Teknik Operasi Episiotomy pada Hewan (Bedah Genitalia)
Episiotomy adalah suatu tindakan bantuan persalinan berupa insisi pada perineum yang menyebabkan terpotongnya lapisan selaput lendir vagina, cincin selaput dara, jaringan pada septum rektovaginal, otot-otot dan fascia perineum, serta kulit sebelah depan perineum.
Operasi ini meliputi incisi dari perineum untuk memudahkan kelahiran dan mencegah ruptur perinii totalis.
Tindakan operasi ini bertujuan untuk memperlebar jalan keluarnya janin dan mengurangi terjadinya robekan alami yang akan menimbulkan rasa sakit yang lebih dibandingan dengan luka robekan akibat operasi episiotomy.
Operasi episiotomi dilakukan dengan adanya pendekatan dua indikasi, yaitu indikasi pada janin dan indikasi pada induk.
Operasi pembedahan ini dilakukan berdasarkan dua teknik sayatan, yaitu teknik medial dan mediolateral. Masing-masing teknik memiliki kelebihan dan kekurang tersendiri.
Defenisi
Episiotomy adalah tindakan operatif berupa insisi pada bibir vulva atau insisi pada vulva yang dilakukan dengan membuat irisan ke atas dari bagian dorsal commisura vulva.
Ilustrasi episiotomy |
Episiotomy bertujuan untuk pembedahan vagina, memotong massa pada vagina (untuk ekstirpasi tumor-tumor di daerah vagina), mempermudah memperbaiki vagina ketika terjadi laserasi, memasang catheter pada bagian uretra, untuk memasukan massa ketika prolaps.
Episiotomi dorsal – kateterisasi urethra eksternal (ditunjukkan dengan panah melengkung) dan pemindahan haemangiosarcoma (ditunjukkan dengan panah).
|
Tetapi pada umumnya episiostomi digunakan untuk membantu proses kelahiran neonatus pada kasus distokia.
Lokasi incisi dari episiotomi adalah pada bagian eksternal dari dorsal commisura vulva sampai masuk ke dalam lapisan vagina, melewati urethral tubercle.
Sebelum dilakukan incisi jaringan, vestibular harus dipalpasi dengan jari untuk membedakan urethral tubercle.
Sayatan bedah pada vulva ditandai selama prosedur kandungan ketika vulva mengganggu mutasi atau pengeluaran janin.
Adanya kelahiran per vagina normal melibatkan kontraksi yang intens dan memerlukan dorongan mengejan dari induk hewan tersebut.
Adanya dorongan dari induk yang tidak berpola seringkali menyebabkan adanya robekan pada daerah perineum. Oleh karena itu, episiotomi dapat dilakukan untuk mencegah robekan yang tak beraturan yang mungkin bisa terjadi pada saat kelahiran.
Operasi ini dapat lebih mudah untuk memperbaiki (menjahit) sobekan yang dilakukan pasa saat kelahiran dibandingan dengan sobekan yang terjadi secara alami pada proses kelahiran. Episiotomi dilakukan untuk mencegah peregangan berlebihan dari otot-otot yang dapat menyebabkan prolapsus.
Episiotomi dapat dilakukan ketika kepala janin sudah mulai tampak atau saat adanya penonjolan gluteal yang terdapat pada vulva.
Tarikan lebih lanjut pada kondisi ini akan menyebabkan robeknya vulva. Hal ini biasanya sulit untuk menilai perlunya episiotomi perior untuk presentasi yang sebenarnya dari janin.
Indikasi
Apapun prinsip dilakukannya bedah episiotomi adalah untuk mencegah trauma persalinan pervaginam yang terlalu berat, bagi janin dan induk.
Dasar pemikirannya adalah bahwa sayatan bedah lebih baik untuk pelebaran atau laserasi. Indikasi dilakukannya operasi bedah episiotomi meliputi indikasi pada janin dan indikasi pada induk.
Yang dimaksudkan dengan indikasi pada janin, terjadi apabila janin prematur, presentasi janin bukan belakang kepala (keadaan janin bisa saja berada pada arah muka, ubun-ubun besar, sungsang atau lainnya), janin yang akan dilahirkan dengan ekstraksi cunam atau vakum, adanya insufiensi dari vulva karena hipoplasia dan janin dengan ukuran besar.
Selain itu operasi bedah episiotomi umum dilakukan apabila terjadi kasus distokia, dimana janin terjebak dalam vagina dan susah dikeluarkan meskipun dengan dorongan yang besar.
Sedangkan yang dimaksudkan dengan indikasi pada induk, terjadi apabila tindakan pembedahan tersebut dilakukan untuk mencegah robekan perineum yang berat akibat peregangan perineum yang berlebihan pada saat kelahiran pervaginam spontan maupun dengan tindakan ekstraksi.
Umumnya pada primipara, karena elastisitas jaringan dasar panggul masih kurang, tindakan episiotomi hampir selalu diperlukan.
Selain itu, indukasi pada induk disebabkan pula apabila kekakuan pada perineum induk, adanya jaringan parut pada perineum yang menghambat kemajuan kelahiran, induk memiliki luka bekas hasil jahitan pada kelahiran sebelumnya dan ketika induk melakukan operasi untuk memperbaiki luka perineum atau prolaps uterus yang pernah terjadi sebelumnya.
Tujuan operasi episiotomy
Tujuan dilakukan operasi bedah episiotomi pada induk hewan saat proses kelahirannya, antara lain :
- Mempercepat kelahiran dengan melebarkan jalan lahir lunak
- Mempercepat tekanan pada kepala janin
- Mengendalikan robekan perineum untuk memudahkan proses penjahitan saat penutupan luka hasil sayatan operasi
- Menghidari robekan perineum spontan
- Mempercepat kemungkinan ruptura perineum totalis
- Mengatasi tumor yang ada di vulva dan vagina
- Pembedahan vagina
Keuntungan operasi episiotomy
Adapun keuntungan dilakukannya operasi bedah episiotomi antara lain :
- Merupakan pertolongan saat adanya kasus distokia
- Proses kelahiran lebih mudah karena induk tidak memerlukan tindakan dan usaha mengejan yang besar saat kelahiran
- Janin dapat dilahirkan dengan cepat dalam situasi darurat tertentu
- Episiotomi membuat luka yang lurus dengan pinggir yang tajam, sedangkan ruptura perinii yang spontan bersifat luka koyak dengan dinding luka bergerigi. Oleh karena itu, jahitan akibat sayatan bedah episiotomi lebih mudah untuk diperbaiki atau menjahit robekannya daripada robekan yang terjadi secara alami.
Teknik Operasi
Teknik pembedahan episoitomy dibedakan menjadi dua jenis, yaitu:
1. Episiotomi medial
Teknik pembedahan pada vagina dengan potongan lurus kurang dari satu inci arah anus. Adapun otot-otot yang terpotong saat melakukan operasi episiotomi dengan teknik ini yaitu M. Transversa perinei , M. Bulbocavernosi , M. Bulbococcygeal, dan M. Iliococcygei
2. Episiotomi lateral atau mediolateral
Teknik pembedahan dengan penorehan miring ke satu sisi vagina untuk menghindari otot sfingter anus. Pemotongan diawali dari garis tengah fossa vestibula vagina ke posterior ditengah antara spina ischiadica dan anus.
Sayatan median umumnya mudah untuk membuat dan memperbaiki, tetapi jika robekannya melebar maka tidak memberikan perlindungan apapun untuk anus. Hal tersebut bisa menyebabkan adanya kerobekan pada anus.
Sedangkan sayatan mediolateral umumnya lebih sulit untuk memperbaiki namun memberikan perlindungan terbaik terhadap kerusakan pada sfingter anal dan umumnya paling sesuai dengan tujuan episiotomi.
Pre Operasi
Tindakan awal yang dapat dilakukan sebelum dilakukan operasi episiotomi adalah memeriksa keadaan fisik hewan tersebut.
kemudian hal lain yang harus dilakukan sebelum dilakukan untuk melakukan episiotomi yang tujuannya untuk menangani kasus selain distokia adalah dengan pemberian antibiotik spectrum luas seperti golongan pertama cephalosporin yang diinduksikan 2 sampai 6 jam sebelum operasi.
Kemudian daerah operasi dipersiapkan secara aseptis. Vagina diirigasi dengan cairan antiseptic lemah. Hewan dibaringkan pada bagian ventral dengan feces bisa diberikan enema (urus-urus) sebelum operasi atau dibuat jahitan purse string disekeliling anus.
Berikut ini persiapan alat yang digunakan dalam operasi episiotomy pada anjing :
- Bak instrument steril
- Sepasang sarung tangan steril
- Gunting episiotomi
- Kasa steril
- Spuit 5 ml
- Lidocain 2%
- Aquadest
- Kapas dalam air DTT
Anastesi yang digunakan adalah anastesi lokal, anastesi epidural atau anastesi umum. Apabila episiotomi dilakukan dengan cepat dapat dilakukan anatesi block pada kulit dan muskulus dengan menggunakan lidocaine atau bupivicaine dengan dosis 0,2 mL/ Kg BB. atau anastesi epidural dengan mengunakan 2% procain ayau xylocain.
Bagian perineal diberikan antiseptic seperti iodin povidon atau chlorhexidine. Hewan diletak posisi perianal.
Operasi
Langkah-langkap operasi bedah episiotomi antara lain :
- Hewan dipersiapkan seperti biasa untuk operasi dianestesi dan dibaringkan pada posisi perineal (ventral recumbency).
- Doyen intestinal forceps (clamp tidak merusak jaringan) yang lurus kemudian ditempatkan masing-masing di sisi bibir vulva pada daerah perineal midline (garis tengah).
- Untuk menghindari kontaminasi kiri dan kanan irisan yang akan dilakukan, irisan dibuat dorsal ke arah anus.
- Kemudian irisan dilanjutkan lebih dalam lagi menggunakan gunting steril sampai pada muskulus dan dinding vagina.
- Kemudian amati dan hentikan terjadinya pendarahan dengan menggunakan hemostat, elektrokoagulasi, atau dengan cara pengikatan.
- Setelah semua prosedur selesai, dilakukan penutupan jahitan dengan tiga lapis jahitan.
- Mukosa vagina dijahit dengan 3-0 chomic catgut dengan teknik jahitan simple continuous ataupun interrupted.
- Jaringan subkutan dan muskulus dijahit serupa dan kulit dijahit dengan benang non absorbable dibuka setelah hari ke 7-10.
Menyiapkan daerah yang akan di insisi. |
Meletakkan doyen intestinal forceps pada masing masing sisi daerah insisi. |
Membuat irisan ke dorsal lalu ke arah anus. |
Menjahit muskulus, subkutan, dan kulit. |
Untuk mencegah terjadinya pembengkakan, daerah operasi segera dikompres dan setiap hari dikompres hangat.
Pasca Operasi
Tindakan yang dapatdiberikan kepada pasien untuk mempercepat kesembuhannya pasca operasi, antara lain :
- Setelah perawatan meliputi pemberian antibiotik serbuk secara topikal
- Menjaga kebersihan luka operasi
Komplikasi
Episiotomi dapat menyebabkan nyeri, perdarahan, pembengkakan, memar atau terinfeksi. Hal ini juga dapat terjadi jika sayatan meluas ke rektum atau luka episiotomi tidak dijahit kembali bersama-sama dengan baik.
Perdarahan pada umumnya terjadi pada luka robek yang kecil dan superfigal tidak terjadi pendarahan yang banyak, tetapi jika robekan lebar dan dalam atau mengenai pembuluh darah dapat menimbulkan perdarahan yang hebat.
Referensi
Fubini S and Norm D. 2004. Farm Animal Surgery. Elseiver. St Louis.
Morano, S, Emanuela M, Daniel P, Davide L, Sergion C and Nicolas R. 2006. A randomized comparison of suturing techniques for episiotomy and laceration repair after spontaneous vaginal birth. Journal of Minimally Invasive Gynecology, Vol 13, No 5 : 457-462
Rigi, N, Kerman-saravi F, Saroneh RM and Abedian Z.2011. Cold and Reduced Episiotomy Pain Interfere with Mood and Daily Activity. Shiraz E Medical Journal, Vol. 12, No. 2; 87-92
Scott, JR.2005.Episiotomy and Vaginal Trauma. Obstet Gynecol Clin N Am Vol 32; 307-321
Sudisma, IGN. 2006. Ilmu Bedah Veteriner Dan Teknik Operasi. Pelawa Sari. Denpasar
Teknik Operasi Episiotomy pada Hewan (Bedah Genitalia)
Reviewed by kangmaruf
on
10:47 PM
Rating:
No comments: