Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)

Dewasa ini perkembangan teknologi berkembang pesat dalam bidang kedokteran hewan terutama dalam bidang bedah. 

Salah satu jenis pembedahan yang bisa dilakukan pada hewan jika dibutuhkan adalah pembedahan bagian system digesti. Pembedahan pada daerah ini dilakukan untuk memperbaiki atau mengatasi masalah kesulitan yang terjadi pada alat digesti. 

Karena pada digesti menjadi salah satu titik kerawanan untuk terjadinya penyakit atau kelainan yang dapat membahayakan bagi hewan. 

Namun, juga perlu diingat bahwa pembedahan digesti haruslah sangat hati-hati karena merupakan  yang sangat besar peranannya proses pencernaan dalam tubuh.

Macam-macam pembedahan digesti salah satunya adalah Operasi Perianal Fistula & Fistula Rectovaginalis. Operasi Perianal Fistula & Fistula Rectovaginalis ini penting peranannya dalam hal penanganan jika terjadi kelainan.


Definisi Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis

Perianal Fistula adalah merupakan saluran yang dalam, sangat berkembang dan mengandung nanah pada jaringan perianal. Perianal sering terjadi pada anjing-anjing ras besar. Perianal fistula sering juga disebut perianal sinus, perianal fissure, furunculosis, pararectal fistula anusitis, fistuna-in-ono dan anorectal abses. 

Fistula perianal, juga dikenal sebagai furunkulosis anal adalah kondisi medis serius yang paling sering mempengaruhi anjing Jerman shepperd, tetapi juga dapat terjadi pada ras atau campuran anjing jenis lainnya. 

Perianal mengacu pada daerah yang mengelilingi anus atau penghentian saluran pencernaan. Fistula adalah koneksi abnormal yang terbentuk antara dua jaringan, organ, atau kapal yang biasanya tidak terhubung. 

Pada anjing yang terkena, kondisi ini biasanya berhubungan dengan infeksi di daerah perianal, dan biasanya ada satu atau lebih menguras saluran yang ada.

Fistula Rectovaginalis adalah terjadinya penyatuan abnormal yang terjadi antara dinding dorsal vagina dan bagian ventral rektum, sehingga fungsi vulva sebagai saluran umum untuk saluran urogenital dan gastrointestinal. 

Pengertian lain menyebutkan operasi fistula rectovaginalis adalah operasi yang dilakukan pada tengah-tengah bagian rectum dan vagina yang mengalami penyumbatan karena obstruksi labia baik secara alami atau trauma. 

Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)
Anatomi rectum dan saluran anus.


 
Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)
Perianal sinus tractus dan Fistula pada Anjing

Patogenesis

Proses tejadinya Perianal fistula  kelenjar rektum yang terdapat di kripta antarkolumna rektum berfungsi sebagai barrier terhadap lewatnya mikroorganisme penyebab infeksi yang berasal dari lumen usus ke daerah perirektal. Kelenjar ini mengeluarkan semacam lendir, berguna sebagai pelicin/lubrikasi.  

Saluran ini memiliki klep satu arah agar produksi bisa keluar tapi feses tidak bisa masuk. 

Terhalangnya jalan keluar produksi dari kelenjar ini akibat stasis menyebabkan  kuman dan cairan feses masuk ke dalam kelenjar. 

Feses yang banyak kumannya berkembang biak ke dalam kelenjar, membentuk keradangan yang jadi abses. Abses akan  mencari jalan keluar dan  membentuk semacam pipa yang menembus kulit. Akibatnya, kulit jadi tampak seperti bisul lalu pecah. 

Pecahan ini tidak bisa menutup karena nanah selalu keluar dan tidak bisa kering karena berhubungan dengan feses. infeksi yang pada awalnya masuk melalui kelenjar anal akan menyebar ke dinding otot sphincter anal menyebabkan abses anorektal. 

Abses yang pecah secara spontan, akhirnya meninggalkan bekas berupa jaringan granulasi di sepanjang saluran, sehingga menyebabkan gejala yang berulang. Kondisi ini bisa berlangsung berbulan-bulan hingga bertahun-tahun.

Prosedur operasi Perianal fistula difokuskan untuk menghancurkan lapisan epitel saluran sinus atau eksisi total dari blok saluran untuk menghilangkan jaringan yang sakit dan mencegah kekambuhan penyakit.

Fistula Rectovaginal merupakan adanya saluran abnormal antara bagian bawah usus besar atau rektum dengan vagina. Karena kondisi ini, isi usus bisa bocor melalui fistula sehingga penderita dapat mengeluarkan gas atau tinja lewat vagina. 

Fistula rektovaginal berkorelasi dengan kegagalan lipatan urorectal untuk membelah kloaka embrio dengan benar. Benjolan sinovaginal tidak membentuk pembukaan persisten kloaka dan selama migrasi membawa pembukaan rektum ke daerah vestibular atau bagian lain dari vagina. 

Fistula menghubungkan dinding dorsal vagina dengan bagian ventral rektum, yang sering berakhir sebagai saluran yang tidak berfungsi.

Indikasi Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis

Kebanyakan fistula berawal dari kelenjar dalam di dinding anus atau rektum. Kadang-kadang fistula merupakan akibat dari pengeluaran nanah pada abses anorektal. Penyebabnya sering tidak diketahui. 

Organisme yang biasanya terlibat dalam pembentukan abses adalah Escherichia coli, Enterococcus sp dan Bacteroides sp. 

Fistula juga sering ditemukan pada penderita dengan penyakit tuberkulosis (TBC), devertikulitis, kanker atau cedera anus maupun rektum, aktinomikosis dan infeksi klamidia. 

Operasi perianal fistula juga dilakukan untuk menghilangkan gangguan di anus agar proses gastrointestinal menjadi lancar dan tidak terganggu, mencegah hipofungsi dari anus, mencegah adanya tumor, dan lain-lain.

Indikasi lainnya :
  1. Hewan kesulitan untuk buang air besar dan terlihat kesakitan disertai merejan
  2. Kesulitan kencing dan BAB (pada hewan betina)
  3. Perut terlihat menggembung dan keras karena akumulasi makanan dalam sal cerna yang terlalu lama
  4. Hewan suka mengangkat ekor atau terlihat menggantung karena pada bagian perineal atau rectovaginalis mengalami kesakitan dan beresiko terkena infeksi bakteri fekal.
  5. Terjadinya hipotiroidism 


Anastesi Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis

Anastesi yang digunakan untuk 2 operasi ini adalah dengan menggunakan anastesi umum. Anastesi yang umum digunakan pada anjing dan kucing jika terjadi kasus ini bisa dengan menggunakan Ketamin dan Xylasin dengan pemberian Atropin sebelumnya, dosis anastesi disesuaikan dengan jenis hewan, berat badan, sediaan obat anastesi.

Pada kuda diberikan premedikasi dengan dosis 0,1mg/kg midazolam secara intravena dan kemudian anestesi diinduksi dengan menggunakan 2,2 mg/kg ketamin hidroklorida secara intravena. 

Kemudian anestesi dimaintain dengan pemberian halotan di dalam oksigen dan diberikan secara inhalasi. Kuda dibaringkan dengan posisi sternal recumbency. Diberikan pula 3ml larutan mepivacaine hidroclorida dan diinjeksikan secara epidural serta untuk analgesik diberikan 0,1 mg/kg morfin sulfat dan 2mg/kg ketoprofen.

Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis

Teknik Operasi Perianal Fistula

Pada Anjing

Pembedahan dengan melakukan insisi pada glandula dapat dilakukan untuk mengatasi perianal fistula. 
  1. Teknik operasi dilakukan dengan cara kelenjar anal diirigasi dahulu dengan cairan antiseptik lemah dan dimasukan beberapa potong gauze sponge ke dalam rektum untuk mencegah adanya kontaminasi dari feses. 
  2. Setelah itu glandula anal diekstirpasi dengan menggunakan sebuah grooved director ke dalam kelenjar anal melalui orofociumnya kemudian dibuat sayatan hingga tampak batas-batas glandula dan kantong glandula dipisahkan dengan cara preparsi tumpul. 
  3. Setelah itu lakukan penutupan sayatan menggunakan chromic catgut ukuran 2-0 dan benang nonabsorbable untuk bagian luar dengan pola jahitan simple interrupted. 
  4. Selanjutnya dibuat irisan melingkar disekeliling fistula-fistula yang ada. Bagian tersebut dipisahkan sampai pada bagian spinchter ani dan diusahakan agar spinchter ani dipertahankan. 
  5. Di sekeliling anus lapisan sub-mukosa dari rektum dijahit ke bagian subkutis dengan menggunakan chromic catgut ukuran 2-0 dan mukosa dijahitkan ke kulit dengan menggunakan benang nonabsorbable.

  
Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)
Perianal fistula pada anjing  

Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)
Bedah dengan sayatan

Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)
 Setelah sembuh dari pembedahan

Di bidang bedah veteriner tindakan lain yang dilakukan untuk mengatasi perianal fistula adalah dengan tindakan cyrosurgical atau bedah cyro dan hingga kini pemeriksaan dan studi klinis dilakukan sebagai tindakan penunjang dan evaluasi terhadap cyrosurgical dari segi klinis. 

Sebelum dilakukannya cyrosurgery, hewan dianestesi dengan menggunakan xylazine hydrochorida dan diposisikan dengan strenal recumbency atau lateral recumbency. 

Regio perianal kemudian dibersihkan dan dipersiapkan dengan sebelumnya dilakukan pengambilan material biopsi untuk mengidentifikasi jika ada atau tidaknya tumor disekitar perianal.

Cyrosurgery dilakukan dengan menggunakan sebuah probe yang dinamakan cyroprobe yang disesuaikan ukuran dan bentuknya dengan hewan yang akan menjalani pembedahan. 

Pada kasus ini dilakukan dengan menggunakan model cyrosurgery unit LÄ°MSA MC-3000 digital yang bekerja dengan efek Joule-Thompson dimana unit akan menghasilkan pembekuan elektrik yang dapat diindikasikan oleh termometer digital pada probe serta menggunakan karbon dioksida sebagai agen pembeku. 

Pembekuan pada daerah anal dilakukan bersamaan dengan dimasukannya probe ke dalam anus dan dilakukan juga tindakan protektif pada bagian rektum dengan dimasukan gauze sponge. Perlakuan dilakukan dua kali dengan suhu kisaran -30oC hingga -50oC. 

setelah pembekuan dilakukan pada daerah sekitar anus yang mengalami fistula kemudian ditunggu hingga terjadinya pencairan secara alami dan regio dibiarkan terbuka tanpa pemberian parenteral maupun antibiotik lokal dan tetap dilakukan pemeriksaan setiap minggunya.

Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)
Contoh-contoh probes untuk cyrosuurgical treatment

Pada Kuda

  1. Teknik operasi dilakukan dengan cara mengisolasi dan merestriksi tepi mukosa dengan menggunakan diseksi tumpul hingga ke bagian mukosa yang berbatasan dengan rektum. 
  2. Kemudian mukosa rektum dijahit ke bagian lumen rektum dengan menggunakan polydioxanone ukutan 3 metirc dengan pola jahitan horizontal matress continues. 
  3. Submukosa rektum kemudian ditutup dengan menggunakan pola simple ontinous ke bagian subkutan serta bagian muskulattur dari perianal juga ditutup dengan pola jahitan yang sama. 

 
Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)
Kuda dengan posisi sternal recumbency

Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)
Satu tahun setelah pembedahan, tidak lagi tumbuh fistula


Teknik Operasi Fistula Rectovaginalis

Fistula Recto-vaginal ditangani dengan dua metode. Metode pertama, rektum dan bibir vulvular yang mengalami kelainan ditutup secara individual setelah isolasi dan transeksi fistula. Pembukaan anus direkonstruksi setelahnya. 

Dalam metode kedua, penseksian dari rektum dilakukan hanya pada bagian anterior fistula, bagian rektum yang rusak dipotong dan dijahit pada bagian luar recta dan tepi kulit yang terbuka. 

Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)
Rectovaginal pada anjing betina setelah 1 bulan.


Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)
Fistula rectovaginal pada sapi betina cross breeding.

Perawatan Pasca Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis

Penanganan Perianal fistula dan Rectovaginal fistula harus dengan prosedur yang baik dan harus dengan tingkat sterilisasi yang tinggi karena operasi berhubungan dengan bagian mukosa dari system digesti.

Perawatan pasca operasi dilakukan sesuai dengan kondisi pasien yang ada, jika tidak mau makan bisa dengan pemberian infus, untuk mencegah infeksi berikan antibiotic, untuk menghidari adanya radang bisa diberikan anti inflamasi. 

Kemudian lakukan pengecekan secara berkala terhadap bagian yang telah di operasi agar jika tejadi kelainan bisa terdeteksi dengan baik.

Secara umum perawatan pasca operasi perianal fistula Ada 3 prinsip yaitu :

a.  Terapi Immunosupresif atau Immunomodulatery

Disini ada 2 fase yaitu :

  • Fase Induksi. Untuk mengatasi gejala klinis yang muncul
    • Cyclosporin : 4-8 mg/kg Per Oral diberikan per hari hingga ada pemulihan dari fistula
    • Cyclosporin dan ketokonazol : Cyclosporin 0.5-5 mg/kg secara per oral setiap hari dan ketokonazol 5-7.5 mg/kg per oral perhari 
    • Tacrolimus : diberikan dalam jumlah kecil
    • Prednisone : 2 mg/kg PO perhari  hingga ada pemulihan dari lesi  kemudian 1 mg/kg PO setiap hari
    • Azathioprine : 2 mg/kg PO per hari hingg a ada pemulihan lesi, kemudian lanjutkan 1 mg/kg PO setiap hari 



  • Fase Pemeliharaan. Untuk mencegah terjadinya kekambuhan penyakit.
    • Cyclopsorin dengan atau tanpa ketokonazol. Dosis yang lebih rendah dengan frekwensi pemberina yang jarang untuk menjaga remisi lesi, dan dapat dihentikan
    • Tacrolismus
    • Prednisone 0.5-1 mg/kg dengan frekwensi pemberian yang jarang, dapat dihentikan bila perlu
    • Azathioprine : 1 mg/kg, dapat dihentikan bila perlu


b.  Terapi Diet

Pembatasan Protein novel dan protein yang terhidrolisasi.

c.  Terapi Higeni

  • Jaga daerah tetap kering dan bersih
  • Berikan terapi antibiotik

Perlakuan Pasca Operasi Fistula rectovaginalis

  1. Pemberian Antibiotik, Penicillin-Streptomycin selama 5 hari, I.M
  2. Pemberian NSAIDs, untuk beberapa hari
  3. Pencucian (irigasi) dengan larutan Normal Saline, 2 kali sehari, dikuti pemberian Neomycin Sulphate
  4. Benang (silk) diambil 14 hari post operasi

Pada Kuda

Kuda diberikan antibiotik sebesar 22.000 IU/kg procaine benzylpenicillin secara intramuskular, 1500 IU/kg tetanus antitoxin secara subkutan dan 4mg/kg omeprazole selama masa perawatan pasca pembedahan. 

Pemantauan pasca pembedahan terus dilakukan terutama pada saat kuda defekasi, pemberian magnesium sulfat dan garam secara oral dimaksudkan untuk membuat feses lebih lunak sehingga tidak memperburuk insisi bedah serta penjahitan yang telah dilakukan. 

Pertumbuhan jaringan kulit yang sehat dapat dilihat setelah sembilan hari pasca pembedahan.

Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti)
 Setelah penanganan fistula rectovaginal.

Referensi

Bademkiran, Servet et al. 2009. Congenital Recto Vaginal Fistula with Atresia Ani in a Heifer: A Case Report. Turkey: Dicle University.

Ellison, Gary W. 2009. Perianal Fistulas / Anal Fistulas; A Medical Disease That Sometimes Needs Surgery. Florida: University of Florida.

Kearney, C. M. And P. J. Pollock. 2006. Congenital Perianal Fistula in a Thoroughbred Colt. Short Communications: The Veterinary Record.

Nath, I., V. S. C. Bose et al. 2004. Perianal Fistula in a White Tiger Cub. India: Zoo’s Print Journal 17(1): 690, Orissa Veterinary College.

Pieper, Jason and Lindsay McKay. 2011. Perianal Fistulas. Compendium Continuing Education for Veterinarians: USA.

Salgam, Mehmed and Unit Kaya. 2006. Cyrosurgical Treatment of Anal Sac Fistule in Dogs. Turkey Journal of Veterinary Animal and Science: Tubitak.
Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti) Teknik Operasi Perianal Fistula dan Fistula Rectovaginalis pada Hewan (Bedah Digesti) Reviewed by kangmaruf on 8:33 PM Rating: 5

No comments:

Powered by Blogger.