OESOPHAGOSTOMIASIS PADA BABI
Oesophagostomiasis merupakan penyakit cacing bungkul yang disebabkan oleh infeksi cacing dari genus Oesophagostomum. Penyakit ini tersebar diseluruh dunia bahkan juga menginfeksi sapi, domba, dan kambing. Spesies cacing yang menginfeksi kambing dan sapi tidak menimbulkan ancaman bagi babi. Cacing ini merupakan parasit internal yang umum ditemukan pada kolon babi dan sering menginfeksi babi yang tidak dikandangkan atau dilepas di padang rumput. Infeksi terjadi pada semua kelompok umur babi tetapi mungkin lebih rentan pada babi umur tiga bulan.
Spesies
cacing yang menyerang babi adalah Oesophagostomum dentatum dan Oesophagostomum
quadrispinulatum. Cacing ini berukuran panjang 14-22 mm dengan capsul bukal
silindris, terdapat dua mahkota daun/corona radiata. Disebut cacing noduler
karena dapat membentuk nodul pada usus halus hewan. Siklus hidup cacing ada 2
tahap yaitu tahap non-parasit terdiri dari telur, L1, L2 dapat bertahan hidup
pada rumput selama satu tahun kemudian dilanjutkan tahap parasit dimana dari L3
yang dimakan menembus mukosa sekum dan kolon, kemudian menjadi L4 dan kembali
ke lumen usus setelah 6-20 hari atau secara jelasnya siklus hidup cacing
terdiri atas host – telur – L1 – L2 –L3 (inf) – makanan – host – usus halus –
muscularis mukosa usus – larva dalam nodul – lumen usus halus – migrasi ke
kolon.
Patogenesisnya
tertelan Larva tiga (L3) kemudian menembus dinding usus halus menyebabkan
pendarahan ptekie dan iritasi mukosa. Sebagaian besar larva menembus ke dasar
mukosa dan menghancurkan bagian dari muskularis mukosa. Parasit kemudian diam
di mukosa dan submukosa usus. Larva yang ada di dinding usus merangsang
terjadinya reaksi inflamasi yang mengakibatkan terjadinya hipersensitivitas.
Edema inflamasi dengan penebalan mukosa dan trombosis limfatik sering terjadi.
Nodul terbentuk akibat reaksi kekebalan dari host dan ketika nodul pecah akan
memicu terjadi anemia dan larva kembali ke lumen usus. Infeksi sekunder dari
nodul sering terjadi.
Umumya
gejala yang ditimbulkan bersifat asimptomatis dan sering di sembunyikan oleh
kasus ascariasis. Babi yang terinfeksi berat mungkin menunjukkan gejala diare,
penurunan berat badan, dan defisiensi nutrisi. Anemia dan hipoproteinemia juga
terjadi. Kematian jarang terjadi. Lesi yang ditimbulkan antara lain terjadi
penebalan dan edema pada dinding usus dan nodul berukuran 20 mm yang tersebar
di lapisan mukosa dan submukosa sekum dan usus besar. Nodul sering mengandung
debris nekrotik. Lesi dapat dikelirukan dengan kejadian penyakit dilated lymphoglandular complexes
yang umum di usus babi dengan enteritis kronis
akibat infeksi bakteri.
Diagnosis
ditegakkan dengan pemeriksaan feses untuk melihat telur cacing. Telur
oesophastomum berukuran 70-76 × 36-40 mm. Selain itu dapat juga dilakukan pada
pemeriksaan postmortem. Nodul pada usus besar dan usus halus serta adanya
cacing dewasa dalam lumen dapat dengan mudah dikenali. Lesi harus dibedakan
dari abses lyphoglandular dan Hyostrongylus rubidus.
Telur
cacing Oesophastomum
Infeksi
cacing nodular biasanya dikendalikan oleh penggunaan anthelmintics (Piperazine,
Albendazole, Ivomec). Pencegahannya babi harus dikandangkan dan jangan
dibiarkan merumput atau bebas di alam liar. Selain itu kontrol terhadap
pengolahan tanah sekitar kandang agar rumput yanbg tumbuh terhindar dari
infestasi larva cacing.
OESOPHAGOSTOMIASIS PADA BABI
Reviewed by kangmaruf
on
12:26 AM
Rating:
No comments: