PENYU DI INDONESIA
Penyu adalah kura-kura laut. Penyu ditemukan di semua samudra di dunia. Menurut data para ilmuwan penyu sudah ada sejak akhir
zaman Jura (145 - 208 juta tahun
yang lalu) atau seusia dengan dinosaurus.
Pada masa itu Archelon,
yang berukuran panjang badan enam meter, dan Cimochelys telah berenang di laut purba seperti
penyu masa kini.
Penyu
memiliki sepasang tungkai depan yang berupa kaki pendayung yang
memberinya ketangkasan berenang di dalam air. Walaupun seumur hidupnya
berkelana di dalam air, sesekali hewan kelompok vertebrata, kelas reptilia itu tetap harus sesekali naik ke
permukaan air untuk mengambil napas. Itu karena penyu bernapas dengan paru-paru. Penyu pada umumnya bermigrasi dengan jarak yang cukup jauh dengan
waktu yang tidak terlalu lama. Jarak 3.000 kilometer dapat ditempuh 58 - 73 hari.
1)
Apakah penyu sama dengan ikan?
Meski sama-sama hidup di
air, penyu tidak sama dengan ikan. Kalau ikan bernafas dengan insang, penyu
bernafas dengan menggunakan paru-paru. Oleh karenanya dalam periode waktu
terntentu penyu perlu memunculkan kepalanya ke atas permukaan air untuk
mengambil nafas.
2)
Apakah beda penyu dengan kura-kura?
Penyu umumnya memiliki
ukuran yang lebih besar dibandingkan dengan kura-kura. Tidak seperti kura-kura,
penyu tidak bisa menyembunyikan tubuhnya ke dalam cangkangnya untuk berlindung
dari bahaya. Kaki penyu pun tidak seperti kura-kura yang biasanya memiliki
bentuk seperti jari untuk berjalan di darat, melainkan berbentuk seperti dayung
menyesuaikan dengan pola hidupnya yang sebagian besar dengan berenang di laut.
3)
Ada berapakah jenis penyu?
Ada tujuh jenis penyu di
seluruh dunia. Enam diantaranya ditemukan hidup di sekitar perairan laut
Indonesia yaitu Penyu Hijau, penyu Sisik, penyu Lekang, penyu Tempayan, penyu
Pipih dan penyu Belimbing.
Kunci Identifikasi Penyu
Identifikasi penyu untuk jenis penyu yang ada di perairan Indonesia dan Pasifik dengan cara membedakan pola pada karapas dan juga kepala dari penyu.
Penyu Belimbing (Dermochelys coracea)
Nama Indonesia : Penyu Belimbing
Nama Bahasa Inggris : Leatherback turtle
Nama ilmiah : Dermochelys coracea
Nama daerah : -
Ukuran: panjang 121 – 183Cm, bahkan pernah ditemukan yang berukuran 305 Cm
Berat: penyu dewasa 250 – 700 Kg
Makanan : ubur-ubur
Jumlah Sarang per musim : 4 – 6 sarang
Re-nesting interval : 9 – 10 hari
Remigration interval : 2 – 3 tahun
Jumlah telur : 80 – 100 butir
Re-nesting interval : 9 – 10 hari
Remigration interval : 2 – 3 tahun
Jumlah telur : 80 – 100 butir
Tempat hidup:
Umumnya ditemukan di daerah tropis, namun juga dapat ditemukan sampai di daerah perairan dingin. Di Indonesia banyak dijumpai di daerah kepala burung Papua, pantai Jamursbamedi. Pernah ditemukan bertelur di pantai selatan kabupaten Klungkung – Bali. Ditemukan juga bertelur di pesisir selatan pulau Jawa, pantai di Kab. Pacitan Jawa Timur.
Umumnya ditemukan di daerah tropis, namun juga dapat ditemukan sampai di daerah perairan dingin. Di Indonesia banyak dijumpai di daerah kepala burung Papua, pantai Jamursbamedi. Pernah ditemukan bertelur di pantai selatan kabupaten Klungkung – Bali. Ditemukan juga bertelur di pesisir selatan pulau Jawa, pantai di Kab. Pacitan Jawa Timur.
Ciri-ciri umum
Penyu Belimbing adalah satu-satunya jenis penyu yang tidak memiliki cangkang/tempurung/karapas yang keras. Karapasnya berbentuk juring-juring sperti buah belimbing. Tubuhnya berwarna hitam dengan berbintik putih. Penyu ini adalah jenis penyu dengan ukuran yang terbesar.
Penyu Belimbing adalah satu-satunya jenis penyu yang tidak memiliki cangkang/tempurung/karapas yang keras. Karapasnya berbentuk juring-juring sperti buah belimbing. Tubuhnya berwarna hitam dengan berbintik putih. Penyu ini adalah jenis penyu dengan ukuran yang terbesar.
Ancaman
Penyu Belimbing saat ini keeradaannya sangatlah terncam, sebgaian besar karena dampak dari kegiatan manusia. Penyu Belimbing akan slit membedakan makanannya dnegan sampah kantung plastik yang ada dilautan, sering ditemukan jenis penyu ini mati karena memakan sampah plastik. Jadi cara yang paling mudah untuk membantu penyu adalah dengan membuang sampah pada tempatnya dan kurangi menggunakan tas/kantong plastik.
Penyu Belimbing saat ini keeradaannya sangatlah terncam, sebgaian besar karena dampak dari kegiatan manusia. Penyu Belimbing akan slit membedakan makanannya dnegan sampah kantung plastik yang ada dilautan, sering ditemukan jenis penyu ini mati karena memakan sampah plastik. Jadi cara yang paling mudah untuk membantu penyu adalah dengan membuang sampah pada tempatnya dan kurangi menggunakan tas/kantong plastik.
Status Perlindungan
Dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia sejak tahun 1987 berdasarkan keputusan Menteri Pertanian no. 327/Kpts/Um/5/1978.
Dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia sejak tahun 1987 berdasarkan keputusan Menteri Pertanian no. 327/Kpts/Um/5/1978.
Penyu Tempayan (Caretta caretta)
Nama Indonesia : Penyu Tempayan / Penyu Bromo
Nama Bahasa Inggris : Loggerhead turtle
Nama ilmiah : Caretta caretta
Nama daerah : -
Ukuran lengkung karapas /CCL (Curved Carapace Lenght) : 73 – 107 Cm
Berat : penyu dewasa sampai 159 Kg
Makanan : kepiting, kerang
Jumlah Sarang per musim : 3 – 5 sarang
Re – nesting interval : 12 – 16 hari
Remigration interval : 2 – 3 tahun
Jumlah telur : 100- 120 butir
Re – nesting interval : 12 – 16 hari
Remigration interval : 2 – 3 tahun
Jumlah telur : 100- 120 butir
Tempat hidup:
Umumnya ditemukan di daerah tropis. Di Indonesia sampai saat ini hanya ditemukan di perairan saja belum ada laporan penyu ini bertelur di kepulauan Indonesia.
Umumnya ditemukan di daerah tropis. Di Indonesia sampai saat ini hanya ditemukan di perairan saja belum ada laporan penyu ini bertelur di kepulauan Indonesia.
Ciri-ciri umum:
Penyu ini berwarna coklat kemerahan, tukik berwarna coklat
Penyu ini berwarna coklat kemerahan, tukik berwarna coklat
Status perlindungan
DILINDUNGI di Indonesia oleh pemerintah Republik Indonesia sejak tahun 1980 berdasarkan Keputusan menteri Pertanian no. 176/Kpts/Um/10/1980.
DILINDUNGI di Indonesia oleh pemerintah Republik Indonesia sejak tahun 1980 berdasarkan Keputusan menteri Pertanian no. 176/Kpts/Um/10/1980.
Penyu Lekang (Lepidochelys olivacea)
Nama Indonesia : Penyu Lekang
Nama Bahasa Inggris : Olive ridley turtle
Nama ilmiah : Lepidochelys olivacea
Nama lain/ daerah : penyu Abu-Abu, penyu Sisik Semu
Ukuran lengkung karapas /CCL (Curved Carapace Lenght) : 62 – 70 Cm
Berat : penyu dewasa sampai 35 – 45 Kg
Makanan : kepiting, udang, ikan dan ubur-ubur
Tempat hidup:
Perairan hangat di wilayah samudera Pasifik, Hindia dan Atlantik. Mereka ditemukan bertelur di pesisir selatan kepulauan Indonesia, termasuk di pesisir pantai selatan Bali seperti di patai Kuta, pantai Tegal Besar, Klungkung – Bali. Di beberapa tempat di India dan Meksiko penyu ini datang dalam jumlah ribuan untuk bertelur bersama-sama di sebuah pantai, yang disebut dengan “arribadas”
Perairan hangat di wilayah samudera Pasifik, Hindia dan Atlantik. Mereka ditemukan bertelur di pesisir selatan kepulauan Indonesia, termasuk di pesisir pantai selatan Bali seperti di patai Kuta, pantai Tegal Besar, Klungkung – Bali. Di beberapa tempat di India dan Meksiko penyu ini datang dalam jumlah ribuan untuk bertelur bersama-sama di sebuah pantai, yang disebut dengan “arribadas”
Ciri-ciri umum:
Penyu ini adalah jenis penyu yang terkecil dari jenis penyu lainnya. Warna karapasnya abu-abu kehijauan, tukik berwarna abu-abu.
Status Perlindungan
Dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia sejak tahun 1980 berdasarkan keputusan menteri Pertanian No. 716/Kpts-Um/10/1980.
Penyu ini adalah jenis penyu yang terkecil dari jenis penyu lainnya. Warna karapasnya abu-abu kehijauan, tukik berwarna abu-abu.
Status Perlindungan
Dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia sejak tahun 1980 berdasarkan keputusan menteri Pertanian No. 716/Kpts-Um/10/1980.
Penyu Sisik (Eretmochelys imbricata)
Disebut penyu sisik karena karapasnya yang bertumpuk seperti sisik ikan
Ukuran: panjang karapas 76 – 91 Cm
Berat: penyu dewasa 40 – 60 Kg
Makanan: jenis karang lunak sponge(bunga karang), cumi-cumi
Tempat hidup: Umumnya ditemukan di daerah tropis, di Indonesia dapat dijumpai di Kepulauan Seribu – Jakarta, Taman Nasional Karimun Jawa. Penyu Sisik terancam hidupnya karena banyak diburu unuk diambil karapasnya. Karapas ini diolah untuk kerajinan berupa gelang, kotak perhiasan, cicin, sisir dll.
Status Perlindungan
Dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesiasejak tahun 1992 berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan no. 882/Kpts-II/1992.
Dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesiasejak tahun 1992 berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan no. 882/Kpts-II/1992.
Penyu Hijau (Chelonia mydas)
Disebut penyu hijau karena warna lemak dalam tubuhnya yang berwarna hijau.
Ukuran: panjang karapas 76 – 91 Cm
Berat: penyu dewasa 136 – 180 Kg
Makanan: ketika dewasa makan rumput laut
Tempat hidup: Umumnya ditemukan di daerah tropis, di Indonesia dapat dijumpai di Kepulauan Sanggalaki Kalimantan, Pangumbahan – Jawa Barat, Taman Nasional Meru Betiri, Taman Nasional Alas Purwo – Jawa Timur. Keberadaan penyu Hijau sangat terancam karena banyak diburu untuk diambil dagingnya dan telurnya.
Status Perlindungan
Dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia sejak PP No. 7/1999 tentang pengawetan Tumbuhan dan Satwa dikeluarkan
Dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia sejak PP No. 7/1999 tentang pengawetan Tumbuhan dan Satwa dikeluarkan
Penyu Pipih (Natator depressus)
PENYU PIPIH (Natator depressus)
Disebut penyu pipih karena bentuknya yang pipih.
Ukuran: panjang karapas 99 Cm Berat: penyu dewasa 90 Kg
Makanan: timun laut, ubur-ubur, udang
Tempat hidup: Penyebaran penyu ini sangat terbatas diperairan Australia, Papua New Guiena dan Indonesia. Sampai saat ini penyu pipih ditemukan hanya bertelur di benua Australia.
Status Perlindungan
Dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan menteri Kehutanan no. 882/Kpt-II/1992.
Dilindungi oleh pemerintah Republik Indonesia melalui Keputusan menteri Kehutanan no. 882/Kpt-II/1992.
Penyu Ridel (Lepidochelys kempii)
Jenis penyu ini tidak ditemukan di perairan Indonesia.
4)
Apakah makanan penyu di laut?
Makanan penyu di alam cukup
bervariasi sesuai dengan jenisnya. Misalnya untuk penyu Tempayan biasanya
memangsa lobster, kelompok udang-udangan (crustacean), kerang, ikan dan
kelompok hewan lunak (molusca) seperti cumi-cumi. Sedangkan untuk penyu Hijau
lebih memilih untuk memakan lamun. Penyu Belimbing cukup dikenal sebagai
pemakan ubur-ubur, dan penyu Sisik yang memiliki paruh seperti burung elang
digunakannya untuk memotong karang, anemone dan sponges.
5)
Mengapa penyu dilindungi?
Meskipun saat menetas dari
sarang penyu ada dalam jumlah yang besar, namun ketika mencapai laut ada banyak
bahaya yang mengancam. Seringkali bayi penyu yang telah mencapai laut merupakan
mangsa bagi ikan-ikan besar. Banyak habitat pakan maupun lokasi peneluran penyu
yang telah rusak dan hilang baik karena factor alam maupun pembangunan di
wilayah pesisir. Selain itu, perburuan penyu untuk diambil daging dan telurnya
telah menyebabkan populasi penyu di banyak tempat menjadi habis dalam 100 tahun
terakhir. Oleh karena itu, upaya perlindungan diperlukan untuk menyelamatkan
populasi yang masih ada.
6)
Bagaimana cara membedakan jenis kelamin pada penyu?
Apabila belum dewasa,
sangat sulit untuk menentukan jenis kelamin penyu. Namun, ketika telah dewasa,
penyu jantan dapat ditentukan dengan ukuran ekornya yang lebih panjang dibandingkan
dengan penyu betina.
7)
Sampai seberapa besarkah ukuran penyu?
Ukuran
penyu berbeda-beda untuk setiap jenisnya. Penyu Belimbing adalah penyu
yang memiliki ukuran paling besar dibandingkan dengan jenis yang lainnya.
Seekor penyu belimbing umumnya tumbuh hingga panjang karapasnya mencapai ukuran
dua meter. Bahkan pada tahun 1987 seekor penyu belimbing berukuran tiga meter
dengan berat mendekati satu ton (970 kg) dilaporkan pernah ditemukan terdampar
di pesisir Wels coast, Eropa.
8)
Berapakah jumlah telur pada sarang penyu?
Rata-rata seekor penyu
dapat memproduksi 110 telur dalam setiap sarangnya. Pada sekali musim peneluran
seekor penyu betina dewasa mampu menghasilkan 2 hingga 8 sarang. Penyu Pipih
merupakan penyu yang dikenal menghasilkan jumlah telur yang paling sedikit pada
tiap sarangnya yakni sekitar 50 butir. Sedangkan penyu Sisik menghasilkan jumah
yang paling banyak yakni hingga lebih dari 200 butir telur untuk setiap
sarangnya.
9)
Bagaimanakah cara penyu untuk kembali ke pantai asalnya untuk bertelur?
Ada beberapa teori yang
menggambarkan bagaimana penyu dapat kembali ke daerah asalnya.
·
Teori medan magnet bumi menyatakan
bahwa selama akhir periode penetasan penyu telah merekam intensitas medan
magnet bumi lokasi asalnya.meskipun kemudian penyu telah berenang hingga ribuan
kilometer dari asalnya, informasi ini ketika penyu dewasa dan siap untuk
bereproduksi kemudian digunakan untuk membantu navigasi berenang kembali ke
asalnya. Berbagai penelitian telah dilakukan terkait dengan kemampuan penyu
mendeteksi medan magnet bumi ini. Akan tetapi apakah penyu benar-benar
menggunakan kemampuannya ini untuk kembali ke pantai asalnya adalah ide
berikutnya yang sedang diselidiki.
·
Secara luas bayi penyu juga
diyakini mampu merekam kualitas lingkungan yang unik dari pantai tempat asalnya
baik ketika masih ada di srangnya maupun pada masa awal perjalanannya mencapi
laut. Karakteristik pantai yang digunakan sebagai pengenal ini bisa saja berupa
kualitas fisik-kimia air, bau, frekuensi suara, karakteristik arus patntai, medan
magnet bumi dan lain-lain.
·
Teori lainnya adalah penyu-penyu
muda yang telah siap untuk bereproduksi akan mengikuti penyu-penyu dewasa
bermigrasi menuju ke perairan daerah perkawinan yang biasanya berlokasi tidak
jauh dari pantai peneluran.
10)
Apakah penyu selalu menjaga sarangnya hingga menetas?
Induk penyu tidak pernah
menjaga sarangnya seperti halnya yang dilakukan oleh beberapa hewan reptilian
lainnya. Setelah diletakkan di dalam sarang, keberhasilan penetasan telur penyu
sepenuhnya akan dipengaruhi oleh kondisi lingkungan sekitrnya. Factor-faktor
yang berpengaruh terhadap keberhasilan tetas telor penyu ini diantaranya
adalah, suhu sarang, tingkat kelembapan, aliran udara serta mikroba yang ada di
sekitar sarang.
Pengukuran Telur Penyu
1. Ukur
Telur Penyu, Berat, dan Diameternya?
2. Masa
Inkubasi Penetasan dan Angka Sukses Penetasan?
3. Amati
Pada Telur Yang Tidak Menetas, Identifikasi Faktor Penyebabnya?
1.
Perkawinan penyu terjadi di lepas pantai 1-2 bulan
sebelum peneluran pertama di musim tersebut. Baik penyu jantan maupun
penyu betina memiliki pasangan lebih dari satu pasangan kawin. Penyu
betina menyimpan sperma penyu jantan di dalam tubuh mereka
untuk membuahi tiga hingga tujuh kumpulan telur (nantinya menjadi 3-7 sarang)
yang akan ditelurkan musim tersebut.
Penyu
jantan biasanya kembali ke daerah pakan mereka sesudah penyu betina
menyelesaikan kegiatan bertelur 1-2 mingguan mereka di pantai. Saat penyubetina
siap bertelur dia akan pergi ke daratan, mencari pantai yang
memiliki pasir dan dengan suasana yang tidak bising dan tidak ada gangguan atau
ancaman(seperti manusia), oleh karena itu penyu selalu menelur pada malam hari.
Ia membuat lubang badan dengan sirip depannya lalu menggali
lubang sarang sedalam 30-60 cm dengan sirip belakang. jika pasirnya terlalu
kering dan tidak cocok untuk bertelur, si penyu akan akanberpindah ke
lokasi lain.
Kebanyakan
penyu memerlukan waktu sekitar 45 menit untuk menggali sarang serta10-20 menit
untuk meletakkan telurnya. Tiap sarang berisi sekitar 120 butir
telur kecuali penyu pipih (50 telur) dan belimbing (90 telur). Ukuran telur
berkisar dari sebesar bola golf (penyu sisik) hingga bola billiard (penyu
pipih).
2. Dengan masa inkubasi selama
7 minggu. Suhu sarang saat inkubasi menentukan jenis kelamin tukik.
Penyu betina dihasilkan dari sarang yang hangat dengan pasir warna gelap.
Sarang yang relatif dingin dengan warna pasir putih umumnya menghasilkan penyu
jantan dan memerlukan waktu lebih lama untuk menetas.
Tukik menetas setelah
sekitar 7-12 minggu. Kelompok tukik memerlukan waktu dua hari atau lebih untuk
mencapai permukaan tanah, biasanya pada malam hari. Untuk menemukan arah ke
laut tukik berpatokan pada arah yang paling terang serta menggunakan topografi
garis horison di sekitarnya. Begitu mencapai laut tukik menggunakan berbagai
kombinasi petunjuk ( arah gelombang, arus dan medan magnet) untuk orientasi ke
daerah lepas pantai yang lebih dalam. Kegiatan tukik melewati pantai dan
berenang menjauh adalah upaya untuk merekam petunjuk-petunjuk yang diperlukan
untuk menemukan jalan pulang saat mereka akan kawin. Proses ini disebut imprinting
process.
Fakta menariknya adalah
dari sekian banyak telur yang dihasilkan hanya 1% yang hidup.
3. Faktor
yang mempengaruhi ketidakmenetasan Telur adalah :
·
Kedalaman sarang dan suhu
Kedalaman sarang menentukan tingkat
penyerapan oksigen maupun kelembapannya, makin dalam sarang, makin sulit juga
mendapatkan oksigen sehingga mempengaruhi penetasan. Batas
toleransi penetasan telur penyu berada pada kisaran : 25 0 –
35 0 C . jika berada diluar itu maka kemungkinan
telur akan gagal untuk menetas.
·
Kelembapan
Kelembapan dalam sarang berkaitan
dengan sukses penetasan telur penyu. Hal ini karena telur
membutuhkan oksigen untuk melakukan respirasi melalui cangkangnya, ketika hujan
turun, air akan meresap ke dalam substrat dan akan menghambat penyerapan
oksigen oleh telur tersebut. Tingginya kelembapan dalam sarang juga
mendorong terhadap pertumbuhan akar yang terdapat di sekitar pepohonan.
·
Pasang Surut
Pasang tertinggi yang terjadi saat bulan purnama atau
bulan baru, biasanya merusak telur yang berada di batas bawah air
pasang. pasang surut juga dapat memicu terjadinya abrasi air
laut yang tentunya merusak telur yang berada di dalam pasir.
·
Tekstur pasir
Tekstur pasir yang halus dan padat biasanya membantu
proses penetasan karena mampu menyimpan air yang berguna pada masa
inkubasi. Berdasarkan penelitian di pantai Warmon diketahui bahwa
semakin dalam sarang substrat pasir telihat semakin halus (Wartanoi,
2008) kondisi ini dapat menghambat keluarnya panas dari dalam sarang.
·
Predator
Keberhasilan telur untuk menetas dan tukik penyu belimbing
sangat terancam apabila di habitat peneluran banyak terdapat
predator.
·
Telur Yang Infertil
Siklus Hidup Penyu
Tukik adalah sebutan untuk anak penyu, mereka memiliki naluri alami ketika menetas keluar dari sarangnya akan menuju lautan, dengan bantuan sinar bulan pada kaki langit. Tukik akan kebingungan (disorientasi) jika terdapat cahaya buatan yang berasal dari jalan raya, bangunan yang bersinar lebih terang dari cahaya alami.
Oleh sebab itu maka sangatlah penting untuk menjaga pantai tempat bertelur penyu bebas dari cahaya buatan, atau dengan menguranginya sampai pada batas minimum.
Secara naluri tukik akan keluar pada malam hari, untuk mengurangi bahaya dari pemangsa dan juga menghindari diri dari kemungkinan dehidrasi. Setelah memecah cangkang telur, dalam masa inkubasi kurang lebih 2 bulan, tukik akan memulai perjuangannya keluar dari dalam sarangnya sebagai sebuah kelompok.
Secara naluri tukik akan keluar pada malam hari, untuk mengurangi bahaya dari pemangsa dan juga menghindari diri dari kemungkinan dehidrasi. Setelah memecah cangkang telur, dalam masa inkubasi kurang lebih 2 bulan, tukik akan memulai perjuangannya keluar dari dalam sarangnya sebagai sebuah kelompok.
Jika tukik yang teratas merasakan pasir lebih hangat (artinya matahari masih bersinar), maka aktifitas akan berhenti dan memulai lagi hanya pada malam hari ketika suhu pasir lebih dingin. Ketika tukik keluar dari sarangnya pada siang hari, mereka dalam ancaman besar dimangsa oleh kepiting, burung, rubah dan juga bianatang liar lainnya dalam perjalanannya menuju ke lautan. Sekali mereka berada di dalam air mereka harus berusaha untuk menghindar karena masih banyak pemangsa yang meliputi ikan dan hiu.
Tukik-tukik kemudian berenang dengan cepat sampai tersapu ombak yang membawa mereka lebih jauh ke tengah laut. Segera setelah menetas tukik-tukik ini akan hilang dari perairan dangkal dekat tempat menetasnya. Mereka akan sangat jarang dapat ditemui lagi dalam beberapa tahun. Selama periode ini mereka mengikuti arus laut dan memakan plankton yang dekat dengan permukaan laut. Karena observasi yang sangat jarang dialakukan, sangat sedikit yang diketahui tentang ‘tahun menghilang’ ini.
Penyu muda mungkin akan tetap berada dalam satu area tempat makan selama beberapa tahun sebelum mereka pindah ke tempat lainnya. Beberapa perubahan bisa terjadi selama fase ini yang dapat berlangsung selama 10 -20 tahun.
Penyu akan mulai berkembang biak pada umur 30 – 50 tahun. Setiap dua sampai delapan tahun tergantung kondisi dari penyu dewasa melakukan migrasi untuk berkembang biak dari tempat mereka mencari makan menuju ke pantai tempat peneluran. Migrasi ini sejauh 50 – 3.000 Km.
Tukik-tukik kemudian berenang dengan cepat sampai tersapu ombak yang membawa mereka lebih jauh ke tengah laut. Segera setelah menetas tukik-tukik ini akan hilang dari perairan dangkal dekat tempat menetasnya. Mereka akan sangat jarang dapat ditemui lagi dalam beberapa tahun. Selama periode ini mereka mengikuti arus laut dan memakan plankton yang dekat dengan permukaan laut. Karena observasi yang sangat jarang dialakukan, sangat sedikit yang diketahui tentang ‘tahun menghilang’ ini.
Penyu muda mungkin akan tetap berada dalam satu area tempat makan selama beberapa tahun sebelum mereka pindah ke tempat lainnya. Beberapa perubahan bisa terjadi selama fase ini yang dapat berlangsung selama 10 -20 tahun.
Penyu akan mulai berkembang biak pada umur 30 – 50 tahun. Setiap dua sampai delapan tahun tergantung kondisi dari penyu dewasa melakukan migrasi untuk berkembang biak dari tempat mereka mencari makan menuju ke pantai tempat peneluran. Migrasi ini sejauh 50 – 3.000 Km.
Banyaknya migrasi yang dilakukan penyu sepanjang hidupnya belum diketahui dengan pasti, seberapa banyak yang dapat mereka lakukan belum dapat dihitung. Bagaimanapun nampaknya mereka akan berkembang biak dalam kurun waktu puluhan tahun.
Setelah kawin dengan beberapa pejantan, penyu betina perlahan akan merayap dengan sirip depan menuju pantai. Normalnya penyu mulai bertelur pada malam hari dan berakhir sebelum subuh. Penyu betina akan memilih tempat bertelur yang bersih dari sampah.
Dengan menggunakan sirip belakangnya untuk menggali pasir membuat lubang dengan kedalaman 50 – 70 Cm. Jika proses pengalian ini sukses, ia akan bertelur sekitar 80 – 120 butir, yang berukuran sebesar bola ping pong.
Setelah kawin dengan beberapa pejantan, penyu betina perlahan akan merayap dengan sirip depan menuju pantai. Normalnya penyu mulai bertelur pada malam hari dan berakhir sebelum subuh. Penyu betina akan memilih tempat bertelur yang bersih dari sampah.
Dengan menggunakan sirip belakangnya untuk menggali pasir membuat lubang dengan kedalaman 50 – 70 Cm. Jika proses pengalian ini sukses, ia akan bertelur sekitar 80 – 120 butir, yang berukuran sebesar bola ping pong.
Penyu sangat mudah terganggu ketika datang ke tepi pantai atau dalam mempersiapkan sarangnya. Gerakan manusia dan sinar cahaya akan membuatnya kembali ke laut tanpa bertelur. Ketika penyu mulai bertelur, ia akan sangat tidak senang jika diganggu. Dengan menggunakan sirip belakangnya penyu menutupi sarangnya, dan dengan sirip depannya untuk menambah pasir sehingga sarangnya tersembunyi, penyu ini akan kembali ke laut setelah melewati beberapa jam yang melelahkan.
Ancaman Terhadap Populasi Penyu
Keberadaan penyu saat ini yang semakin terancam punah sebagian besar adalah akibat dari kegiatan manusia. Para ahli penyu yang tergabung dalam Marine Turtle Specialist Group (MTSG) telah melakukan kajian dan mengidentifikasi 5 faktor ancaman utama terhadap populasi penyu. Ancaman ini adalah faktor yang menyebabkan populasi penyu semakin langka, jika hal ini tidak terkontrol maka akan menyebabkan penurunan drastis populasi penyu, bahkan akan dapat mengakibatkan kepunahan lokal pada suatu daerah. Kelima faktor tersebut penyebab tersebut adalah:
- Dampak industri perikanan, hal ini berdampak luas terhadap kehidupan penyu dimanapun terutama dampak dari rawai panjang (longlines), gill nets dan pukat. Berdampak utama pada mortalitas yang tinggi akibat tertangkap tidak sengaja “incidential by catch”, rusaknya habitat dan juga perubahan jaring-jaring makanan.
- Perburuan, penyu diburu oleh manusia untuk diambil daging dan telurnya untuk konsumsi dan juga dimanfaatkan minyak, kulit serta karapasnya.
- Pembangunan di daerah pesisir, habitat peneluran penyu rusak dan hilang karena adanya pembangunan di daerah pesisir. Misalnya lalu lintas kendaraan di pantai, penambangan pasir, perubahan vegetasi dan bentuk pantai.
- Pencemaran dan penyakit, pencemaran air laut termasuk juga diakibatkan oleh sampah plastik, sampah alat tangkap ikan, tumpahan minyak dan berbagai macam sampah yang dapat berdampak langsung terhadap penyu baik karena tertelan maupun tersangkut. Pencemaran cahaya juga akan mengakibatkan perubahan perilaku peneluran penyu dan disorientasi tukik, yang menyebabkan kematian pada tukik itu sendiri. Pencemaran secara kimiawi akan berdampak pada menurunnya tingkat kekebalan tubuh pada penyu yang memudahkan mereka terserang penyakit. Termasuk didalamnya penyebaran penyakit seperti Fibropapilloma.
- Pemanasan global, hal ini akan berdampak pada sex ratio alami dari tukik yang menetas, akan meningkatkan frekuensi kejadian cuaca yang ekstrim yang dapat meningkatkan kemungkinan wabah penyakit pada penyu. Pemanasan global akan berdampak pada hilangnya habitat tempat bertelur penyu dan perubahan-perubahan lainnya yang mendasar yang berkaitan erat dengan kelautan.
Kenapa Melindungi Penyu?
Banyak hal yang dapat kita pelajari tentang bumi ini dengan mengacu pada kehidupan penyu. Karena mereka telah ada di bumi ini semenjak ratusan juta tahun yang lalu, dan mereka berkelana di seluruh samudera yang ada di dunia ini. Namun demikian kini mereka berjuang untuk bertahan hidup, karena sebagian besar ancaman datang akibat dari kegiatan manusia. Namun apakah artinya bagi manusia? Beberapa arti penting tentang keberadaan penyu bagi manusia:
PENYU DI INDONESIA
Reviewed by kangmaruf
on
1:45 AM
Rating:
No comments: