Dasar-Dasar Nekropsi Unggas




Mengapa Kita Harus Melakukan Nekropsi?
Nekropsi (pembedahan post mortem) unggas adalah sebuah prosedur yang dapat digunakan oleh para dokter hewan, pemilik unggas, ataupun peternak untuk mengetahui sebab kematian dari unggas mereka. 





Dengan menggunakan pisau atau gunting, seseorang dapat melaksanakan nekropsi dasar untuk tujuan mendapatkan informasi diagnostik, sampel untuk pemeriksaan laboratorium, ataupun untuk menjamin kualitas dari kawanan unggas. 

Apabila anda melihat adanya kenaikan mortalitas (angka kematian) ataupun morbiditas (angka kesakitan) pada unggas, nekropsi akan sangat berguna karena dapat memberikan informasi yang lebih tentang keberadaan suatu penyakit tertentu, dan bahkan mungkin untuk kepentingan diagnose. 

Dokter hewan dan laboratorium diagnostik juga akan memberikan anda informasi tambahan tentang teknik sampling dan metode pengangkutan sampel yang tepat untuk keperluan test diagnostik

Pendahuluan
Apabila anda menemukan burung yang baru saja mati atau sedang dalalm keadaan sakit, anda dapat menggunakannya untuk melakukan nekropsi. Burung yang telah mati lebih dari beberapa jam tidaklah disarankan pemakaiannya sebagai specimen diagnostik karena proses dekomposisi alami yang terjadi dalam tubuhnya akan membuat perubahan-perubahan yang mungkin saja dapat dikelirukan dengan lesi patologi yang sebenarnya terjadi.

Apabila suatu specimen tidak bias dinekropsi secara langsung, specimen tersebut haruslah didinginkan (dalam lemari pendingin) hingga waktu melakukan nekropsi. 




Apabila anda memilih untuk melakukan euthanasia pada burung yang sakit, terlebih dahulu anda harus mengamati pola pernafasan abnormal burung, keadaan bulunya, ataupun leleran yang keluar dari hidung ataupun matanya.

Euthanasia
Burung dapat di euthanasia secara manusiawi dengan beberapa metode seperti dislokasi servical (mematahkan leher), menggunakan ruangan yang dipenuhi CO2 , atau injeksi larutan euthanasia seperti potassium chloride atau barbiturate dosis tinggi ke dalam vena atau langsung ke jantung.




Keperluan Nekropsi Dasar

  1. Flat yang permukaannya keras dalam area yang pencahayaannya bagus
  2. Ketersediaannya air dan handuk
  3. Pisau dan gunting
  4. Perlu dipertimbangkan sarung tangan dan masker jika anda mencurigai potensi terhadap penyakit zoonosis (menular ke manusia) sebagai penyebab dari sakit atau kematian.

Melakukan Nekropsi


  1. Basahi bulu dengan larutan desinfektan untuk membatasi penyebaran bulu saat dilakukannya pembedahan.
  2. Tempatkan burung dengan posisi terlentang dan kakinya menghadap ke arah anda.
  3. Pegang kedua kaki dan tekan kemudian jauhkan dari pelvis untuk melonggarkan tulang sendi
  4. Berdirikan bulu-bulu di atas abdomen dan potong dengan gunting atau pisau.
  5. Hilangkan kulit penutup abdomen dan dada (dari leher sampai kloaka).
  6. Periksa otot dada terhadap penurunan massa otot atau kepucatan (anemia), atau memar.
  7. Iris otot abdominal dan potong hingga mencapai begian rusuk tepat pada sisi tulang.

  8. Pegang dan tarik tulang dekat dengan abdomen dan menarik ke atas untuk membuka organ internal dan rongga dada.
  9. Periksa hati dan terhadap perubahan pada ukuran atau perubahan warna, noda-noda putih atau kuning, abses atau tumor.



  10. Periksa kantung udara terhadap peningkatan ketebalan dan perubahan warna menjadi gelap/suram. Permukaan kantung udara yang normal terlihat seperti gelembung sabun atau lapisan kaca yang tipis yang bersih.

  11. Potong traktus gastrointestinal (GI) diantara oesophagus dan proventrikulus.
  12. Hilangkan proventrikulus, ventrikulus (gizzard), usus kecil, usus besar, caeca, dan potong pada kloaka. Pankreas juga akan dihilangkan. Pankreas agak merah muda menggantung disekitar duodenum (bagian dari usus kecil).
  13. Potong segala jenis perlekatan yang terdapat pada usus kecil dan kesampingkan terlebih dahulu organ gastrointestinal (GI). Pada akhir nekropsi, organ-organ ini dapat di buka dan diperiksa terhadap parasit internal.
  14. Selanjutnya, hilangkan hati dan limpa. Perubahan warna hijau dari hati dekat kantung empedu normal ditemukan. Limpa kemerah-merahan mengelilingi organ yang berlokasi pada pertemuan proventrikulus dan gizzard.

  15. Sekarang anda dapat mengamati organ-organ yang berlokasi dekat tulang belakang karkas.
  16. Periksa ginjal yang merupakan organ dengan bentuknya yang memanjang, berlobus, dan melekat pada tulang belakang burung. Dan ovarium/oviduct bagian kiri (atau sepasang testis jika burung berkelamin jantan) yang terletak tepat di atas ginjal.
  17. Paru-paru yang letaknya melekat pada tulang rusuk, dapat dengan lembut dikeluarkan dari rongga rusuk atau pemeriksaan lebih lanjut.
  18. Keadaan permukaan organ jantung juga harus diperiksa untuk melihat kemungkinan terjadinya perubahan warna menjadi lebih suram ataupun terjadinya penebalan organ yang dapat mengacu pada terjadinya perikarditis. Juga perlu diperhatikan adanya cairan berlebih yang mungkin terdapat di antara jantung dan pericardium (membrane yang melapisi jantung).
  19. Selanjutnya, balikkan posisi burung hingga menghadap anda lalu potong sudut paruh burung.


  20. Luaskan daerah pemotongan hingga menembus tenggorokan dan akhirnya turun hingga mencapai jantung.
  21. Periksa permukaan bagian dalam oesophagus dan lalu ambil. Lihat dengan teliti apabila masih tedapat sisa makanan atau parasit (cacing). Apabila permukaan bagian dalam oesophagus terlihat menyerupai handuk, hal itu kemungkinan merupakan indikasi adanya infeksi jamur yang disebut “crop mycosis”.
  22. Selanjutnya potong larynx, trachea, dan syirinx. Pastikan permukaan bagian dalamnya bebas dari mucus yang berlebihan.
  23. Balikkan kembali burung seperti posisi semula yaitu kaki burung menghadap ke arah anda.
  24. Nervus sciatic yang terletak bagian dalam paha atas (terletak tepat dibawah otot) haruslah disingkap dengan kedua kaki. Kedua nervus ini haruslah memiliki ukuran yang sama tanpa adanya pembengkakan. Apabila terjadi pembesaran pada nervus ini, dapat merupakan indikasi terjadinya penyakit marek’s.
  25. Dengan pisau yang tajam, potong persendian lutut dan tumit untuk melihat adanya nanah/pus berwarna kuning/putih, darah ataupun adanya cairan berlebih. Persendian seharusnya terlihat megkilap dan putih dengan hanya sedikit cairan bening dan lengket di dalamnya.
  26. Untuk menemukan bursa fabricius, potong kloaka dan lihat adanya bentukan seperti anggur yang mengarah pada bagian pantat unggas. Semakin tua usia burung, ukuran bursa akan semakin kecil. Ukuran bursa akan semakin berkurang sejalan dengan tercapainya dewasa kelamin burung tersebut.
  27. Potong bursa menjadi 2 bagian, dan anda akan menemukan kerutan-kerutan tersusun paralel satu sama lain pada perumukaan bursa dan akan terlihat warna cream. Catat apabila terdapat perubahan warna ataupun terjadi kebengkakan.
  28. Sekarang kembali pada traktus gastrointestinal, dan mulai dengan proventrikulus lalu dipotong menurut panjangnya. Dinding dalam organ tidaklah rata dan merupakan hal yang normal pada setiap glandula pencernaan.
  29. Potong ventrikulus, intestinal, dan caeca. Perhatikan tampilan dinding mukosa bagian dalam dan keberadaan parasit (cacing), darah, ataupun terjadinya penebalan atau perubahan warna permukaan.
  30. Potong rongga kepala dan keuarkan otaknya
  31. Tempatkan karkas dengan baik dan desinfeksi peralatan dan tempat dilakukannya nekropsi.



Informasi Lebih Lanjut

Hubungi dokter hewan anda untuk informasi lebih lanjut ataupun bagian tubuh lainnya (seperti : otak atau selaput organ) yang anda ingin periksa atau juga untuk informasi mengenai teknik sampling organ yang dibutuhkan pada peneriksaan/uji bacterial dan viral lebih lanjut.
Dasar-Dasar Nekropsi Unggas Dasar-Dasar Nekropsi Unggas Reviewed by kangmaruf on 11:35 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.