ORGANOGENESIS
1. Histogenesis
Tahap awal dari Organogenesis
adalah Histogenesis. Histogenesis adalah suatu proses diferensiasi dari sel
yang semula belum mempunyai fungsi menjadi sel yang mempunyai fungsi khusus.
Dengan kata lain, histogenesis adalah differensiasi kelompok sel menjadi
jaringan, organ, atau organ tambahan.
Setiap jaringan mengandung
sekelompok sel yang sama. Sel jaringan ini sudah merupakan sel khusus, kecuali
sel epitel dan jaringan ikat dipertimbangkan sebagai sel kurang khusus jika
dibandingkan dengan sel saraf atau otot. Bentuk umum dan struktur dari sel
dimodifikasi selama perkembangan sehingga setiap jaringan mengandung sel dengan
fungsi khusus. Ketiga lapisan benih akan mengalami spesialisasi selama periode
ini dan karena itu, setiap lapis benih menghasilkan sel yang fungsional pada
jaringan tempatnya berbeda.(Puja et.al. 2010)
2. Organogenesis (Morfogenesis)
Dalam perkembangan hewan,
organogenesis (organo-genesis berasal dari kata Yunani όργανον yaitu dengan
mana yang bekerja", dan γένεσις "asal, penciptaan, generasi")
adalah proses dimana ektoderm, endoderm, dan mesoderm berkembang menjadi organ-organ
internal organisme. Organ-organ internal memulai pembangunan pada manusia dalam
3 sampai minggu ke-8 di dalam rahim. Lapisan dalam organogenesis dibedakan
menjadi tiga proses: lipatan, perpecahan, dan kondensasi. Mengembangkan selama
tahap awal pada hewan chordata adalah tabung saraf dan notochord. Semua hewan
vertebrata memiliki proses pembentukan gastrula dengan cara yang sama.
Vertebrata mengembangkan pial neural yang membedakan ke dalam banyak struktur,
termasuk beberapa tulang, otot, dan komponen dari sistem saraf perifer.
(Wikipedia. 2011)
Singkatnya, organogenesis adalah
proses pembentukan organ tubuh atau alat tubuh, mulai dari bentuk primitif
(embrio) hingga menjadi bentuk definitif (fetus). Fetus memiliki bentuk yang
spesifik bagi setiap famili hewan. Artinya tiap bentuk fetus hewan memiliki
ciri khas tersendiri yang mencerminkan spesiesnya.
Organogensisi dimulai akhir
minggu ke 3 dan berakhir pada akhir minggu ke 8. Dengan berakhirnya
organogenesis maka cirri-ciri eksternal dan system organ utama sudah terbentuk
yang selanjutnya embryo disebut fetus . Pada periode pertumbuhan antara atau
transisi terjadi transformasi dan differensiasi bagian-bagian tubuh embryo dari
bentuk primitive sehingga menjadi bentuk definitif. Pada periode ini embryo
akan memiliki bentuk yang khusus bagi suatu spesies. Pada periode pertumbuhan
akhir, penyelesaian secara halus bentuk definitive sehingga menjadi ciri suatu
individu.
Organogenesis memiliki dua
periode atau tahapan yaitu
a) Periode pertumbuhan antara
Pada periode ini terjadi
transformasi dan diferensiasi bagian – bagian tubuh embrio sehingga menjadi
bentuk yang definitif, yang khas bagi suatu spesies. Seperi pada katak adanya
tingkat berudau.
b) Periode Pertumbuhan akhir
Periode pertumbuhan akhir adalah
periode penyelesaian bentuk definitif menjadi suatu bentuk individu
(pertumbuhan jenis kelamin, roman / wajah yang khas bagi suatu individu). Namun
pada aves, reptil dan mamalia batas antara periode antara dan akhir tidak
jelas.
Organogenesis yaitu proses
pembentukan organ-organ tubuh pada makhluk hidup (hewan dan manusia). Organ
yang dibentuk ini berasal dari masing-masing lapisan dinding tubuh embrio pada
fase gastrula. Contohnya :
a. Lapisan Ektoderm akan
berdiferensiasi menjadi cor (jantung), otak (sistem saraf), integumen (kulit),
rambut dan alat indera.
b. Lapisan Mesoderm akan
berdiferensiasi menjadi otot, rangka (tulang/osteon), alat reproduksi (testis
dan ovarium), alat peredaran darah dan alat ekskresi seperti ren.
c. Lapisan Endoderm akan
berdiferensiasi menjadi alat pencernaan, kelenjar pencernaan, dan alat
respirasi seperti pulmo. Imbas embrionik yaitu pengaruh dua lapisan dinding
tubuh embrio dalam pembentukan satu organ tubuh pada makhluk hidup. Contohnya :
Lapisan mesoderm dengan lapisan ektoderm yang keduanya mempengaruhi dalam
pembentukan kelopak mata.
3. Transformasi Dan Differensiasi
Pada akhir dari proses
gastrulasi, lapisan benih telah berdiferensiasi, tetapi belum dapat berfungsi.
Sel masih tidak berfungsi sampai pada proses diferensiasi khusus yang disebut
histological differentiation atau cytodifferentiation. Hasil dari proses
diferensiasi khusus ini adalah terbentuknya protein baru dalam sel. Protein
khusus ini memungkinkan sel tertentu mampu berfungsi untuk hanya satu fungsi.
Transformasi dan diferensiasi
bagian-bagian embrio bentuk primitif berupa :
1. Ekstensi dan pertumbuhan
bumbung-bumbung yang terbentuk pada tubulasi.
2. Evaginasi dan invaginasi
daerah tertentu setiap bumbung.
3. Pertumbuhan yang tak merata
pada berbagai daerah bumbung.
4. Perpindahan dari sel-sel dari
setiap bumbung ke bumbung lain atau ke rongga antara bumbung-bumbung.
5. Pertumbuhan alat yang terdiri
dari berbagai macam jaringan, yang berasal dari berbagai bumbung.
6. Pengorganisasian alat-alat
menjadi sistem : sistem pencernaan, sistem peredaran darah, sistem
urogenitalia, dan seterusnya.
7. Penyelesaian bentuk luar
(morfologi, roman) embrio secara terperinci, halus dan individual.
4. Proses morfogenesis
Bentuk dari organisme tergantung
dari dua faktor, yaitu bentuk sel dan posisi relative dari sel tersebut. Jadi,
morfogenesis terjadi pada beberapa tingkat, yaitu pada tingkat organisme, organ
tubuh, jaringan organ, dan tingkat seluler. Karena itu, morfogenesis terjadi
tidak hanya pada pembentukan organisme, tetapi juga pada pembentukan sel.
Dengan kata lain, morfogenesis merupakan proses yang menyangkut perubahan pada
tingkat sel dan supra seluler.
4.1.Pertumbuhan
Pertumbuhan mengacu pada
pertambahan secara berangsur-angsur ukuran dan jumlah sel. pertumbuhan adalah
bertambahnya ukuran secara permanen. Pertumbuhan dapat diukur dari peningkatan
kandungan protoplasma, umumnya dalam bentuk berat kering. Jadi, pertumbuhan
adalah bertambahnya ukuran secara permanen yang dapat diukur. Pertumbuhan dari
organisme dapat diukur dari tiga tingkat berbeda, yaitu organ dan jaringan,
sel, dan struktur subseluler atau proto plasma.
4.2.Pertumbuhan protoplasma atau
pertumbuhan subseluler
Tipe pertumbuhan ini menyangkut
beberapa proses. ( 1 ) endositosis substansi yang ada di sekitar sel. Substansi
ini dapat berupa molekul kecil ( air, garam, gula ) dan molekul besar ( asam
lemak, peptide, oligopeptida). Endositosis menyebabkan bertambahnya berat sel.
( 2 ) sintesis molekul selain DNA, yang digunakan untuk keperluan internal sel
atau untuk sekresi ekstra seluler. Molekul yang disintesis dapat berupa molekul
kecil, besar, maupun makro molekul.
4.3.Pertumbuhan sel
Sel telah dipercaya sebagai unit
kehidupan. Pada tingkat seluler, pertumbuhan sel meliputi perubahan dalam
ukuran sel. Perubahan dalam ukuran ini dapat berupa bertambahnya volume sel
tersebut tanpa bertambahnya jumlah sel atau bertambahnya ukuran ukuran sebagai
hasil meningkatnya jumlah pembelahan sel.
5. Lapisan Benih Ektoderm
Lapis benihektoderm menghasilkan
atau menumbuhkan bagian epidermal, neural tube, dan sel neural crest.
1. Epidermal ectoderm akan
menumbuhkan organ antara lain : ( 1 ) lapisan epidermis kulit, dengan
derivatnya yang seperti sisik, bulu, kuku, tanduk, cula, taji, kelenjar minyak
bulu, kelenjar peluh, kelenjar lugak, kelenjar lendir, dan kelenjar mata., ( 2
) organ perasa sepertai lensa mata, alat telinga dalam, indra pembau, dan indra
peraba, dan ( 3 ) epithelium dari rongga mulut ( stomodium), rongga hidung,
sinus paranasalis, kelenjar ludah, dan kelenjar analis (proctodeum ).
2. Neural tube akan menumbuhkan
organ antara lain : otak, spinal cord, saraf feriper, ganglia, retina mata,
beberapa reseptor pada kulit, reseptor pendengaran, dan perasa, neurohifofisis.
3. Neural crest akan menumbuhkan
organ antara lain : neuron sensoris, neuron cholinergik, sistem saraf
parasimpapetik, neuron adrenergic, sel swann dan ginjal, sel medulla adrenal,
sel para folikuler kelenjar tyroid,sel pigmen tubuh, tulang dan yang lainnya.
Sistem saraf terdiri atas sistem
sistem saraf pusat (SSP) dan sistem saraf tepi (perifer), yaitu system saraf
kranial, spinal, dan autonom. SSP berasal dari bumbung neural yang dihasilkan
oleh proses neurulasi. Bumbung neural beserta salurannya (neurosoel)
berdiferensiasi menjadi otak dan medulla spinalis (sumsum tulang belakang: STB)
Saluran di dalam otak terdiri atas 4 ventrikel dan di dalam STB sebuah kanalis
sentralis.
Otak embrio mula-mula terdiri
atas 3 wilayah: 1) prosensefalon, 2) mesensefalon, 3) rombensefalon. Kemudian,
otak berkembang menjadi 5 wilayah yaitu prosensefalon berkembang menjadi (1)
telensefalon (bakal serebrum) dan (2) diensesefalon. Adapun mesensefalon tetap
sebagai mesensefalon (3) Sementara itu, rombensefalon berkembang menjadi (4)
metensefalon (bakal serebelum) dan (5) mielensefalon (bakal PonsVarolii dan
medula oblongata atau batang otak). Saluran di dalam telensefalon (telosoel)
lateral kiri dan kanan ialah ventrikel I dan ventrikel II. Ventrikel III adalah
telosoel median dan diosoel. Ventrikel IV ialah metasoel dan mielosoel.
Mesosoel tidak membentuk ventrikel, dan disebut duktus Sylvius. Dinding SSP
awalnya ialah neuroepitelium yang merupakan sumber sel-sel saraf dan neuroglia.
Kemudian, neuroepitelium pada batang otak dan STB akan terdiri atas lapisan
ependum/ventricular (yang membatasi lumen), mantel (materi kelabu), dan
marginal (materi putih) Materi kelabu (mengandung banyak sel saraf dan
neuroglia) dan materi putih (berisi banyak akson bermielin) padaotak anterior
dari batang otak, letak kedua materi itu kebalikan dari kedudukannya di dalam
STB
Hipofisis dibentuk dari 2
komponen, yaitu kantung Rathke (dari stomodeum) dan infundibulum (dari
diensefalon), masing-masing menjadi lobus anterior dan lobus posterior dari
hipofisis. Lobus intermedia terletak pada perbatasan kantung Rathke bagian
posterior dengan infundibulum. Tiap lobus menghasilkan hormon yang berbeda.
Pembentukan organ indera ditandai dengan adanya penebalan (plakoda) pada
ektoderm yang berhadapan dengan otak. Plakoda nasal (olfaktorius), plakoda
optik, dan plakoda otik (auditorius) masing-masing berhadapan dengan
telensefalon, diensefalon, dan mielensefalon. Selain berasal dari plakoda optik
(bakal lensa), mata berasal juga dari bagian diensefalon, yaitu vesikula optik
(bakal retina) Bakal telinga yang mulai dibentuk adalah bakal telinga dalam
yang berasal dari plakoda otik, baru kemudian bakal telinga tengah, dan
terakhir bakal telinga luar (bagi hewan yang memiliki daun telinga atau pina).
6. Lapisan Benih Mesoderm
Lapisan benih mesoderm akan
menumbuhkan notochord, epimer, mesomer dan hypomer. Notochord umumnya
berkembang dengan baik pada amphioxus, sedangkan pada vertebrata menumbuhkan
sumsum tulang belakang. Epimer akan berkembang menjadi dermatome (dermis
kulit), sklerotome (sumsum tulang), dan myotom (otot kerangkang). Mesomer akan
berkembang menjadi organ pengeluaran seperti ginjal dan urethra, ovarium dan
testis serta saluran genital dan korteks adrenalis. Hypomere akan berkembang
menjadi somatopleura (peritoneum), splanchnopleura (masentrium, jantung, sel
darah, sum – sum tulang, pembuluh darah) dan coeclon (rongga tubuh).
6.1.Epimere
Bagian sclerotome memisahkan diri
dari somit berupa sekelompok sel mesenkim, pindah ke median mengelilingi
notochord dan ke dorsal mengelilingi bumbung neural. Kelompok sel mesenkim ini
membentuk vertebrae yang menyelaputi notochord dan bumbung neural.
Somit kemudian kembali menyusun
diri menjadi bumbung yang terdiri dari 2 bagian :
1. Dermatome, sebelah luar
2. Myotome, sebelah dalam
Rongganya disebut myocoel
sekunder. Dermatome menghasilkan mesenkim yang akan berpindah ke bawah
epidermis membentuk lapisan dermis.
6.2.Mesomere
Dibedakan atas 2 daerah :
1. Genital ridge
2. Nephrotome
Genital ridge mengandung sel-sel
untuk membina gonad. Nephrotome tumbuh menjadi ginjal dan saluran-salurannya.
6.3.Hypomere
Somatic mesoderm dan splanchnic
mesoderm akan menumbuhkan :
1. Kantung insang (branchial
pouches) di daerah pharynx foregut. Kantung-kantung insang itu berpasangan,
dibina oleh endoderm sebelah dalam, ectoderm sebelah luar, dan mesoderm di tengah.
2. Selaput rongga tubuh dan alat
dalam : pericardium, pleura, peritonium, mesenterium. Semua selaput ini terdiri
dari sel sel epitel gepeng disebut mesothelium, serta jaringan pengikat.
Splanchnic mesoderm sendiri di
daerah jantung membina epimyocardium, serta mesocardium yang merupaka selaput
penggantung jantung. Somatic mesoderm sendiri menumbuhkan lapisan dermis kulit
di daerah lateral dan ventral embrio.(Yatim et al.1984)
Turunan mesoderm dibagi menjadi 5
daerah:
a. Kordameseoderm : Membentuk
notochord (sumbu tubuh)
b. Mesoderm Dorsal ( Paraksial )
: Membentuk jaringan ikat tubuh, tulang otot, tulang rawan, dan dermis.
c. Mesoderm Intermediet :
Membentuk system urogenital
d. Mesoderm Lateral : Membentuk
system sirkulasi, permukaan rongga tubuh, dan komponen anggota tubuh.
e. Mesoderm Kepala : Membentuk
otot pada wajah/muka.
6.4. Organogenesis Urogenital
Organ-organ turunan mesoderm, di
antaranya ialah ginjal dan gonad beserta saluran-salurannya, jantung dan
pembuluh darah, anggota badan, dan vertebra.Terdapat tiga macam ginjal,
berdasarkan kesempurnaan perkembangannya yaitu pronefros, mesonefros, dan
metanefros. Kepemilikan jenis-jenis ginjal ini sejalan dengan derajat tingginya
hewan. Selama perkembangan embrio suatu hewan, ginjal yang lebih primitif dari
ginjal definitifnya selalu atau pernah dimilikinya meskipun hanya sebentar dan
mungkin tidak berfungsi, melainkan akan berdegenerasi dan bersamaan dengan itu
ginjal yang lebih maju terbentuk posterior dari yang pertama. Komponen ginjal
ialah jaringan nefrogenik yang berasal dari mesoderm intermedier yang
perkembangannya diinduksi oleh saluran nefros.
Ginjal yang paling sempurna
adalah metanefros, terletak paling posterior. Ginjal ini dibentuk sebagai hasil
induksi resiprokal antara tunas metanefros (tunas ureter) dengan jaringan
metanefrogenik yang menghasilkan unit-unit nefron. Tunas metanefros awalnya
merupakan cabang dari saluran mesonefros, tetapi kemudian memisahkan diri.
Gonad berasal dari mesoderm splanknik dekat mesonefros (mesoderm intermedier)
berupa pematang genital (epitel germinal), yang akan terdiri dari korteks pada
bagian luar dan medula di bagian dalam. Terdapat tahap indiferen sebelum
terdiferensiasi menjadi testis atau ovarium. Pada tahap ini terdapat saluran
Wolff, bakal vasa deferensia, dan juga saluran Muller, bakal oviduk. Dari
epitel germinal dibentuk pita-pita seks primer ke dalam medula.
Pada bakal testis, pita seks
berkembang pesat di dalam medula sebagai pita medula (pita testis) yang menjadi
terpisah dari epitel germinal, dibatasi oleh tunika albuginea. Pita medula
adalah bakal tubulus seminiferus, terdiri atas sel-sel kelamin dan sel Sertoli.
Sel-sel medula lainnya menjadi sel Leydig. Korteks tetap tipis, sedangkan
medula tebal. Saluran Müller berdegenerasi, sedangkan saluran Wolff menjadi
vasa deferensia.(Yohana et al.2007).
6.5.Perkembangan Lapisan Mesoderm
pada Ayam
Sel-sel mesoderm (yang tidak
membentuk notochord) menyebar ke arah lateral membentuk lempengan yang tebal
disebut dengan mesoderm paraksial (terlentang sepanjang kedua sisi notochord
dan bumbung neural). Sementara daerah unsur primitive memendek dan bumbung
neural terbentuk. Dari mesoderm paraksial terpisah balok-balok berbentuk
segitiga yang disebut somit. Somit pertama dibentuk pada bagian interior dari
embrio, dan somit-somit baru dibentuk dibelakang secara teratur.
Sel-sel yang menyusun somit
sangat mampat dan tersusun atas suatu epitel. Perkembangan selanjutnya sel-sel
pada bagian ventral dari somit bermitosis (kehilangan sifat epithelnya) dan
menjadi mesenkim (kendur), daerah ini disebut sklerotum. Sel-sel mesenkim akan
bermigrasi ke arah bumbung neural dan notochord menjadi kondrosit akan
membangun rangka tubuh. Selanjutnya sel-sel sklerotum memisahkan diri dari
somit. Sisa-sisa sel-sel somit membentuk suatu tabung padat berlapis-lapis.
Lapisan dorsal disebut Dermaton (membentuk jarikat kulit/ dermis). Lapisan
dalam disebut miotom ( sel-selnya membentuk otot membentuk otot serat lintang
dari punggung dan anggota tubuh)
7. Lapisan Benih Endoderm
Lapis benih ini akan menumbuhkan
beberapa sel seperti, epithelium saluran pencernaan dan derivatnya seperti
hati, pancreas, vesika urinaria. Lapis benih juga menumbuhkan sel epitel
saluran pernapasan, saluran perkencingan, dan beberapa kelenjar endokrin
seperti tyroid dan parathyroid.
Organ-organ turunan endoderm yang
utama adalah saluran pencernaan makanan (SPM) dan kelenjar- kelenjarnya, serta
paru-paru dan saluran respiratori (pernapasan) Selain itu, beberapa kelenjar
endokrin berasal dari endoderm juga. Pembentukan SPM diawali dengan
terbentuknya arkenteron, yang pada anamniota dari awal sudah berbentuk rongga
yang akan membentuk saluran. Pada amniota, saluran baru terbentuk melalui
pelipatan-pelipatan splanknopleura di bagian anterior, posterior, dan lateral.
Di bagian tengah saluran, terdapat bagian yang terbuka yaitu pada tangkai yolk
yang menghubungkan saluran dengan kantung yolk.
SPM terbagi menjadi wilayah usus
depan, usus tengah, dan usus belakang. Usus depan akan menjadi faring,
esofagus, lambung, dan duodenum anterior. Usus tengah adalah bakal duodenum
posterior dan sebagian dari kolon. Usus belakang ialah bakal kolon dan rektum.
Lubang mulut terdapat di ujung anterior usus depan, dari pertemuan ektoderm
stomodeum dengan endoderm faring yang kemudian pecah membentuk lubang mulut
Ektoderm stomodeum masuk ke dalam rongga mulut. Oleh karena itu, epitel rongga
mulut adalah ektoderm. Hal yang sama terjadi di bagian kaudal, epitel rongga
anus atau rongga kloaka adalah ektoderm yang berasal dari ektoderm proktodeum.
Faring memperlihatkan banyak
derivat yaitu evaginasi laterad berupa kantung faring yang selengkapnya ada 6
pasang. Pada kantung faring bagian distal terdapat bakal tonsil, timus dan
paratiroid. Bakal tiroid berupa divertikulum, tampak medioventral dari faring.
Kantung faring nomor 2 adalah saluran timpani bagian telinga. Kantung faring
bertemu dengan lekukan ektoderm bermesoderm yaitu lekuk/celah faring (viseral),
yang dibatasi oleh lengkung faring ke arah anterior dan posterior. Lengkung
faring 1 adalah lengkung mandibula, yang kedua ialah lengkung hioid. Celah di
antara kedua lengkung itu ialah celah hiomandibula. Lengkung III dan seterusnya
adalah lengkung insang. Derivat-derivat SPM lainnya keluar dari medioventral
usus depan ialah laringotrakea, hati, pankreas ventral dan pankreas dorsal.
Dari pangkal divertikulum hati, dibentuk kantung empedu dengan duktus sistikus.
Divertikulum hati bercabang-cabang membentuk pita-pita hati dan duktus
hepatikus. Duktus hepatikus bertemu dengan duktus sistikus membentuk saluran
empedu (ductus choledochus) yang bermuara di dalam duodenum. Kedua bakal
pankreas (ventral dan dorsal) bergabung di bagian dorsal dan berdiferensiasi,
sampai terjadi sitodiferensiasi. Saluran pankreas bermuara di dalam duodenum
Pankreas berdiferensiasi membentuk bagian eksokrin dan bagian endokrin (pulau
Langerhans) Hasil sitodiferensiasi ialah terbentuknya berbagai sel khusus di
dalam pulau Langerhans. Masing-masing sel khusus (A, B, dan C) menghasilkan
hormon tertentu, misalnya hormon glukagon dan hormon insulin yang masing-masing
dihasilkan oleh sel A dan sel B.
Divertikulum laringotrakea tumbuh
ventroposteriad dan bercabang dua (bifurkasi) menjadi bronkus ekstrapulmonalis.
Ujung percabangan selalu menggelembung yaitu bakal paru-paru. Selanjutnya,
percabangan berlangsung beberapa generasi menghasilkan bronkus intrapulmonalis,
bronkiolus, sampai ke terminal percabangan yaitu alveolus-alveolus. Semua
percabangan intrapulmonalis akan diselaputi oleh mesoderm yang mengisi ruang
antarcabang-cabang membentuk paru-paru. Paru-paru terdiri atas 3 lobus sebelah
kanan dan 2 lobus sebelah kiri. Paru-paru merupakan organ yang paling akhir
berfungsi, yaitu saat lahir/ menetas. Agar alveoli tidak lengket satu sama lain
sehingga tidak collapse, dihasilkan senyawa surfaktan oleh sel-sel alveoli,
yang mengatur tegangan permukaan.
8. Organogenesis Pada
Bumbung-Bumbung (Tubulasi)
Tubulasi adalah pertumbuhan yang
mengiringi pembentukan gastrula atau disebut juga dengan pembumbungan.
Daerah-daerah bakal pembentuk alat atau ketiga lapis benih ectoderm, mesoderm
dan endoderm, menyusun diri sehingga berupa bumbung, berongga. Yang tidak
mengalami pembumbungan yaitu notochord, tetapi masif. Mengiringi proses
tubulasi terjadi proses differensiasi setempat pada tiap bumbung ketiga lapis
benih, yang pada pertumbuhan berikutnya akan menumbuhkan alat (organ) bentuk
definitif.
Ketika tubulasi ectoderm saraf
berlangsung, terjadi pula differensiasi awal pada daerah-daerah bumbung itu,
bagian depan tubuh menjadi encephalon (otak) dan bagian belakang menjadi
medulla spinalis bagi bumbung neural (saraf). Pada bumbung endoderm terjadi
differensiasi awal saluran atas bagian depan, tengah dan belakang. Pada bumbung
mesoderm terjadi differensiasi awal untuk menumbuhkan otot rangka, bagian dermis
kulit dan jaringan pengikat lain, otot visera, rangka dan alat urogenitalia.
8.1.Bumbung Epidermis
Menumbuhkan :
1. Lapisan epidermis kulit,
dengan derivatnya yang bertexture (susunan kimia) tanduk : sisik, bulu, kuku,
tanduk, cula, taji.
2. Kelenjar-kelenjar kulit :
kelenjar minyak bulu, kelenjar peluh, kelenjar ludah, kelenjar lendir, dan
kelenjar air mata.
3. Lensa mata, alat telinga
dalam, indra bau dan indra raba.
4. Stomodeum menumbuhkan mulut,
dengan derivatnya seperti lapisan enamel (email) gigi, kelenjar ludah, dan
indra kecap.
5. Proctodeum, menumbuhkan dubur
bersama kelenjarnya yang menghasilkan bau tajam.
8.2.Bumbung Endoderm (metenterom)
Menumbuhkan :
1. Lapisan epitel seluruh saluran
pencernaan sejak pharynx sampai rectum.
2. Kelenjar-kelenjar pencernaan :
hepar, pancreas, serta kelenjar lendir yang mengandung enzim dalam oesophagus,
gaster dan intestinum.
3. Lapisan epitel paru atau
insang.
4. Cloaca yang menjadi muara
ketiga saluran : pembuangan (ureter), makanan (rectum), dan kelamun (ductus
genitalis)
5. Lapisan epitel vagina, uretra,
vesica urinaria, dan kelenjar-kelenjarnya.
8.3.Bumbung Neuran (saraf)
Menumbuhkan :
1. Otak dan sumsum tulang
belakang
2. Saraf tepi otak dan punggung
3. Bagian persarafan indra,
seperti mata, hidung, dan raba
4. Chromatophore kulit dan
alat-alat tubuh yang berpigmennt.
8.4.Bumbung mesoderm
Menumbuhkan banyak ragam alat :
1. Jaringan pengikat dan
penunjang
2. Otot : lurik, polos, dan
jantung
3. Mesenchyme yang dapat
berdiferensiasi menjadi berbagai macam sel dan jaringan. (sedikit ada juga
mesenchyme sesungguhnya dari bumbung ectoderm epidermis)
4. Gonad, saluran serta
kelenjar-kelenjarnya
5. Ginjal dan ureter
6. Lapisan otot dan jaringan
pengikat (tunica muscularis, tunica adventitia, tunica muscularis –mucosa dan
serosa) berbagai saluran dalam tubuh, seperti pencernaan, kelamin, dan pembuluh
darah.
7. Lapisan rongga tubuh dan
selaput-selaput berbagai alat pleura, pericardium, peritonium, dan mesenterium.
DAFTAR PUSTAKA
Anonimous.2009. Turunan Mesoderm.
Fakultas Keguruan Dan Ilmu Pendidikan.Universitas Mataram:
http://dosyin.blogspot.com. Diakses 3 November 2011
Puja, I Ketut et al. 2010.
Embriologi Modern, Udayana University Press : Denpasar.
Yatim, Wildan et al. 1984.
Embryologi untuk Mahasiswa Biologi dan Kedokteran, Penerbit Tarsito : Bandung.
Yohana et al. 2007. Perkembangan
Hewan. DDC 580 / ISBN 9796897571 : http://pustaka.ut.ac.id. Diakses 3 November
2011.
ORGANOGENESIS
Reviewed by kangmaruf
on
4:43 PM
Rating:
No comments: