KETONURIA
Ketonuria
merupakan kondisi yang ditandai oleh peningkatan konsentrasi benda – benda
keton yaitu asam asetoasetat
(asetoactic acid), aseton, dan asam β-hidroksibutirat yang tertimbun didalam
urin. Secara umum, ketonuria disebabkan oleh peningkatan mobilisasi lemak
karena glukosa yang dibutuhkan sel sebagai energi tubuh tidak tersedia atau
karena sehingga sel menjadikan lemak menjadi energi alternatif namun karena
oksidasi lemak yang tidak sempurna menghasilkan benda keton yang tertimbun
salah satunya di urin. Selain itu penyebab terjadinya ketonuria dapat
disebabkan karena peningkatan ketogenesis
pyang terjadi di hati dan usus (ruminansia) serta terjadi hanya dihati
(non-ruminansia). Kategori jumlah benda keton yang ada dalam darah (keton dalam
darah mencerminkan jumlah keton dalam dalam urin) adalah 0,5 mmol/l. Adapun
beberapa penyakit yang dapat menyebabkan ketonuria terutama pada hewan besar
meliputi :
- Bovine ketosis
Hati
merupakan tempat utama pembentukan badan – badan keton tetapi dalam keadaan
ketosis, hati tidak dapat mengubah badan – badan keton menjadi acetoacetyl-CoA
hal ini desebabkan hati mengalami defisiensi sistem enzim. Biasanya dialami
oleh sapi yang bereproduksi tinggi atau kekurangan pakan serius. Kejadian ini
juga terjadi pada sapi yang mengalami defisiensi mineral dan vitamin. Pada saat
sapi mengalami ketosis maka jumlah benda keton yaitu β-hidroksi butirat sangat
banyak dalam urin (ketonuria). Selain itu, pemanfaatan benda keton oleh jaringa
ekstrahepatik misalnya otot skelet akan sedikit sehingga jumlah benda keton
lainnya yang sangat banyak akan dikeluarkan melalui air susu, urin, dan
respirasi. Tanda tanda sapi yang mengalami ketosis adalah napas berbau aceton
serta produksi susu dan berat badan menurun. Ketosis juga dpat muncul karena
pemberian hijauan berupa silase yang memiliki kadar asam butirat tinggi.
- Pregnancy toxaemia
Merupakan
gangguan konsumsi karbohidrat (glukosa) dalam ransum pada akhir kebuntingan dan
awal laktasi karena nantinya glukosa yang umumnya terjadi pada domba, kambing,
dan sapi (yang dikenal dengan ketosis setelah partus). Pemberian metionin
secara per oral atau injeksi dapat menurunkan pembentukan badan – badan keton,
meningkatkan glukosa darah dan produksi susu. Selain itu perbaikan manajemen
juga berpengaruh seperti : 1) pemberian pakan konsentrat setelah partus, 2)
pemberian hijauan berkualitas baik, 3) menghindari pemberian hay dan silase
yang tinggi asam butiratnya, serta 4) hindari stress
- Bovine hepatic lipidosis (tidak selalu)
- Diet tidak memadai : lemak tinggi/kelaparan
Ketonuria
banyak diderita oleh sapi-sapi yang berproduksi (air susu) tinggi dan
kekurangan pakan. Kasus ketonuria di Indonesia jarang terjadi kemungkinan
karena kurangnya penelitian atau karena berlangsung secara subklinis. Patogenesis
terjadinya ketonuria diawali dari sapi yang dipuasakan dimana lemak dalam tubuh
dimobilisasi/dirombak untuk dijadikan energi sehingga terjadi menghasilkan
produk berupa benda keton dan apabila hal tersebut terus menerus terjadi maka
akan mengakibatkan hiperketonuria. Selain itu, ketonuria juga banyak terjadi
pada sapi-sapi diawal masa kebuntingan dan awal masa laktasi. Gejala klinis
yang dapat diamati pada ternak dengan ketonuria adalah penurunan nafsu makan,
nafasnya tercium khas seperti aseton, dan ternak tampak lesu. Pada pemeriksaan
klinik terjadi peningkatan kadar benda keton total yang normalnya 20 mg/dL
menjadi 1000 mg/dL.
Adapun
macam – macam cara pemeriksaan benda keton meliputi :
a) Pemeriksaan
cara Rothera
Prinsip
: Na-nitroprusia dalam suasana alkalis yang dapat mereduksi aseton dan asam saseto-asetat
dan memberi warna biru. Reaksi Rothera sensitif terhadap asam aseto-asetat maka
pengerjaan uji ini harus segera.
b) Acetest
tablet
Prinsip
: asam aseto-asetat dan aseton dalam urin akan membentuk komplek berwarna
dengan nitroprusida. Na-posphat diperlukan untuk mmberi pH optimal sedangkan
laktosa digunakan untuk meningkatkan kualitas warna.
c) Ketostix
Prinsip
: sama dengan tablet acetest
Pengobatan
(terapi)
a) Pemberian
larutan glukosa 50% sebanyak 500 ml secara IV : tujuannya untuk meningkatkan
kadar glukosa dalam darah
b) Penyuntikan
hormon insulin
c) Pemberian
glukokortikoid
Pencegahan
:
a) Memberikan
pakan yang palatable yang akan menstimulasi pasokan bahan kering dan energi.
b) Pemberian
niacin dalam ransum selama 2 minggu sebelum melahirkan sampai dengan 10 hari
setelah melahirkan.
c) Penambahan
molases dalam pakan pada sapi di beberapa minggu laktasi.
d) Pemberian
hijauan yang berkualitas.
e) Pemberian
pakan konsentrat setelah partus
f) Menghindari
pemberian hay dan silase yang tinggi asam butiratnya
g) Hindari
stres
KETONURIA
Reviewed by kangmaruf
on
11:33 PM
Rating:
No comments: