PAKAN SAPI BALI
II. PAKAN SAPI BALI
Keberhasilan usaha
peternakan sapi, baik itu sapi potong, sapi kerja, maupun sapi perah sangat
tergantung dari pemberian pakan yang cukup dan memenuhi syarat. Namun
perlu disadari bahwa pemberian pakan yang cukup dan memenuhi syarat syarat
ini tidak akan dapat mengubah sifat genetik sapi. Besar tubuh sapi Bali
tidak dapat diubah menyerupai sapi Hereford, tetapi pemberian pakan yang cukup
dan memenuhi syarat pasti akan dapat menunculkan sifat bawaannya yang baik,
mislanya pertumbuhannya menjadi lebih sempurna dan lebih cepat, dan persentase
karkasnya menjadi lebih tinggi, dan lebih tahan terhadap penyakit.
Pemberian pakan pada
ternak sapi, baik sapi potong maupun sapi perah harus dilakukan secara
berkesinambungan sehingga pertumbuhannya tidak terganggu.Pemberian pakan yang
tidak berkesinambungan akan menimbulkan goncangan pertumbuhan sapi. Keadaan
ini sering ditemukan pada sapi Bali yang dipelihara di daerah pegunungan /
daerah dataran tinggi yang pengairannya tergantung dari air hujan, seperti di
daerah Bukit Jimbaran, daerah Kubu Karang Asem, daerah NTT dan lai-lain. Pada
musim hujan, sapi bali yang dipelihara di daerah tersebut tumbuh dan bertambah
bobot dengan sangat cepat karena sapi mendapat pakan dalam jumlah yang cukup
dan memenuhi syarat. Akan tetapi, pada musim kemarau pertumbuhannya atau
bobot badannya dapat menurun secara dratis, sebab selama musim kemarau
persediaan pakan dan daya cerna sapi akan hijauan menjadi berkurang. Hal
ini tyerutama disebabkan oleh hilangnya energi, mineral dan protein yang terkandung
dalam hijauan/rerumputan akibat kekurangan air. Dengan demikian,
hijauan/rerumputan yang yang diberikan kepada ternak tidak lagi memenuhi
syarat, bahkan jumlahnyapun tidak mencukupi kebutuhan sapi. Sebagai akibatnya
ialah : pertumbuhan terhambat, sapi yang sudah dewasa berat badannya
menurun/kurus, sehingga tidak memenuhi syarat sebagai sapi potong. Perkembangbiakannya
terhambat karena fertilitasnya menurun, persentase karkasnya juga sangat
rendah.
Oleh karena itu,
peternak harus berusaha memberi pakan yang cukup dan memenuhi syarat sesuai
dengan kebutuhan sapi. Ransum sapi yang memenuhi syarat ialah ransom
yang mengandung : protein, karbohidrat, lemak, vitamin, mineral, dan air dalam
jumlah yang cukup. Kesemuanya dapat disediakan dalam bentuk hijauhan dan
konsentrat.
Kebutuhan sap[I akan
Gizi
a.
Protein.
Protein berfungsi
untuk memperbaiki dan menggantikan sel tubuh yang rusak, (misalnya pada sapi
lanjut usia), pembentukan se-sel baru dari tubuhnya (misalnya pada pedet),
berproduksi (misalnya pada sapi dewasa) dan diubah mnjadi energi (misalnya pada
sapi kerja).
Protein lebih banyak
dibutuhkan oleh sapi muda yang sedang tumbuh dibandingkan sapi dewasa. Karena
unsure protein tidak dapat di bentuk dalam tubuh, padahal sangat mutlak
diperlukan, oleh karena itu sapi harus diberi pakan yang cukup mengandung
protein.
Sumber protein bagi
sapi adalah hijauan dari jenis leguminosa sepertiCentrosema pubescens,
daun turi, lantoro dan pakan tambahan berupa penguat seperti bungkil kelapa,
bungkil kacang tanah, katul, tepung darah, tepung ikan, tepung daging dan
lain-lain.
Protein asal hewan
(hewani) lebih baik ketimbang protein asal tanaman (nabati), sebab kandungan
asam amino essensial dan nilai gizinya lebih tinggi.Bahan pakan yang berkadar
protein tinggi ialah yang susunan proteinnyamendekati susunan protein tubuhnya. Protein
hewani dapat diproses kembali kembali menjadi protein jaringan dengan resiko
kerugian yang sangat kecil bila dibandingkan dengan pengolahan protein nabati seperti
jagung dan jerami.
Ternak rumenansia,
termasuk sapi, tidak membutuhkan protein yang bermutu tinggi di dalam pakannya,
sebab di dalam rumen dan ususnya yang panjang itu, pakan diolah oleh jasad
renik. Namun, jika protein yang diberikan adalah protein yang telah usang
dan terurai, maka protein atau sam-asam amino dalam pakan harus ditingkatkan
pula. Oleh karena itu, jika sapi hanya diberi pakan berupa jerami,
khususnya sapi penggemukan, maka kekurangan unsure protein/asam-asam amino dan
unsr lainya dapat ditutupi dengan pemberian pakan tambahan yang banyak
mengandung protein, lemak dan karbohidrat. Kadar serat kasar tinggi dan
kekurangan unsure protein, lemak dan karbohidrat dalam jerami menyulitkan
pencernaan.
b.
Lemak.
Lemak berfungsi
sebagai sumber energi (tenaga) dan sebagai pelarut vitamin A, D, E dan K dalam
tubuh.
Dalam tubuh, lemak
dalam bahan pakan dapat diubah menjadi pati dan gula, dapat digunakan sebagai
sumber tenaga, atau dapat disimpan di dalam jaringan atau sel sebagai lemak
cadangan. Kandungan lemak dalam tubuh berbeda-beda antara jaringan satu
dan jaringan lainnya. Lemak tubuh biasanya dibentuk dari karbohidrat dan
lemak makanan, yang didak langsung digunakan. Di dalam tubuh, kelebihan
lemak akan disimpan di bawah kulit sebagai lemak cadangan.Setiap jenis ternak
memiliki alat atau tempet khusus untuk menyimpan lemak, misalnya sapi pada
punuknya, domba ekor gemuk pada ekornya dan lain sebagainya. Disamping
itu, lemak yang berlebihan juga dapat disimpan disekitar buah pinggang, selaput
penggantung usus dan diantara otot-otot.
Tubuh hewn terdiri
atas tiga jenis jaringan, yaitu tulang otot dan lemak. Di antara ketiga jenis
jaringan tersebut, jaringan nlemak terbentuk paling akhir. Pada ternak
sapi potong yang digemukkan, seperti pada sapi kereman, lemak yang disimpan
menyelubungi serabut otot sehingga atau daging sapi menjadi lebih lembut. Dalam
tubuh hewan, lemak mempunyai sifat yang berbeda. Sapi yang dipotong pada usia
lanjut akan memiliki daging yang liat, apalagi bila sapi itu dipekerjakan
terlalu berat dan diberi pakan yang tidak memenuhi syarat. Hewan ternak
yang hanya diberi pakan berupa hijauan dari rumput akan memperoleh kadar lemak
yang sangat rendah sebab kandungan lemak kasar pada rumput hanya sekitar 1%. Bahan
pakan ternak yang banyak mengandung lemak adalah : bungkil kacang tanah,
bungkil kelapa dan bungkil kedelai.
c.
Karbohidrat
Karbohidrat berfungsi
sebagai sumber tenaga (energi) dan sebagai pembentuk lemak cadangan di dalam
tubuh. Setelah dicerna, karbohidrat diserap oleh darah berupa glukosa dan
langsung dioksidasi menjadi energi atau lemak cadangan. Suber karbohidrat yang
penting ialah serat kasar dan BETN (bahan ekstrak tanpa nitrogen) yaitu bagian
dari bahan makan yang banyak mengandung karbohidrat, pati dan gula. Jagung
dan pakan butiran lainnya juga sebagai sumber karbohofrat. Kebutuhan
sapi akan karbohidrat juga dapat dipenuhi dari bahan hijauan, sehingga
kebutuhan ternak akan karbohidrat tidak banyak mengalami kesulitan.
d.
Mineral
Mineral berguna dalam
pembentukan jaringan tulang dan otot, proses produksi, penggantian mineral
tubuh yang hilang, dan pemeliharaan kesehatan.
Meskipun diperlikan
hanya dalam jumlah yang kecil dan terdapat dalam jumlah banyak dalam jaringan
tulang, mineral berperan amat penting dalam kehidupan hewan ternak. Yaitu : mineral
mempermudah proses pencernaan dan penyerapan zat makanan, pada anak
hewan yang sedang tumbuh atau yang sudah dewasa, mineral diperlukan untuk
memperbarui sel-sel yang mati. Selain itu, janin hanya dapat tumbuhdengan
baik bila tersedia mineral dalam jumlah yang cukup.
Beberapa jenis mineral
penting yang diperlukan tubuh ialah : natrium, khlor, kalsium, fosfor, sulfur,
kalium, magnesium, tembaga, seng, selenium. Pada umumnya unsure tersebut banyak
terdapat dalam pakan. Namun mineral tertentu seperti garam dapur (NaCl), calsium
(Ca) dan fosfor, sering masih perlu ditambahkan dalam ransum.
Mineral fosfor banyak
ditemukan pada padi-padian, sedangkan makanan kasar lainnya banyak mengandung
Ca. Tanda bahwa ternak sapi kekurangan mineral ialah : sapi suka makan
tanah. Kekurangan mineral dapat menimbulkan penyakit tulang atau
fertilitasnya (kesuburan) ternak menjadi rendah. Pada sapi, sumber mineral
utama ada;ah hijauan, dan pakan tambahan berupa mineral (feed
supplement-mineral)
e.
Vitamin
Dalam tubuh, vitamin
berfungsi untuk mempertahankan kekuatan tubuh dan memprimakan kesehatan dalam
berproduksi.
Kebutuhan ternak akan
vitamin sering tidak menjadi perhatian peternak karena unsure tersebut biasanya
tersedia dalam jumlah yang cukup dalam pakan.Selain itu, hewan memamah biak
seperti sapi dapat membentuk vitamin tertentu dalam ususnya, terutama vitamin B
kompleks. Akan tetapi, pada musim kemarau yang panjang, bahan pakan sapimengandung
vitamin A dengan kadar yang tidak cukup. Oleh karena itu, bagi ternak sapi
yang dipelihara secara intensif, atau yang ruang geraknya dibatasi, ransumnya
perlu ditambahkan vitamin A.
Jika kadar vitamin A
dalam tubuh berlebihan, maka vitamin tersebut akan disimpan dalam waktu yang
lama dalam hati. Pada sapi vitamin A yang disimpan dapat bertahan sampai
enam bulan, dan kambing selama tiga bulan. Bagain hijauan tanaman yang
sedang tumbuh, atau pada bagian pucuknya banyak mengandung karoten, yang dalam
tubuh hewn dapat diubah menjadi vitamin A.
Sementara vitamin A
dapat dibentuk dari karoten, vitamin B dapat dibentuk sepenuhnya di dalam tubuh
hewan, sedangkan vitamin C dapat dibentuk sendiri oleh semua jenis hewan yang
telah dewasa, dan vitamin D dibentuk oleh tubuh hewan dari provitamin D dengan
bantuan sinar matahari.
Sumber utama vitamin
tubuh pada sapi adalah hijauan.. Akan tetapi, beberapa factor seperti
jenis tanah, iklim dan waktu dan cara penyimpanan hijauan, dapat berpengaruh
terhadap kandungan vitamin dalam hijauan itu
f.
Air
Air berfungsi mengatur
suhu tubuh, membantu proses pencernaan, mengelauarkan bahan yang tidak berguna
dari dalam tubuh seperti keringat, air seni, dan kotoran (80% air), melumasi
persendian, dan membantu pengpenglihatan.
Air merupakan unsure
terbesar dalam tubuh hewan karena lebih dari 50% komposisi tubuh terdiri atas
air. Kebanyakan jaringan dalam tubuh hewan mengandung 70-90% air. Hewan
yang kekurangan air biasanya lebih cepat mati daripada yang kekurangan makanan
yang sekali gus membuktikan bahwa air mempunyai fungsi yang sangat penting bagi
ternak. Oleh karena itu, para peternak harus sungguh-sungguh memperhatikan
kebuituhan ternaknya akan air.
Kebutuhan ternak akan
air minum sangat beragam di antara ternak yang satu dengan yang lainnya. Keragaman ini
dipengaruhi olah berbagai faktor, seperti : jenis sapi, umur, suhu lingkungan,
jenis bahan makanan, dan volume makan yang masuk dalam tubuh, serta aktifitas
sapi yang bersangkutan. Pada sapi muda. I yang sedang bekerja, sapi yang
berada pada lingkungan suhu yang tinggi, dan sapi yang diberi pakan jerami dalam
jumlah yang besar, kebutuhan akan air minum lebih tinggi jika dibandingkan
dengan sapi pada keadaaan normal.
Kebutuhan tubuh sapi
akan air dapat dipengaruhi dari air minum, air dalam bahan makanan, dan air
metabolic yang berasal dari glukosa, lemak dan protein.Sebagai pedoman bagi
penyediaan air minumadalah : sapi dewasa yang bekerja memerlukan air sekitar 35
liter air dalam sehari, sedangkan sapi yang tidak bekerja memerlukan air
sekitar 25 liter.
Bahan Pakan Sapi
Sapi bali yang dilahan
persawaan dalam kehidupannya lebih banyak memakan rumput dibandingkan semak dan
pohon, sedangkan yang dipelihara di lahan kering, secara persentase lebih
banyak memakan semak dan pohon. Sapi bali pejantan jika dibandingkan
dengan yang betina, lebih banyak memakan rumput.Begitu pula pada musim hujan
sapi bali lebih banyak makan rumput, sedangkan semak dan pohon konsumsinya
meningkat pada musim kemarau. Secara umum apabila dilihat komposisi pakan
sapi Bali, terdiri atas rumput (78%), leguminosa (3%), semak dan pohon (15%),
jerami (2%), batang pisang (1%) dan lainnya (1%).
Tabel 2.1. Komposisi
Bahan (%) Pakan Sapi Bali di Bali
No
|
Jenis Pakan
|
Musim
|
Pemantaatan Lahan
|
Klasifikasi Sapi
|
||||||
Hu
jan
|
Kema
rau
|
Sa
wah
|
Tegalan
|
Ke
bun
|
Pe
det
|
Ke
biri
|
In
duk
|
Pejan
tan
|
||
1
|
Rumput
|
79
|
49
|
85
|
70
|
80
|
78
|
78
|
72
|
80
|
2
|
Leguminosa
|
2
|
1
|
0
|
2
|
0
|
2
|
0
|
0
|
0
|
3
|
Semak dan Pohon
|
14
|
32
|
6
|
23
|
15
|
11
|
17
|
20
|
9
|
4
|
Jerami
|
2
|
6
|
3
|
1
|
1
|
5
|
2
|
2
|
3
|
5
|
Batang Pisang
|
1
|
9
|
2
|
2
|
1
|
0
|
1
|
2
|
3
|
6
|
Lainnya
|
2
|
3
|
4
|
2
|
2
|
4
|
2
|
4
|
5
|
Sumber : Nitis, 2001
Pakan untuk sapi Bali
yang dikandangkan mesti selalu terseia sepanjang hari.Pakan itu akan lebih
diminati sapi bila sebelumnya telah dilayukan, karena pakan yang memiliki aroma
yang membuat selera makan sapi turun telah menguap.Untuk itu pakan mesti
dikumpulkan sehari sebelumnya (sore) untuk diberikan keesokan harinya. Untuk
mengurangi pakan yang tercemar akibat ulah sapi yang kerap memilih pakan,
sebaiknya diberikan dua kali, pada pagi dan sore hari.Kebiasaan memberikan
pakan dua kali ini akan membuat peternak lebih sering bertemu dengan sapinya,
karena bila terjadi perubahan prilaku ternak akibat sakit, birahi atau beranak
peternak akan segera mengetahiu. Dalam pemilihan pakan ternak sapi, selain
zat yang terkabdung di dalammnya, perlu juga dipartimbangkan sifat biologi
bahan pakan yang akan diberikan seperti : tekstur, palatibilitas (enak
tidaknya) dan daya cernanya. Sebagai contoh jagung giling yang kasar
relative lebih sukar dicerna oleh sapi jika dibandinghkan dengan jagung giling
yang lebih halus. Bahan pakan yang rusak, tengik ataupun kurang enak tentu
akan disisihkan oleh sapi atau terbuang percuma karena sapi tidak mau makan
bahan pakan yang telah rusak. Demikain pula bahan pakan kasar seperti
jerami akan sulit dicerna oleh sapi sebab zat makanan dalam jerami tertutup
oleh dinding sel yang sukar dicerna oleh sapi. Bahan pakan yang sukar
dicerna sebaiknya diberi perlakuan khusus sebelum diberikan kepada sapi.
Bahan Pakan Hijauan.
Sapi Bali dapat
diberikan pakan dalam tiga jenis yaitu : pakan hijauan, pakan konsentrat
(penguat), dan pakan tambahan. Bahan hijauan dapat diberikan pada sapi
Bali dalam bentuk segar dan kering atau dikeringkan. Bahan pakan hijauan
juga dapat dikelompokkan menjadi dua macam yaitu rerumputan dan jenis
daun-daunan. Pakan jenis jenis rerumputan dapat berupa rumput lapangan
(lokal) dan rumput unggul seperti rumput gajah, rumput setaris, rumput
benggala dan lain sebagainya. Rerumputan umumnya mengandung banyak
karbohidrat tinggi, tetapi mengandung sedikit protein.
Pakan jenis dedaunan
dapat berasal dari kacang-kacangan (leguminosa) dan nonleguminosa, Pakan jenis
dedaunan yang yang berasal dari leguminosa umumnya lebih disukai olah sapid an
juga memiliki kandungan protein yang lebih tinggi dibandingkan pakan yang
berasal dari nonleguminosa maupun dari rerumputan. Dedaunan yang sering
diberikan pada sapi Bali antara lain daun dadap, daun gamal, daun kayu santen,
daun kaliandra, daun belalu/albezia, daun lantoro, daun turi, daun bunut,
daun waru, daun nangka dan lain-lainnya.
Jumlah pakan hijauan
segar yang diberikan pada sapi, baik baik berupa rerumputan maupun dedaunan,
tergantung dari bobot sapi. Sapi bali dengan bobot 300 kg biasanya
diberikan pakan hijauan dalam bentuk segar sebanyak 30 kg/hari atau 10%
daribobot badannya. Hijauan segar sebaiknya berasal dari berbagai jenis
hijauan, sehingga kebutuhan sapi akan zat makanan dapat terpenuhi. Sebagai
contoh sapi Bali dengan berat 250 kg yang diberikan hijauan dengan komposisi
70% rumput gajah dan 30% daun gamal kebutuhan akan protein, kalori dan energi
metaboliknya dapat terpenuhi sehingga sapi dapat tumbuh dengan baik.
Pakan hijauan kering
atau dikeringkan dapat berupa jerami dan dedaunan yang dikeringkan. Jerami
ialah hasil ikutan pertanian seperti padi, kacang tanah, kedelai, dan jagung
yang berupa batang, daun dan ranting. Sedangkan hijauan kering adalah
hijauan jenis rerumputan yang sengaja ditanam dan dipanen saat menjelang
berbunga dan langsung dikeringkan.
Bahan Pakan Konsentrat
(Penguat) Sapi Bali
Sebagai ternak
perintis, sapi Bali mampu beradaptasi dengan berbagai jenis pakan kasar
yang bergizi rendah, seperti jerami padi dan rumput kering. Meskipun tidak
mencapai maksimal, sapi Bali dapat tumbuh dengan baik jika sapi ini hanya
diberi rerumputan dan dedaunan terutama pada musim hujan ketika hijauan
tersedia dalam jumlah yang berlimpah. Keadaan ini secara ekonomis sangat
menguntungkan peternak.
Untuk mencapai
pertumbuhan yang lebih baik, sapi Bali perlu diberi pakan penguat terutama pada
musim kemarau ketika persediaan hijauan berkurang, dan nilai gizi hijauan
menjadi sangat rendah. Dengan pemberian pakan kosentrat, nilai gizi pakan
dapat diperbaiki. Pemberian konsentrat pada saat persediaan hijauan
berlimpah, yaitu pada musim hujan dapat mempercepat pertumbuhan sapi Bali
dengan tambhan bobot badan selama fase penggemukan bias mencapai 600-800
kg/ekor/hari.
Kosentrat atau pakan
penguat merupakan jenis pakan bergizi tinggi dengan kandungan serat kasar yang
relative rendah, sehingga lebih mudah dicerna dibandingkan hijauan. Pada
sapi Bali, pakan kosentrat biasanya berupa dedak padi, bungkil kelapa, bungkil
kacang tanah, gaplek (ketela pohon) dan sebagainya. Harga bahan pakan
kesentrat relative lebih mahal dibandingkan harga bahan hijauan. Pada saat
hijauan tersedia dalam jumlah yang berlimpah, pemberian kosentrat perlu
dipertimbangkan secara ekonomis, karena pemberian kosentrat yang terlalu tinggi
secara ekonimi sering tidak menguntungkan.
Bahan Pakan Tambahan.
Walaupun telah diberi
pakan berupa hijauan dan/atau kosentrat yang telah mengandung zat makanan yang
memenuhi kebutuhannya, sapi Bali masih sering menderita kekurangan vitamin,
mineral dan bahkan protein, Keadaan ini dapat mengganggu pertumbuhan atau
kesehatan sapi Bali sehingga untuk mengatasinya sapi dapat diberikan pakan tambahan.
Vitamin biasanya
diberikan dalam bentuk pakan tambahan/feed supplement berupa minyak ikan
yaitu untuk memenuhi kekurangan vitamin A dan Vitamin D.
Kekurangan mineral,
khususnya Ca, P dan NaCl pada pakan ternak , dapat dipenuhi dengan pemberian tepung
tulang, tepung kapur (CaCO3) dan garam dapur (NaCl).
Kekurangan protein
sering terjadi bila sapi Bali hanya diberi pakan berupa jerami atau atau rumput
kering yang berkadar protein rendah, maka untuk memenuhinya ke dalam pakan
perlu ditambahkan urea. Pemberian urea dapat menguntungkan karena sebagi
hewan rumenansia, sapi Bali mampu mengubah sumber nitrogen nonprotein menjadi
protein. Selai itu, bahan pakan berprotein tinggi seperti tepung daging,
tepung ikan harganya cukup mahal.
Akan tetapi, pemberian
urea pada sapi Bali perlu kehati-hatian sebab pemberian urea yang berlebihan
dapat menyebabkan keracunan. Sebagai pedoman kadar urea dalam pakan tidak
boleh melebihi 1% dari jumlah pakan atau 20 gram per 100 kg bobot badan sapi
Bali.
Penyusunan Ransum Sapi
Bali
Pemberian pakan pada
sapi Bali oleh peternak tradisional biasanya hanya memperhatikan jumlah atau
volume pakan tanpa banyak memperhatikan kandungan zat makanan pakan yang
diperlukan sapi. Sapi Bali yang dilepas di padang penggembalaan secara
selektif dapat memilih jenis pakan yang secara alamiah dapat memenuhi kebutuhan
akan zat gizi. Akan tetapi, sapi Bali yang dikandangkan komposissi pakan
perlu diatur agar memenuhi nilai gizi yang diperlukan.
Penyusunan ranrum sapi
Bali baik untuk penggemukan, pertumbuhan, menyusui dan bunting harus
disesuaikan dengan kebutuhan ternak itu akan bahan kering (BK), total
Digestible nutrient (TDN), protein kasar (PK), metabolic energy
(ME),calsium (Ca) dan phosphor (P). Contoh komposisi bahan pakan seperti Tabel
2.2.Sementara itu, kebutuhan ternak akan bahan kering, dan pakan kasar, ME, Ca
dan P tergantung dari jenis kelamin ternak, umur ternak, dan tujuan
pemeliharaan dan contoh terlihat pada Tabel 2.3.
Tabel 2,2, Komposisi
Bahan Pakan Ternak
N0.
|
Nama Bahan
|
BK
(%)
|
PK
(%)
|
TDN
(%)
|
ME
(Mcal/kg)
|
Ca
(%)
|
P
(%)
|
1
|
Jerami Kacang Tanah
|
38,1
|
15,2
|
63,3
|
2,37
|
1,40
|
0,20
|
2
|
Jerami Kedelai
|
86,0
|
16,6
|
56,0
|
2,03
|
1,20
|
0,31
|
3
|
Jerami Padi
|
40,0
|
4,3
|
39,5
|
1,53
|
-
|
-
|
4
|
Daun Lantoro
|
29,1
|
23,2
|
63,1
|
2,70
|
2,20
|
0,31
|
5
|
Rumput Benggala
|
40,0
|
4,9
|
45,3
|
1,61
|
0,25
|
0,26
|
6
|
Rumput Gajah
|
15,7
|
11,4
|
53,1
|
1,89
|
0,70
|
0,40
|
7
|
Rumput
Panicum maxsimum
|
40,0
|
4,9
|
45,3
|
4,61
|
0,25
|
0,26
|
8
|
Dedak Padi
|
86,0
|
14,0
|
87,6
|
3,32
|
0,10
|
0,80
|
9
|
Bungkil Kelapa
|
86,0
|
21,6
|
78,0
|
2,85
|
0,16
|
0,72
|
Sumber : Tellman, A.D
dkk Ilmu Pakan Ternak Dasar
Tabel 2.3. Kebutuhan
Nutrisi Sapi Bali
Bobot
|
Sapi
Bali
|
Tambahan
Bobot
|
Makan-an BK
|
Makanan Kasar
|
PK
(%)
|
TDN
(%)
|
ME
Mcak/kg
|
Ca
(%)
|
P
(%)
|
150
|
Jantan
|
0,0
0,7
|
2,8
3,9
|
100
55
|
8,7
12,6
|
55
70
|
2,0
2,5
|
0,18
0,46
|
0,18
0,36
|
200
|
Jantan
|
0,0
0,7
|
2,8
5,7
|
100
75
|
8,7
10,5
|
55
64
|
2,0
2,3
|
0,18
0,23
|
0,18
0,28
|
150
|
Betina
|
0,0
0,5
|
2,8
4,1
|
100
75
|
8,7
11,0
|
55
61
|
2,0
2,2
|
0,18
0,34
|
0,18
0,29
|
200
|
Betina
|
0,0
0,5
|
3,5
6,0
|
100
75
|
8,5
10,2
|
55
64
|
2,0
2,3
|
0,18
0,32
|
0,18
0,27
|
300-400
|
Bunting
|
-
|
10,5
|
85
|
5,9
|
56
|
1,9
|
0,21
|
0,20
|
300-400
|
Menyusui
|
-
|
10,8
|
85
|
10,9
|
55
|
2,0
|
0,24
|
0,38
|
Misalnya, jika di
kebun tersedia rumput Benggala dan daun lantoro dan saat itu terdapat sapi
bunting dengan berat 300 kg. Bila sapi itu diberikan pakan yang terdiri
atas 70% rumput benggala dan 30% daun lantoro, maka susunan ransom kita adalah
:
Sapi Bali bunting
memerlukan pakan dalam bentuk BK sebanyak = 10,5 kg
Perhitungan BK :
Rumput benggala =
70/100 x 10,5 = 7,35 kg
Daun Lantoro =
30/100 x 10,5 = 3,15 kg
Perhitungan Berat
Basah
Rumput benggala =
100/40 x 7,35 = 18,375kg
Daun Lantoro =
100/29 x 3,15 = 10,825 kg
Tabel 2.4. Susunan
Ransum sapi Bali Bunting Bertat 300 Kg.
No,
|
Nama
Bahan
|
Berat
Bahan (kg)
|
BK
(kg)
|
PK
(kg)
|
TDN
(kg)
|
ME
(Mcal)
|
Ca
(kg)
|
P
(kg)
|
1
|
Rumput
Benggala
|
18,375
|
7,35
|
0,36
|
3,33
|
11,834
|
0,0184
|
0,0191
|
2
|
Daun
Lantoro
|
10,825
|
3,15
|
0,73
|
1,99
|
8,505
|
0,0193
|
0,0098
|
Total
|
29,200
|
10,5
|
1,09
|
5,32
|
20,339
|
0,0877
|
0,0289
|
|
Yang Diperoleh
|
10,5
|
10,40%
|
50,7%
|
1,9Mcal/kg
|
0,83%
|
0,28%
|
||
Standar Gizi
|
10,5
|
5,90%
|
56,0%
|
1,9Mcal/kg
|
0,21%
|
0,30%
|
Susunan ransom sapi
Bali bunting yang beratnya badanya 300 kg dengan komposisi pakan rumput
benggala 70% dan daun lantoro 30% telah mendekati standar gizi ternak itu. Kadar
protein : 1,09/10,5 x 100% = 10,40 lebih tinggi dari standar 5,9%,
demikian juga Ca yang diperoleh : 0,0877/10.5 x 100% = 0,83% lebih tinggi dari
yang dibutuhkan yaitu 0,21%. Kadar TDN yag diperoleh : 5.32/10,5 x 100% = 50,7%
lebih rendah dari yang dibutuhkan yaitu 56%, tetapi ME yang diperoleh :
20,339/10,5 = 1,9 Mcal.kg tepat sama dengan yang dibutuhkan yaitu 1,9 Mcal/kg.
Untuk memperbaiki
susunan ransom di atas, yang perlu dilakukan adalah menurunkan PK dan Ca, dan
meningkatkan TDN dengan pemberian pakan kosentrat. Dalam hal ini, kadar PK
lantoro cukup tinggi yaitu 23,2% (Tabel 2.2), sehingga porsi daun lantoro
diturunkan menjadi 15%. Jika 15% daun lantoro diganti dengan dedak padi
dan bungkil kelapa, maka bahan kasar pakan menjadi 85%
TDN yang diperlukan
dari dedak padi dan bungkil kelapa = 15/100 x 10,5 = 1,575
Jadi :
BK rumput benggala =
7,35 kg
BK daun lantoro =
3,15 – 1.575 = 1,575 kg
TDN rumput benggala =
3,33 kg
TND daun lantoro =
53,1/100 x 1,575 = 0,994 kg
Kekurangan TDN =
(56/100 x 10,5 –(3.33 + 0,994)
= 5,88 – 4,324 = 1,556
kg
Persentase kekurangan =
1,556/1.575 x 100% = 98,79%
TDN dedak padi 87,6%
|
|
20,79%
|
||
TDN bungkil kelapa 78,0%
|
11,19%
|
|||
Total
|
31,98%
|
BK dedak padi =
20.79/31.98 x 1.575 = 1,024 kg
BK bungkil kelapa =
11,19/31,98 x 1,575 = 0,551 kg
Jadi dibutuhkan :
Dedak padi =
100/80 x 1,024 = 1,191 kg
Bungkil kelapa =
100/80 x 0,551 = 0,641 kg
Tabel 2.5. Susunan
Ransum Sapi Bali Bunting dengan Empat Bahan Baku Pakan
No,
|
Nama
Bahan
|
Berat
Bahan (kg)
|
BK
(kg)
|
PK
(kg)
|
TDN
(kg)
|
ME
(Mcal)
|
Ca
(kg)
|
P
(kg)
|
1
|
Rumput
Benggala
|
18,375
|
7,350
|
0,36
|
3,33
|
11,834
|
0,0184
|
0,0191
|
2
|
Daun
Lantoro
|
5,412
|
1,575
|
0,365
|
0,994
|
4,325
|
0,00346
|
0,005
|
3
|
Dedak Padi
|
1,191
|
1,024
|
0,143
|
0,897
|
3,3997
|
0,0010
|
0,008
|
4
|
Bungkil Kelapa
|
0,641
|
0,551
|
0,119
|
0,430
|
1,570
|
0,055
|
0,004
|
Total
|
25,619
|
10,5
|
0,987
|
5,651
|
21,055
|
0,055
|
0,0361
|
|
Yang Diperoleh
|
10,5
|
9,4%
|
53,8%
|
2,0Mcal/kg
|
0,52%
|
0,34%
|
||
Standar Gizi
|
10,5
|
5,90%
|
56,0%
|
1,9Mcal/kg
|
0,21%
|
0,30%
|
Berdasarkan pakan baku yang tersedia
baik itu berupa hijauan maupun kesentrat dalam memberikan pakan ternak sapi
Bali kita harus susun ransom sedemikian rupa, sehingga terpenuhinya standar
gizi yang diperlukan oleh ternak tersebut.Pemilihan pakan ternak disamping
berdasarkan harga pakan atau kemudahan mendapatkan pakan tersebut, maka sangat
perlu diperhatikan nilai gizi dari pakan tersebut.
Pemilihan pakan sapi Bali di musim
kemarau perlu mendapat perhatian khusus, karena pada saat musim kemarau pakan
ternak sapi sering habis persediaannya, sehingga peternak harus membeli bahan
pakan ternak dari daerah lain, baik itu brupa hijauan segar maupun jerami. Sebagai
contoh bila tersedia 2 jenis jerami di pasaran yaitu jerami kacang kedelai dan
jerami padi, sebaiknya dipilih jerami kacang kedelai, karena jerami kacang
kedelai nilai gizinya mendekati 2 kali lipat dibandingkan jerami padi.
Daftar Pustaka
Abidin, Z 2002. Pengembangan sapi
potong. Agro Media Pustaka Jakarta
Bandani, Y 2001. Sapi Bali Cetakan III.
Penerbit Swadaya Jakarta
Gunawan, D Pamungkas dan L. Affandhy.
1998. Sapi Bali, Potensi, Produktifitas, dan
Nilai Ekonomi. Kanisius Yogyakarta.
Lana, K. 2001. Makana dan Penampilan
Ternak STS Dalam Peningkatan Produktifitas
Peternakan dan Kelestarian Lingkungan Pertanian
Lahan Kering dengan Sistem
Tiga Strata. Penerbit UPT Penerbit
Universitas Udayana Denpasar
Murtidjo, B.A. 1990. Bewternak sapi
Potong . Penerbit Kanisius Yogyakarta
Nitis, IM,, K Lana. W Suarna, W
Sukanten, S Putra, W Arga, N.K Nuraini, dan
I.B sutrisna. 1998.
Petunjuk Praktis Tata Laksana Sistem Tiga Strata. Edisi 4.
LPM Unud. Denpasar.
PAKAN SAPI BALI
Reviewed by kangmaruf
on
12:55 AM
Rating:
No comments: