menuntut dokter hewan untuk melakukan tindakan yang terbaik. 

Gastrotomy adalah tindakan pembedahan dengan melakukan insisi pada dinsing lambung sehingga terlihat lumennya. Gastrotomy adalah tindakan pembedahan untuk membuat lubang palsu pada lambung.

Sedangkan Rumenotomy adalah prosedur rutin untuk banyak penyakit pada sapi, seperti, trauma reticuloperitonitis ; konsumsi tanaman beracun , zat kimia , atau selaput janin setelah kelahiran , akut dan recurrent bloat, penempatan sementara atau permanen rumen kanula untuk meringankan bloat, penciptaan fistula rumen permanen ; dan impactions.

Seperti halnya operasi gastrointestinal, perut harus sepenuhnya dieksplorasi dan prosedur bersih, seperti biopsi hati, harus dilakukan sebelum membuka perut. Sayatan perut biasanya mulai di Xifoid dan memperpanjang ekor ke umbilikus. 

Memperluas sayatan tengkorak ke ujung Xifoid dapat mengakibatkan perforasi diafragma dan pneumotoraks berikutnya. Ligamen mungkin memerlukan ligasi dan reseksi untuk mengekspos perut. Sebelum memasuki jeroan terkontaminasi, alat-alat steril harus disisihkan untuk penutupan.

Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)


Definisi 

Gastrotomy

Gastrotomi adalah tindakan pembedahan dengan melakukan incisi pada dinding lambung sehingga terlihat lumennya. Indikasi utama dilakukannya pembedahan gastrotomi adalah untuk mengeluarkan benda asing (terutama pada hewan anjing dan kucing), memeriksa mukosa lambung yang luka (ulser), neoplasma atau hypertropi, serta untuk tujuan biopsi dan diagnosis.

Rumenotomy

Rumenotomi terdiri atas rumenotomi dan rumenal fistulation. Rumenotomi adalah pembedahan dengan membedah dinding abdomen dan rumen akan terlihat. Setelah itu rumen dan dinding abdomen dijahit, setelah itu rumen diincisi sehingga terlihat isi rumen. 

Melalui lubang yang dibuat pada rumen dapat dilakukan palpasi pada daerah bagian dalam rumen atau reticulum. Rumenotomi sering dipergunakan untuk menguras isi rumen dan mengganti isinya denganyang baru.

Sedangkan Rumenal fistulation adalah teknik untuk menangani penyakit bloat yang bersifat kronik. Bloat yang bersifat kronik diakibatkan dari abnormalnya nervus parasympatik yang mensupplay cardia rumen. 

Hal tersebut karena beberapa penyakit yaitu reticuloperitonitis dan fibrinous pneumonia – pleuritis yang terkena pada nervus vagus. 

Selain itu juga akibat dari pembengkakan lympa nodulus atau abses liver karena ada bakteri Bacillus Lactis dari ambing yang menyebar secara hemoragi dan berada di rumen menyebabkan rumenitis lalu bergerak menuju hati akibatnya hati menjadi abses, terjadi gangguan fungsi hati sehingga hati tidak dapat melakukan metabolism protein. 

Sapi akan mengalami hypoprotein dan berakibat pada hilangnya tonus sehingga rumen tidak dapat mengeluarkan gas.

Indikasi

Gastrotomi

Gastrotomi adalah operasi membuka gastrium atau dinding lambung yang dilakukan untuk mengambil benda asing, inspeksi mukosa gastrium terhadap kemungkinan ulcer, neoplasma atau hipertropi dan untuk mengambil spesimen biopsi, untuk mengurangi tekanan akibat gastrium terlalu berdilatasi, distensi lambung serta penyempitan pylorus.

Dan tumor lambung (gastrointestinal lymphoma) dari gastrium dan oesophagus bagian bawah). Sebelum prosedur pembedahan harus dilakukan pemeriksaan lengkap traktus gastrointestinalis, baik pemeriksaan fisik maupun radiologi, selain itu juga harus dilakukan evaluasi keseimbangan fluid dan elektrolit yang harus dikoreksi sebelum operasi


Bedah untuk Penempatan Gastrotomy Tube pada Anjing

Tabung gastrostomy digunakan untuk suplemen enteral pada hewan yang membutuhkan dukungan nutrisi jangka panjang atau memiliki gangguan kerongkongan. 

Kurang umum, mereka digunakan sebagai metode untuk menciptakan gastropexy permanen untuk mencegah terulangnya dilatasi lambung dan volvulus.



Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Pemasangan Gastrotomy Tube pada Anjing


Tabung makan lambung dapat ditempatkan perkutan dengan bantuan endoskop atau pembedahan melalui sayatan garis tengah atau paracostal. 

Penempatan bedah diperlukan bila hewan memiliki kondisi esofagus yang akan mencegah penempatan perkutan, seperti striktur atau anomali cincin vaskuler. 


Selang makanan Enterostomy lebih disukai pada hewan dengan gastroesophageal reflux, penyakit lambung, atau sering atau terus-menerus muntah. Tabung makan gastrostomy dapat digunakan pada hewan dengan muntah intermiten selama muntah tidak terkait dengan makan dan pilorus tidak terhalang.

Rumenotomy

Dinding tubuh bagian kiri (yaitu flank) merupakan subuah portal yang mudah untuk mengakses struktur gastrointestinal proksimal termasuk retikulum, lubang retikulo-omasal dan rumen itu sendiri. 

Indikasi untuk operasi pada rumen meliputi trauma reticuloperitonitis, rumen dan adanya benda asing di rumen, frothy boat, vagal indigesti, kelebihan gandum (grain overload), toxin ingestion dan chronic reoccuring bloat.

Rumenotommy eksplorasi dapat dilakukan untuk mengambil benda asing yang tertelan. Menggunakan rumen sebagai akses dapat mengurangi retikuloperitonitis akibat dari eksplorasi retikulum. 

Pengeringan abses perireticular dapat dilakukan dengan bedah rumenotomy. Indikasi lain untuk melakukan rumenotomy yang meliputi penghapusan isi rumen dalam kasus menelan racun akut, kelebihan biji-bijian, atau mengasapi berbusa. 

Rumenostomy bisa menjadi pilihan terapi untuk hewan dengan bloat kronis, digunakan untuk memberikan nutrisi enterik, atau digunakan untuk menempatkan Canula rumen.

Tindakan Pre Operasi

Gastrotomi

Sebelum operasi dilakukan hewan tersebut diperiksa kondisi fisik secara umum. Hewan dipuasakan selama 12 jam dan tidak diberi minum selama 2 jam sebelum pembedahan. 

Sehari sebelum operasi hewan dimandikan, berat badan hewan ditimbang untuk menentukan dosis obat yang akan digunakan pada  operasi. Ruangan dan tempat operasi dibersihkan. 

Alat-alat yang digunakan disterilkan dan obat-obatan yang digunakan disiapkan.

Alat – alat yang digunakan antara lain meja operasi, lampu operasi, sarung tangan, stetoskop, spuit 3 ml, scalpel, needle holders, jarum ½ lingkaran, gunting ujung runcing dan gunting ujung tumpul, tampon, pinset antomis dan sirurgis, Alli’s Forceps serta arteri klem anatomi.

Bahan – bahan yang digunakan terdiri dari benang chromik cat gut dan benang silk, kain kasa, Iodium Tincture 3%, alkohol 70%, Aquades, NaCl fisiologi, premedikasi (Atropine Sulfat), anestesi (Ketamin dan Xylazin), antibiotik (Penicillin oil), obat suportif (Vit B – kompleks), swat dan wonderdust powder.

Sebelum melakukan operasi, baik operator maupun co – operator harus terlebih dahulu melepaskan semua aksesoris yang dapat mengganggu jalannya operasi. 

Cuci tangan hingga mencapai siku dengan menggunakan air bersih dan sabun, setelah itu dapat dicuci kembali dengan alkohol 70%. Kemudian operator dan co-operator menggunakan sarung tangan dan pakaian khusus. Keadaan tersebut dipertahankan sampai operasi selesai. 

Premedikasi yang digunakan adalah Atropin Sulfat dengan dosis 0,02 – 0,04 mg/KgBB secara intramuscular. Setelah ± 10 menit dilanjutkan dengan pemberian anestesi umum yaitu Ketamin 10 – 40 mg/KgBB dan Xylazine 1 – 3 mg/KgBB secara intramuskular. 

Setelah pemberian anestesi, frekuensi nafas dan denyut jantung dimonitoring setiap 5 – 10 menit sampai pembedahan selesai

Rumenotomi

Sebelum dilakukan operasi, hewan dipuasakan makan selama 12 jam dan puasa minum 6 jam sebelum operasi. Tujuan dari puasa ini adalah untuk pengosongan lambung supaya tidak mendesak diafragma selama operasi sehingga tidak terjadi muntah. 

Dari hasil pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik, hewan tidak mengalami perubahan patologis sehingga hewan dinyatakan sehat dan aman untuk dioperasi.

Prosedur operasi dilakukan dengan posisi hewan berdiri. Hewan yang telah dipersiapkan kemudian diletakkan diatas meja operasi dan direstrain. Operasi dilakukan pada flank kiri. Sebelum operasi dilakukan, bagian yang akan dioperasi dicukur pada daerah flank. 

Setelah itu diolesi alkohol. Persiapan alat-alat operasi juga dilakukan. Alat yang dipakai adalah pemakaian shroud atau plastik untuk rumen. Setelah itu baru hewan diberi cairan anastesi. 

Anastesi yang dapat diberikan dengan cara line block, inverted block, atau paravertebral block. Anastesika diberikan secara regional dengan menggunakan teknik paravertebral block dan L-block. Anastesi ini dimaksudkan untuk mematikan rasa di daerah flank.

Anastetika yang digunakan adalah Lidocain HCl. Pemberian Lidocaine HCL dilakukan menggunakan metode farqurhason dengan processus transversus sebagai penanda. Tiap tempat diberikan injeksi Lidocaine HCl sebanyak 20 ml. 

Setelah sekitar 5-10 menit kemudian, dilakukan tes untuk mengetahui apakah daerah operasi sudah teranastesi sempuna atau belum, dengan menggunakan Allis forceps dilakukan jepitan-jepitan daerah yang dianastesi tersebut. 

Hasilnya adalah hewan masih menunjukkan respon kesakitan ketika dilakukan jepitan menggunakan Allis forcep.. 

Teknik Operasi

Gastrotomy

Setelah dilakukan pemeriksaan fisik dan radiograph, melakukan evaluasi terhadap keseimbangan elektrolitnya. 

  • Selanjutnya hewan diberikan anestesi umum dan ditempatkan pada posisi dorsal recumbency. 
  • Setelah itu melakukan incisi kulit pada ventral midline abdominal dari thipoid sampai pubis. 
  • Incisi dilanjutkan pada linea alba dan peritonium sehingga rongga abdominal terbuka. 
  • Dinding abdominal dikuakkan dengan retraktor sehingga gastrointestinal terlihat. Lambung dikeluarkan dengan membuat jahitan stay suture yang bertujuan untuk memegang dinding lambung. 
  • Selanjutnya melakukan incisi pada dinding lambung yang sedikit pembuluh darahnya (bagian curvatura mayor). 
  • Incisi dibuat agar tidak dekat dengan pilorus dan incisi dilebarkan dengan gunting. 
  • Setelah dilakukan tindakan pada lambung (mengeluarkan benda asing, biopsi), segera dilakukan penutupan pada serosa muskularis, dan submukosa sebagai lapis pertama dengan pola jahitan cushing atau simple interrupted selanjutnya dijahit dengan pola lembert atau cushing. 
  • Lambung dimasukkan ke dalam rongga perut dan dilakukan penutupan dinding perut. 
  • Pada bagian peritonium, linea alba, dan subkutan dijahit dengan benang absorbable serta kulit dijahit dengan benang nonabsorbable.
  • Perawatan pasca operasi, hewan jangan diberi makan dan minum. Diberikan infus secara intravena, antibiotika secara intravena dan oral. Setelah 24 jam dapat diberikan makanan ringan (pakan bayi).

Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Pencukuran rambut daerah ventral abdomen

Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Daerah Lambung yang akan di lakukan operasi



       
Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Benda asing gorilla glue pada gaster

Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
pengangkatan gastro keluar tubuh

               
Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Penjepitan gastro dengan hemostat 


Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
insisi di daerah penjepitan gastro

                         
Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Pengikatan ujung sayatan dan dikencangkan   
   

Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
melanjutkan jahitan dengan teknik 

Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Jahitan seromuscular dengan teknik cushing dan jahitan lambert untuk keamanan

 Rumenotomy

Sebelum dilakukan operasi, hewan dipuasakan makan selama 12 jam dan puasa minum selama 6 jam. Tujuan dari puasa ini adalah untuk pengosongan lambung supaya tidak mendesak diafragma selama operasi sehingga tidak terjadi muntah. Dari hasil pemeriksaan umum dan pemeriksaan fisik, hewan yang tidak mengalami perubahan patologis dapat dinyatakan hewan berada dalam kondisi sehat dan aman untuk dioperasi.
  • Hewan yang telah dipersiapkan kemudian diletakkan diatas meja operasi dan direstrain. Operasi dilakukan pada flank kiri. 
  • Sebelum operasi dilakukan, bagian yang akan dioperasi dicukur (daerah flank), setelah itu diolesi alkohol. 
  • Persiapan alat – alat operasi juga dilakukan. Perbedaan alat yang dipakai adalah pemakaian shroud atau plastik untuk rumen. Setelah itu baru hewan diberi cairan anastesi. 
  • Anastesi yang dapat diberikan dengan cara line block, inverted block, atau paravertebral block. 
  • Pada kasus rumenotomi biasanya anastesika diberikan secara regional dengan menggunakan teknik paravertebral block dan L – block. Anastesi ini dimaksudkan untuk mematikan rasa di daerah flank. 
  • Teknik ini mempunyai beberapa keuntungan seperti daerah yang teranastesi cukup besar, menggunakan anastesi yang lebih sedikit dibanding anastesi lain dan tidak mengakibatkan distorsi jaringan. 
  • Untuk memperoleh hasil anastesi yang sesuai, teknik ini membutuhkan keahlian serta waktu untuk melakukannya dan peletakan agen anastesi haruslah tepat. 
  • Anastetika yang digunakan adalah Lidocain HCl. Pemberian Lidocaine HCL dilakukan menggunakan metode farqurhason dengan processus transversus sebagai penanda. 
  • Tiap tempat diberikan injeksi Lidocaine HCl sebanyak 20 ml. Setelah sekitar 5 – 10 menit kemudian, dilakukan tes untuk mengetahui apakah daerah operasi sudah teranastesi sempuna atau belum, dengan menggunakan Allis forceps dilakukan jepitan – jepitan daerah yang dianastesi tersebut. 
  • Setelah hewan teranastesi, dilakukan incisi sepanjang 12 cm pada kulit dimulai dari kira – kira 10 cm di bawah prosesus transversus dari vertebrae lumbaris pertengahan flank. 
  • Struktur lain dari dinding abdomen yang harus dihindari saat insisi adalah nervus dan pembuluh darah. Jika ada pembuluh darah harus di ligasi terlebih dahulu. Rumen ditarik ke luar dengan bantuan allies forcep atau dua buah jahitan yang kuat. 
  • Incisi rumen dibuat diantara kedua jahitan setelah cavum abdomen ditutup. Setelah rumen dibuka dimasukkan rumen shroud untuk mencegah kontaminasi kemudian isi rumen dikeluarkan sehingga rumen dapat dieksplorasi untuk mencari benda asing. 
  • Tepi rumen yang diincisi dibersihkan dan dijahit dengan tipe jahitan sederhana menerus dilanjutkan dengan tipe jahitan kontinous lambert dengan menggunakan benang catgut chromic. 
  • Peritoneum dan muskulus dijahit secara terpisah dengan tipe jahitan sederhana tunggal menggunakan benang catgut chromic. 
  • Sub kutan dijahit dengan pola jahitan sederhana menerus menggunakan benang catgut plain. 
  • Kulit dijahit dengan tipe jahitan sederhana tunggal menggunakan benang katun. 
  • Iodium tincture dioleskan pada luka.  



   
Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Insisi daerah flank

Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
insisi facia

Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Rongga abdomen terbuka


Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
pemasangan bingkai wein garth (buka daerah insisi)
   
Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Pengeluaran rumen dengan tang arteri

Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
pemasangan kain drap

   
Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Insisi rumen


Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
pemasangan backhaus towel clamp Untuk membuka rumen

   
Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Pengeluaran benda dalam rumen

Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
pelepasan clamp dan penjahitan  lembert

 
Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Memasukkan kembali rumen
Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
penjahitan facia
                 
Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Penjahitan facia dengan simple continues


Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
selesai di jahit
             
Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Penjahitan kulit sub kutikuler


Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
selesai dijahit
          
Setelah operasi rumenotomi, yang paling penting dalam tahapan ini adalah kesembuhan luka. Kesuksesan operasi sangat tergantung pada kesembuhan luka. 

Pada hari ke – 4 kulit hewan sudah mulai menutup hal ini menandakan bahwa makrofag menstimulasi fibroblas yang kemudian membentuk myofibroblas. 

Myofibroblas berperan penting dalam penutupan luka karena berisi protein (aktin dan miosin) yang memiliki kontribusi dalam penutupan luka.  


Penjahitan kulit rumen


Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Rumenotomy dengan fiksas. a) sayatan kulit. b) Pertama jahitan gigitan melalui rumen dan kulit. c) Selesai jahitan, rumen yang menorehkan. Kanan persegi: Diperbesar skematis dari pola jahitan. Turunkan persegi: Pola Jahitan di comissures punggung dan perut untuk segel peritoneal lebih baik.


Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti)
Weingarth's ring rumenotomy. a) Penerapan cincin Weingarth itu, rumen adalah berlabuh ke cincin bagian punggung dan bagian perut. b) Rumen yang menorehkan dan tetap untuk kedua sisi cincin dengan kait.

Pasca Operasi

Gastrotomi

Segera setelah penutupan dinding abdomen dilakukan penyuntikan Ampicillin 10 % dengan dosis 10-20 mg/kg BB secara intramuskuler untuk menghindari adanya infeksi sekunder. 

Selama hewan masih teranastesi, dilakukan infus RD 5 % untuk mengganti cairan yang hilang dan untuk koreksi keseimbangan elektrolit secara intravena. Luka bekas operasi diolesi salep bioplasenton. 

Selain itu juga dilakukan monitoring terhadap denyut jantung, pernafasan dan temperatur tubuh. Untuk mencegah keadaan hipotermi dapat dilakukan dengan menggunakan lampu penghangat, selimut atau infus yang dihangatkan.

Setelah hewan dioperasi ditempatkan pada tempat yang kering dan bersih, luka operasi dijaga kebersihannya dan pemeriksaan dilakukan selama 4 – 6 hari berturut – turut, kemudian diberikan makanan yang mudah dicerna guna mengurangi kerja gastrium selama 3 – 4 hari, jahitan dapat dibuka setelah luka operasi benar-benar kering dan sembuh serta telah tertutup, kemudian diolesi kembali iodiun tinkture 3%.

Rumenotomi

Terapi pasca operasi yang diberikan adalah injeksi ampicilin 1,6 ml. Injeksi diberikan secara intramuskuler 2 kali sehari. 

Pengobatan antibiotik ditujukan untuk mencegah terjadinya infeksi baik yang diakibatkan oleh kurang terjaganya sterilitas operasi maupun akibat masuknya agen penyakit atau bakteri melalui celah luka pada saat proses penyembuhan. 

Ampicillin merupakan salah satu obat semi sintetik Penicillin yang paling penting, mempunyai aktifitas bakterisid, merupakan antibiotik berspektrum luas, dan aktif melawan sejumlah besar organisme gram positif dan negatif. 

Ampicillin bekerja dengan cara menghambat sintesa dinding sel bakteri. Ampicillin didistribusikan ke seluruh jaringan tubuh dan terpusat dalam hati dan ginjal. Dosis Ampicillin pada domba 10-20 mg/kg BB secara per oral, dan 5-10 mg/kg BB secara parenteral.

Komplikasi

Komplikasi gastrotomi dan rumenotomy adalah hemoragi, infeksi dan masalah – masalah yang dihadapi sehubungan dengan anestesi dan shock. Hemoragi biasanya merupakan akibat dari kelalaian atau ligasi yang tidak sempurna. 

Hemoragi sekunder dan adanya shock merupakan komplikasi yang mungkin terjadi setelah penutupan luka. Infeksi adalah yang tidak umum jika operasi dilakukan dibawah kondisi yang aseptis

Referensi 


Dehghani, SN and Ghadrdani AM. 1995. Bovine rumenotomy : Comparasion od FourSurgical Techniques. Can Vet J Volume 36 pp 693-697

Geehan, AM, Amel OB, and Shnin H. 2006.Comparative Study of Two Rumenotomy Techniques in Goats. Surgery Journal 1 (1) : 9-13

Gomez, JV. 2006. The Royal Canin Cut-out & Keep guide Gastrostomy tube placement in dogs and cats. Watham Focus Vol 16 No 3. Pp 37-40

Majak, W, T. A. McAllister, D. McCartney, K. Stanford, and K-J Cheng. 2003. Bloar in Cattle. Alberta Agriculture and Rural Development. Canada

Ramaswamy, V And Sharma Hr.2011. Plastic Bags – Threat To Environment And Cattle Health: A Retrospective Study From Gondar City Of Ethiopia. The IIOAB Journal Vol. 2; Issue 1; 2011: 7-12

Sudisma, IGN. 2006. Ilmu Bedah Veteriner Dan Teknik Operasi. Pelawa Sari. Denpasar.

Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti) Teknik Operasi Gastrotomy & Rumenotomy pada Hewan (Bedah Digesti) Reviewed by kangmaruf on 2:54 AM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.